chapter 1 Home

608 61 4
                                    

Hoseok sampai di korea pada sore hari begitu melelahkan karena menghabiskan waktu di udara, dia masih dendam pada atasannya ingin sekali hoseok membunuh jonathan. Tapi itu tak mungkin karena hoseok nanti tak akan mendapatkan uang.

Pemuda berkaki jenjang itu menyeret koper tak lupa memakai masker dan topinya, ternyata musim semi ini lumayan panas untung hoseok memakai celana pendek.

Satu mobil hitam berhenti di depannya, ya siapa lagi jika bukan bodyguard dari sang atasan. Harusnya kau bersyukur hoseok namun si manis itu terlanjur benci.

"Wellcome tuan jung, mr.Jonathan mengutus ku untuk menjaga mu selama di korea." Ucapnya dengan senyuman manis.

"Oh ya terima kasih, siapa namamu?" Tanya hoseok.

"Nama ku yoon jisung tuan, aku berasal dari wonju." Jawab jisung.

"Wonju? Ah masih di korea ternyata, tapi kenapa kau bisa kenal dengan manusia kejam itu?" Hoseok berbicara tanpa beban.

"Hahaha, meski dia kejam tapi masih mempunyai hati nurani kan? Aku di suruh oleh ibu karena hanya pekerjaan ini yang bisa ku dapat." Cengir jisung.

"Ya kau benar sih, ah begitu. Antar kan aku ke rumah lama saja, jangan pergi ke Gangnam tapi kita pergi ke myeongdong." Hoseok menatap jalanan yang ramai oleh orang-orang.

"Rumah lama? Maaf tuan, aku tak tau dimana rumah lama mu?" Jisung menciut takut di marahi.

"Santai saja, ikuti arah yang ku sebut." Hoseok membalas dengan senyuman.

"Baik tuan!" Jisung mempercepat mobilnya.

Butuh waktu lumayan lama sekitar 1 jam menuju rumah lama hoseok, jisung menurut apa kata pemuda di belakang nya. Kata hoseok belok tentu dia belok hingga satu rumah terlewat, lalu rumah lain terlihat jantung hoseok berdetak cepat.

Hatinya gelisah mengingat kejadian 15 tahun yang lalu, dimana dirinya di tinggalkan oleh kedua orang tua nya. Hati hoseok meringis membuka pintu mobil dengan perlahan, kakinya lemas mencoba mengatur nafas agar normal kembali.

Jisung mengeluarkan koper milik hoseok dan menyeretnya mendekat ke arah hoseok, dia menatap rumah lama hoseok yang terurus itu sepertinya selalu ada orang yang membersihkan rumah itu.

Ayah ibu aku kembali, aku mempertahankan rumah ini agar kenangan kita selalu bersama. Aku memperkerjakan orang untuk menjaganya, aku tak mau menjual atau merobohkan nya. Aku hanya ingin rumah ini berdiri agar kenangan manis kita tak hilang. Batin hoseok

"Tuan jung, mari masuk." Ajak jisung karena lumayan pegal berdiri.

Hoseok melirik pada jisung dan terkekeh.

"Maafkan aku, seharusnya aku yang menyuruh mu masuk. Aku terlalu emosional saat melihat rumah lama ini haha." Hoseok masuk bersama jisung.

Perasaan sedih itu memang sudah hilang, namun selalu kembali saat hoseok mengingat semua kenangan bersama orang tua nya.

Menaruh koper besar itu di samping sofa, jisung yang melihat rumah ini begitu nyaman. Ruang televisi yang beralas kain beludru dengan banyak poto hoseok saat kecil, dan juga warna chat coklat hitam putih yang menyejukkan.

"Oke aku harus pergi tuan, jika kau butuh sesuatu hubungi aku saja. Dan kau akan tetap di sini selama misi mu selesai kan? Aku hanya takut kau tiba-tiba ingin tidur di hotel." Melirik pada hoseok.

"Tidak kok, aku akan tetap di sini. Soal jadwal sehari-hari ku nanti akan di kirim lewat email, terima kasih untuk hari ini yoon jisung!" Hoseok tersenyum menyalami tangan jisung.

"Iya tuan jung, sama-sama." Jisung tersenyum dan pamit pergi.

Hoseok duduk di sofa sambil menatap seluruh ruangan rumahnya, terima kasih untuk sang bibi yang mau mengurus rumah hoseok selama ini. Hoseok begitu amat berterima kasih sekali, karena tak ada satu pun yang berubah.

Assassino(Sope) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang