chapter 15 ending

472 38 9
                                    

MAAF  KALO TULISAN NYA AMBURADUL


****

Pagi hari yang cerah dan sudah dua minggu terlewatkan oleh ketiga manusia ini, pemuda tampan dan tinggi itu berjalan ke arah dapur untuk mengecek bahan-bahan makanan.

"Baiklah, aku akan membuat sandwich strawberry pagi ini." Namjoon tersenyum dan bersiap membuat sarapan.

Sedangkan di kamar lain terlihat satu keluarga yang asik terbaring, dengan anak kecil berumur 3 tahun itu sedang di dekap oleh orang tua nya.

Saat ini di rumah besar itu terdapat 4 orang yang tinggal, namjoon begitu telaten dan hati-hati menaruh strawberry di roti itu.

Membungkusnya dengan plastik makanan, dan memotong roti yang sudah terisi krim serta strawberry. Nampak begitu cantik dia tersenyum bahagia dan menyajikan nya di meja.

Suara dering ponsel terdengar lalu namjoon mengangkat telpon itu.

"Halo joon, kau sedang apa?"

"Halo hwasa, aku sedang memasak sarapan. Ada apa pagi-pagi menelpon tumben sekali?"

"Wah bolehkah aku ikut bergabung? Tidak ada sih, aku hanya iseng saja. Tapi sepertinya aku merindukan mu!"

"Tentu mampirlah ke rumah, yang lain juga belum bangun kok akan ku buatkan satu lagi untukmu. Jangan mulai deh, aku sedang tak mood untuk bercanda."

"Baiklah aku pergi sekarang, dasar koala dingin!"

Namjoon menutup telpon nya dan kembali membuat sandwich itu, hwasa adalah sahabat hoseok yang memang dalam dua minggu ini tertarik pada namjoon.

Ku beritahu lagi jika namjoon sudah sembuh dari lumpuhnya, meski begitu namjoon tetap berada di lingkungan keluarga hoseok. Mungkin dalam waktu sebulan ini mereka berempat akan pindah ke milan, karena yoongi mulai membangun perusahaan di sana. Dan namjoon akan menjadi sekretaris sahabatnya itu.

"Semuanya ayo bangun dan sarapan!" Teriak namjoon pada kamar di bawah tangga.

Sontak jimin kecil terkejut mendengar suara besar namjoon, dia menggeliat lucu dan membuka matanya sambil terduduk di ranjang. Tak ada yoongi di sana kemana ayah kesayangan nya itu?

"Ayah!" Panggil jimin.

Hoseok yang baru saja bangun terduduk sama menggemaskan nya seperti jimin, dia melirik ke arah kamar mandi yang ternyata yoongi sedang membersihkan diri.

"Ayah sedang mandi, kita keluar duluan yu. Paman namjoon sudah menunggu loh!" Ajak hoseok.

"Ung? Okay!" Pekik nya menatap sang papa gemas.

Hoseok terkekeh dan pergi menuju dapur terlihat namjoon yang sudah duduk di sana, bersama dengan hwasa yang ribut minta di suapi.

"Aaa namjoon, ayolah suapi aku. Lihat aku sampai belepotan seperti ini, bisa tolong kau seka krim di bibir ku!" Ucap hwasa memandang namjoon.

"Hhhh.. masih untung ku ijinkan kau kemari, jangan berharap lebih padaku hwasa aku masih menyukai pria." Menyeka dengan pelan krim di bibir hwasa.

"Cih! Baiklah, paling tidak aku masih bisa melihat mu sebelum kau tinggal di milan. Kita bisa bersahabat kan?"

"Tentu saja." Ujar namjoon.

"Baiklah sahabat ku yang tampan, tolong suapi aku sarapan buatan mu ini." Cengirnya.

Namjoon memandang hwasa malas dan menyuapi roti itu, hoseok dan jimin terkekeh saat menghampiri mereka sambil duduk di kursi.

"Kenapa kalian tidak menikah saja? Untuk apa bersahabat jika hwasa mencintaimu joon?" Tanya hoseok.

Assassino(Sope) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang