1 Kencan Buta

6.3K 643 47
                                    

"Jadi kakak akan berkencan buta dengan wanita malam ini? Pantas kelihatan tampan sekali!" Adrian menggoda kakaknya sambil meminum secangkir cappucino hangat yang ibunya buatkan. Wenny ikut tersenyum senang ketika melihat putra pertamanya sudah memakai kemeja dan celana bahan dengan sangat rapi.

"Jangan banyak bicara!" Ketus Bryan.

"Memangnya dengan siapa kakak akan berkencan?" Adrian bertanya lagi dengan penasaran.

"Kamu tahu Kania? Anaknya tante Lia yang sekampus sama kamu di Amerika? Kalian kenal bukan? Kakakmu akan segera menikah dengannya." Ujar Wenny bersemangat.

"Ka--Kania?" Adrian sedikit terkejut ketika nama mantan kekasihnya itu diucapkan. Ada sedikit rasa yang mengganjal. Kania akan menjadi iparnya? Oh Tuhan, apa-apaan ini?

"Kania sangat cantik kan, Adrian? Kakakmu pasti menyukainya." Wenny kembali menimpalinya. "Dia tidak hanya cantik, tapi juga wanita cerdas dan berkelas."

"Aku pergi sekarang." Bryan yang sudah malas dengan percakapan adik dan ibunya langsung pergi meninggalkan rumah. Cerdas dan berkelas? Pasti ibunya hanya mengarang cerita. Sebentar lagi dia akan melihat seberapa cerdas dan berkelas wanita itu. Palingan dia hanya wanita manja yang suka menghamburkan uang orangtuanya.

Bryan akan menemui Kania di sebuah resaturant bintang lima yang menyajikan makanan-makanan Prancis. Katanya itu favorite Kania. Entah kenapa seleranya bisa sama seperti istrinya yang telah lama meninggal.

Tapi Bryan tidak akan termakan dengan hal kebetulan itu. Raysa tidak akan tergantikan. Bryan tidak akan menaruh hati kepada wanita manapun sampai dia meninggal. Bryan akan melakukan segala cara agar Kania meninggalkannya dan meminta cerai. Pernikahan mereka terjadi hanya demi menuruti permintaan ibunya. Tidak lebih dari itu.

Bahkan jika bisa, Kania harus membatalkan pernikahan mereka. Pejodohan bodoh ini!

"Untuk pertemuan pertama kita, aku akan memberinya kejutan." Ujar Bryan dengan senyuman smirknya.

*****

Kania merapikan rambutnya di kaca kamar mandi restaurant, seraya memandangi tubuh rampingnya yang dibalut gaun squin ketat tanpa lengan berwarna coklat muda yang ia pakai.

"Penampilanmu sangat luar biasa sexy, Kania!" Lirihnya seraya meraba setiap jengkal tubuhnya sendiri dengan bangga. "Pria itu akan tertarik padamu! Kamu harus berhasil mendapatkannya untuk balas dendam kepada Adrian!"

Keluar dari kamar mandi, Kania terfokus kepada ponselnya yang tiba-tiba berdering. Terlihat nama Bryan Leanders sebagai pemanggil.

Dan entah mengapa, dadanya spontan berdebar kencang. Apa dia sedang gugup? Seorang Kania yang sudah terbiasa menolak ratusan lelaki, sedang gugup hanya karena seorang duda? Itu sungguh memalukan!

"Kania ingatlah jati dirimu! Kamu itu wanita yang cantik, sexy, pintar, punya banyak pengagum." Gerutunya dengan bibir mengerucut. "Masa luluh dengan seorang duda yang bahkan belum kamu lihat tampangnya?"

Setelah menarik nafas panjang berkali-kali, akhirnya Kania memberanikan diri untuk mengangkat panggilan itu. "Ya?" Ujarnya dengan ketus.

"Dimana? Aku udah di meja yang orangtua kita pesan."

"Sebentar lagi aku sampai sana." Ujar Kania seraya menutup panggilan. Sebelum berjalan menuju meja yang Bryan maksud, ia kembali menarik nafas berkali-kali untuk menetralkan kegugupannya.

"Kamu telah merendahkan prinsipmu sebagai wanita yang elegant dan percaya diri! Mari kita lihat pria yang telah membuatmu seperti ini! Jangan sampai dia pria berkacamata dan bertubuh kurus tak terurus! Rambut acak-acakan dan tak pernah mandi! Bau jigong! Apa kata dunia jika suami seorang Kania, sangatlah buruk rupa?"

Sexy Matchmaking Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang