"Udah deh, nggak usah ukur-ukur! Tubuhku itu proporsional! Bisa pakai gaun apa aja! Kamu nggak lihat?!" Kania berteriak kepada Bryan dengan frustasi saat ia terus saja diminta mencoba beberapa gaun.
Sudah dibuat marah karena perbuatan pria itu, ditempat fitting ia harus kembali dibuat marah karena ternyata fitting gaunnya bersamaan dengan Adrian dan Ellena. Habis sudah emosinya terkuras.
"Kania, kamu kenapa sih kekanakan banget? Seharian terus saja berteriak! Memalukan! Tidak semua orang tahan dengan sifat kamu!" Suara Adrian tiba-tiba terdengar untuk menyahuti percakapan Kania dan Bryan. Sedangkan Ellena hanya diam ditempatnya dengan tatapan sinisnya.
"Kamu memiliki hak apa untuk mencampuri hubungan kami?" Kania membentak mantan pacarnya itu dengan lantang. "Beritahu adikmu Bryan, dia tidak punya hak untuk ikut campur dalam hubungan kita!"
"Diamlah Adrian, aku sudah memperingatimu." Bryan mendesis pelan kepada adiknya.
"Lagipula kamu tidak tahu alasan kenapa aku marah kepada kakakmu bukan? Jadi jangan sok ikut campur!" Kania berteriak kesal hingga matanya berkaca-kaca
"Kita selesaikan masalah kita nanti setelah pulang dari sini. Sekarang cobalah dulu satu gaun yang kamu suka untuk tema pernikahan kita." Bryan mengusap rambut Kania dengan penuh kelembutan. Pria itu juga menyeka airmatanya yang tiba-tiba terjatuh.
Ia sengaja bersikap lembut kepada Kania, berharap kemarahan wanita itu reda. Bryan paham dan tidak menyalahkan. Ini semua karena kelakuan bangsatnya semalam.
"Ingin sekali aku mencakar wajahmu!" Sentak Kania dan Bryan hanya diam dengan rasa bersalahnya.
"Ayolah, nanti kita bicarakan lagi. Tentukan saja tema pernikahan yang kamu mau, ukur tubuhmu, lalu pulang." Bryan masih berusaha sabar.
"Aku mau tema pernikahan Cinderella! Aku mau semua dekorasi pakai mawar biru, jas kamu warna biru, gaun kita warna biru! Semuanya biru!" Ujar Kania seraya melirik Ellena yang memasang tampang tak suka. Ellena benci warna biru. Karena itulah Kania sengaja meminta warna biru untuk tema pernikahannya.
"Tap..." Perkataan Adrian berhenti ketika Bryan langsung memotongnya.
"Kalian mengalah. Untuk acara pertunangan kita mengikuti tema kalian kan, sekarang gantian." Ujar Bryan singkat, lalu menarik Kania pergi menuju para pelayan butik untuk merekomendasikan gaun pernikahan yang cocok dengan tema.
Kania tersenyum seketika. Bryan membelanya dihadapan mereka? Bryan lebih memihaknya tanpa basa-basi? Entah ini karena rasa bersalahnya atau apa, Kania tidak peduli. Yang pasti Kania akan memanfaatkan kelemahan Bryan untuk menuruti kemauannya. Dia juga harus dihukum karena menodainya seenak jidat! Kania tetap tidak terima!
"Mbak, ukur saja dulu tubuh calon istriku. Bilang ke atasan kamu, jika aku mau satu gaun ekslusif yang di desaign Ibu Cherry Prawira. Katakan saja jika ini permintaan Bryan Leanders. Cherry akan dengan senang hati melakukannya."
"Bryan, kamu meminta designer ternama itu dengan seenak jidat? Kamu benar-benar ya! Mana dia mau?"
"Bahkan jika aku meminta Cherry untuk menyuapiku makan sekalipun, dia akan bersedia."
"Jangan bilang kamu gigolo? Kamu selingkuhan Cherry, designer terkenal itu?"
"Dasar bodoh!" Bryan menoyor kepala Kania, lalu membawanya pergi setelah ia selesai diukur dengan pelayan yang sedari tadi tersenyum melihat tingkah keduanya. Pelayan itu tahu betul siapa Bryan dan apa hubungan dia dengan bossnya.
"Bryan jawab! Apa hubungan kamu dengannya? Sudah kubilang aku tidak suka pria yang suka berselingkuh bukan?"
"Apa ya?" Ujar Bryan seraya mengedipkan sebelah matanya.
"Tanyakan sendiri. Dia akan datang di pernikahan kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sexy Matchmaking
RomanceDijodohkan oleh orang tua, membuat Bryan si duda dingin, dan Kania si perawan agresif terpaksa menikah tanpa cinta dan kecocokan. Selain Bryan yang gagal move on setelah istrinya meninggal, ternyata Kania merupakan mantan dari adik Bryan yang pernah...