5

482 51 3
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🍁 Shori malas

Aku mengikuti sekolah ua sangat malas apalagi ini sekolah pahlawan padahal aku tidak ingin menjadi pahlawan sama sekali. Aku punya impian sendiri dan tidak terlalu mengagumi all might menurutku itu keren namun aku tidak tertarik.

Aku membuka komik milikku dan mulai membaca dimana terakhir kali aku membaca. Komik aku dirampas kulihat ternyata itu endevor benar-benar menyebalkan.

"Kau ingin terbunuh saat menjadi pahlawan apabila kerjaanmu hanya membaca hal yang tidak berguna ini!" Kesal Endevor.

"Sejak kapan aku setuju menjadi seorang pahlawan?" Tanyaku.

"Kau putraku kau harus menjadi pahlawan." Ucap Endevor.

"Aku memang putramu namun kau tidak berhak mengatur jalan hidupku!" Kesalku.

"Anakmu ada lima dan salah satu anakmu mati karena keegoisanmu jadi berhentilah mengaturku!" Sarkasku.

Aku keluar kamar dan langsung membanting pintu kamarku begitu saja. Terserah aku tidak peduli dengan kehadiran endevor dan apabila dia berhenti membiayai hidupku aku masih bisa mencari pekerjaan paruh waktu.

Aku ke ruangan latihan disana shoto dan aku hanya melihat saja lalu mengeluarkan sedikit kekuatan apiku dengan cepat melemparkannya kepada shoto. Shoto membalasku menggunakan kekuatan esnya dan kami berdua malah bermain-main.

Beberapa minggu kemudian banyak peristiwa terjadi dan paling mengejutkan tentang shoto yang menggunakan apinya untuk melawan orang lain. Disana endevor berteriak sangat kencang dan aku yang kesal langsung memukulnya.

Saat ini aku berada di ruangan latihan duduk santai ingin mengendalikan kekuatan esku dan aku mulai sedikit mengeluarkan kekuatan esku namun entah kenapa tangan kananku terasa membeku.

"Hah hah hah ayo keluarlah kekuatan api." Ucapku.

Aku mencoba mengeluarkan kekuatan apiku tapi tidak keluar sama sekali dan aku merasakan suhu tubuhku semakin dingin. Kekuatan esku mulai menguasaiku ini tidak baik untukku.

Aku bangun dan berjalan tertatih-tatih menuju ke kamar shoto untuk meminta bantuannya keadaan rumah sepi. Semua orang keluar kecuali aku dan shoto tiba di kamar shoto ternyata dia tidak ada.

Aku mengatur nafasku merasakan perasaan dingin semakin menyiksaku dan perlahan-lahan pandanganku menggelap.

Shoto pulang dari supermarket tadi dia pergi membeli makanan kesukaannya yang habis di kulkas dan tidak mengajak aku karena tadi aku izin berlatih.

✔️ Todoroki Shoto Twins (oc male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang