6

370 48 21
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🌗 Shoto

Kami harus masuk asrama karena kejadian tentang penculikan bakugou katsuki tidak ada bantahan dari kami berdua. Aku hanya meminta untuk satu kamar bersama shori saja tidak lebih.

"Niichan akan melakukan hal yang sama apabila aku diculik oleh villain?" Tanya Shori.

"Iya." Ucapku.

"Bosan disini." Keluh Shori.

"Kekuatan esmu bagaimana?" Tanyaku.

"Sedikit bisa aku kendalikan mungkin." Ucap Shori.

"Kita akan menghadapi ujian lisensi kepahlawanan sementara. Karena kejadian kita seenaknya menyusup untuk menyelamatkan bakugou." Ucapku.

"Itu niichan saja kalau aku kan tidur di rumah." Ucap Shori.

"Aku ajak kau tidak mau sih." Ucapku.

"Aku mager sekali niichan." Ucap Shori.

"Setiap hari kau mager terus shori." Ucapku.

"Hehehe." Tawaku.

Shori bangun dan langsung duduk di pangkuanku sementara aku mengelus surai rambut shori. Aku masih mengingat jelas tentang kejadian satu minggu lalu kekuatan es shori akan membunuhnya kalau aku sedikit saja terlambat.

"Shori lebih baik kau gunakan kekuatan api saja." Ucapku.

"Aku ingin menggunakan kekuatan kaachan juga." Ucap Shori.

"Itu terlalu berbahaya untukmu." Ucapku.

"Aku mengerti dan aku akan mengontrol emosiku agar kekuatan esku bisa dikontrol secara sempurna." Ucap Shori.

"Jangan memaksakan dirimu ok." Ucapku.

"Iya niichan." Ucap Shori.

Aku menaruh kepalaku diatas kepala shori memeluk tubuh shori sangat erat. Sejak kecil aku berusaha melindungi shori entah dari endevor atau apapun itu. Aku ingin menjadi seorang kakak yang melindungi adiknya.

"Shori kiss dong." Ucapku.

Shori menarik kerah bajuku dan mencium bibirku sekilas membuat aku tersenyum akan hal itu. Aku membalasnya dengan mencium sekilas bibir shori. Aku terbiasa melakukan itu terhadap shori walaupun fuyumi sering melarang kami berdua.

"Shori terimakasih ya." Ucapku.

"Untuk apa niichan?" Tanya Shori.

"Aku bisa bertemu kaachan lagi tanpa rasa bersalah." Ucapku.

"Itu bukan salahmu niichan. Kaachan lebih bahagia sekarang dibandingkan sebelumnya." Ucap Shori.

"Aku heran kenapa neechan melarangku mencium bibirmu sih?" Heranku.

"Entahlah aku tidak mengerti padahal itu menunjukkan kasih sayang saja." Ucap Shori.

"Shori kau memakai sampo anak-anak lagi ya?" Tanyaku.

"Iya aku benci sampo dewasa." Ucap Shori.

"Aku juga suka sampo anak-anak." Ucapku.

"Niichan nanti peluk aku saat tidur ya." Ucap Shori.

"Yah aku akan memelukmu sangat erat." Ucapku.

Pintu kamar terbuka ada beberapa teman melihat kami berdua aneh. Aku menggendong shori di depan dan mereka semakin melihatku aneh.

"Kenapa adikku atau aku salah dalam berpenampilan?" Tanyaku.

"Tidak kami hanya ingin melihat kamarmu saja todoroki." Ucap Kaminari.

"Oh silahkan." Ucapku.

Mereka menatap kamarku dan shori kagum mungkin karena rapih mungkin saja. Aku dan shori terbiasa membersihkan kamar sejak kecil.

"Kamar kalian berdua rapih sekali berbeda dengan kebanyakan kamar anak laki-laki." Ucap Uraraka.

"Aku dan shori memang sering membersihkan kamar saja." Ucapku.

"Ada peralatan memasak juga disini." Ucap Kirishima.

"Itu shori bisa memasak." Ucapku.

"Eh kau bisa memasak shori-chan?" Tanya Tsuyu.

"Hm aku bisa memasak." Ucap Shori.

"Di kelas kita banyak anak kembar ya." Ucap Lida.

"Ya benar itu." Ucap Kirishima.

"Kita ke kamar selanjutnya!" Pekik Kaminari.

Mereka keluar kamar dan aku memperhatikan saja apa yang mereka lakukan. Aku menutup kamarku merasakan bahuku berat pasti shori tertidur.

Aku menidurkan shori di kasurnya namun shori tidak ingin lepas dariku jadi aku tidur di sebelahnya. Luka shori harusnya tidak ada cuma karena dulu dia ceroboh ada luka bakar yang sama sepertiku.

"Suhu dinginmu meningkat shori." Ucapku.

Aku mengeluarkan sedikit apiku dan menggenggam tangan kanan shori sangat erat agar dia sedikit hangat. Suhu tubuh shori kembali normal aku tersenyum melihat mulut shori terbuka.

"Kau kejar impianmu shori di luar negeri. Aku akan melepaskanmu kemanapun setelah lulus dari ua." Ucapku.

"Izinkan aku melindungimu disini. Aku tidak bisa terus mengekangmu untuk selalu berada di sampingku." Ucapku.

Aku menutup mulut shori dan memeluk tubuhnya sangat erat. Shori bersembunyi di ketiakku membuat aku terkekeh geli.

"Padahal aku belum mandi shori." Ucapku.

"Niichan wangi." Gumam Shori.

"Buatkan aku sarapan makanan favoritku." Ucapku.

"Laksanan niichan." Gumam Shori.

"Susu cokelatmu habis tidak shori?" Tanyaku.

"Habis." Gumam Shori.

"Makanya jangan terlalu banyak minum susu." Ucapku.

"Susu cokelat itu nikmat niichan." Gumam Shori.

"Tidur saja shori." Ucapku.

"Baju hitam niichan aku pakai ya." Gumam Shori.

"Pakai saja." Ucapku.

Aku mengelus surai rambut shori membuatnya semakin bersembunyi di ketiakku.

🌗 Senang melihat shori manja

Mix Twins

~ 21 November 2022 ~

Cepat update kouta habis

✔️ Todoroki Shoto Twins (oc male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang