You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.
Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.
Happy reading
🍁 Shori tidak mau
Aku menatap langit kamar rumah sakit kondisiku kembali drop. Kekuatan esku berulah karena aku terbawa emosi melihat shoto terluka di medan pertarungan.
Aku dan shoto terpisah saat pertarungan berlangsung, karena aku harus menyelamatkan warga kota sementara shoto ke lini depan pertarungan. Aku bangun dan ingin ke kamar dimana shoto dirawat. Aku mendengar hampir semua teman sekelas terluka yang paling parah itu midoriya.
Aku membuka kamar shoto disana ada dia sendirian. Aku menghampirinya dan mengelus pipinya membuat shoto terbangun.
"Niichan sudah membaik?" Tanyaku.
"Sudah." Ucap Shoto.
Aku membuka telapak tangan kanan shoto dan menaruh kepalaku disana. Pintu ruangan terbuka saat ada seseorang menarikku dari shoto aku mengeluarkan sedikit kekuatan esku.
"Shori jangan!" Cengah Shoto.
"Mau disini tidak mau kembali ke ruang rawat!" Protesku.
"Keadaanmu masih belum pulih shori." Ucap Natsuo.
"Mau di dekat niichan!" Pekikku.
"Ok di dekat shoto dan hilangkan kekuatan esmu." Ucap Fuyumi.
Aku menghilangkan kekuatan esku dan memeluk tubuh shoto sangat erat. Aku tidak mau berpisah dengan shoto sama sekali.
"Touchan bagaimana?" Tanya Shoto.
"Dia sudah bangun." Ucap Natsuo.
"Aniki jahat." Ucapku.
"Yah kita semua tidak menyangka aniki akan seperti itu." Ucap Fuyumi.
"Langkah selanjutnya bagaimana?" Tanya Shoto.
"Entahlah." Ucap Natsuo.
"Kalian tidak ingin menemui touchan?" Tanya Fuyumi.
"Aku sudah mendengar kabarnya kalau dia baik-baik saja jadi bagiku itu tidak masalah." Ucapku.
"Astaga kalian benar-benar tidak khawatir pada ayah kalian sendiri." Ucap Fuyumi.
"Tidak." Ucap kami bertiga.
"Kalian semua anak-anak nakal dasar."
Aku menatap kearah depan disana ada rei membuat aku tersenyum lebar. Aku melepaskan pelukan dan langsung memeluk tubuh rei sangat erat.
"Kita temui ayah kalian bersama-sama dan membicarakan soal permasalahan touya juga." Ucap Rei.
"Aku malas." Ucapku.
"Kita bersama-sama kesana saja." Ucap Fuyumi.
Kami semua ke kamar rawat endevor kulihat dia terluka namun aku tidak peduli sama sekali. Aku mendengarkan ucapan mereka semua tentang rencana selanjutnya. Aku tidak dilibatkan hanya shoto dan endevor saja.
"Kalian tidak melibatkan aku lagi?!" Protesku.
"Ini terlalu berbahaya shori." Ucap Endevor.
"Aku tahu. Setidaknya aku bisa menjadi umpan agar kalian bisa melancarkan teknik terkuat untuk mengalahkan aniki." Ucapku.
"Aku tidak setuju usulanmu shori!" Protes Shoto.
"Kita lakukan semua hal agar bisa mengalahkan aniki demi kedamaian juga kan. Kalau bisa kita bawa dia kembali ke sisi kita." Ucapku.
"Tetap saja itu berbahaya apalagi kau temperamental shori." Ucap Endevor.
"Gen anda ya jangan salahkan aku!" Kesalku.
"Ya aku tahu." Ucap Endevor.
"Tapi aku ingin bertanya satu hal." Ucap Shoto.
"Tentang apa shoto?" Tanya Rei.
"Kok aku dilarang mencium bibir shori sih?" Heran Shoto.
"Iya padahal kita bersaudara!" Protesku.
"Jangan bilang kalian masih mencium bibir satu sama lain seperti saat kecil dulu?" Tebak Rei.
"Iya." Ucapku dan shoto.
"Neechan kau kasih makan apa sih mereka berdua kepolosannya benar-benar belum ternodai." Ucap Natsuo.
"Kau yang mengatakan jangan membiarkan mereka melihat film dewasa." Ucap Fuyumi.
"Aku mau menonton film dewasa dong!" Pekikku.
"Tidak!" Pekik Semuanya kecuali shoto.
"Niichan!" Rengekku.
"Aku juga belum pernah menonton film dewasa." Ucap Shoto.
"Kita menonton bersama-sama yuk!" Ajakku.
"Boleh juga." Ucap Shoto.
"Niisan traktir kalian apapun setelah keluar dari rumah sakit tapi jangan menonton film dewasa ya." Ucap Natsuo.
"Ok!" Pekikku dan shoto.
"Kenapa kalian melarang shoto dan shori mengetahui itu semua?" Tanya Endevor.
"Dunia itu terlalu rumit untuk dimengerti kedua adik polosku." Ucap Fuyumi.
"Dek kiss dong." Ucap Shoto.
"Tentu." Ucapku.
Aku mencium bibir shoto sekilas dan shoto juga mencium bibirku sekilas. Semua orang yang berada di dalam ruangan menatap kami berdua.
"Kenapa?" Tanyaku.
"Hei kalian berdua jangan melakukan itu!" Protes Fuyumi.
"Terbiasa sejak kecil neechan." Ucap Shoto.
"Bisa kalian hilangkan kebiasaan itu." Ucap Natsuo.
"Tidak!" Pekikku dan shoto.
"Neechan jangan katakan mereka berdua sering mandi bersama-sama juga?" Tanya Natsuo.
"Sering kok." Ucapku.
"Astaga kalian berdua sudah dewasa jangan mandi bersama lagi." Ucap Rei.
"Niisan bilang aku masih kecil." Ucapku.
"Iya kita berdua dilarang pacaran malahan." Ucap Shoto.
"Kau tidak becus mendidik anak-anak enji." Ucap Rei.
"Aku sibuk kerja." Ucap Endevor.
"Alasan." Ucap Natsuo.
"Neechan maksudnya threesome apa?" Tanyaku.
"Dapat kata itu dari siapa?" Tanya Fuyumi.
"Oh si anggur mineta. Nanti katanya kalau aku punya istri dua bisa threesome." Ucapku polos.
"Tapi shori artinya istri itu apa?" Tanya Shoto.
"Sejenis makanan mungkin." Ucapku asal.
"Oh." Ucap Shoto.
"Astaga mereka berdua benar-benar polos." Ucap Natsuo.
Aku memeluk tubuh shoto dan hanya mendengarkan tentang percakapan yang lainnya.
🍁 Shoto terluka
Mix Twins
~ 12 Desember 2022 ~
Cepat update soalnya mulai sibuk kerja
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Todoroki Shoto Twins (oc male reader)
Short StoryTIDAK ADA UNSUR LGBT SAMA SEKALI DAN KARAKTER COWOK YANG KUJODOHKAN DENGAN MC KUUBAH JADI CEWEK GENDERNYA STOP BILANG BOOK AKU INI YAOI DAN SEBAGAINYA SAKIT HATI TAHU AKU BACANYA My story doesn't exist on wattpad's other websites Ceritaku hanya ada...