part1:Morgan

800 24 2
                                    

Seorang wanita tampak membenarkan dasi seorang anak kecil dengan mengulas senyumnya.

"Sekolah yang benar ya sayang,jangan membuat masalah yang membuatmu berakhir dipanggil gurumu ke ruang kepala sekolah,mama tidak ingin kamu mendapatkan masalah lagi dan skorsing."ucap wanita muda itu dengan tatapan sedihnya.

"Maafkan Mam,aku hanya membela diri saja anak-anak nakal itu saja yang menganggu ku semakin aku diamkan mereka semakin keterlaluan,apa aku harus diam saja saat mereka menghina kita yang miskin dan aku yang tidak punya ayah ini?! Aku tidak bisa diam saja Mam,saat mereka berkata buruk tentangmu dan keluargaku kita aku tidak bisa menerimanya."ucap bocah berusia dua belas tahun itu dengan tatapan kesal namun juga sedih dan membuat sang ibu terdiam bukan main.

"Iya mama tahu perasaanmu pasti sangat sakit dan sedih tapi kali ini saja cobalah untuk menghindari dan menghiraukan mereka,mama mohon kamu harus sekolah dengan baik mama tidak ingin kamu terluka dan mendapatkan hukuman lagi ini keinginan mama,sayang."ucap wanita dengan tatapan memohonnya.

"Aku tahu itu Mam,aku sudah mencobanya aku sering menghindari mereka tapi mereka selalu menjebak dan membullyku membuatku sangat tidak tahan untuk menghajar balik mereka."ucapnya dengan gemas dan kesal lalu mengusap lembut pipi mamanya serta tak lupa mengulas senyum tampannya."Mama tenang saja kali ini aku akan mencoba menjadi anak baik dan menghindari anak-anak nakal itu tapi aku mohon Mama jangan khawatir lagi dan percayalah padaku."

"Baiklah mama akan percaya padamu tapi ingat satu hal sayang kamu bukan kesalahan,kamu buah hati mama yang sangat mama cintai,kamu harta paling berharga yang mama miliki apapun yang terjadi mama akan menjadi yang paling terdepan untuk melindungimu,mama sangat menyanyangimu."ucap wanita itu dengan tersenyum dan mata yang berkaca-kaca.

Anak laki-laki itu langsung memeluk ibunya dengan pelukan yang erat."Aku sangat mencintai Mama."

"Mama tahu itu sayang,sekarang ayo kita berangkat ke sekolah mama akan mengantarmu."ucap wanita dengan nada suaranya yang lembut.

Akhirnya ibu dan anak itu keluar dari rumah dan menuju sekolah anaknya yang jaraknya lumayan jauh dengan naik bis hingga beberapa menit di perjalanan mereka sampai juga di salah satu sekolah dasar dengan biaya yang cukup menguras kantong.

"Belajar yang benar ya jangan nakal,oke."ucap wanita itu dan anak laki-laki itu mengangguk kepalanya mengerti.

"Siap bos,aku pergi dulu Mama."ucapnya dengan tersenyum ceria lalu memeluk ibunya dan segera masuk ke dalam sekolahnya.

Sedangkan wanita itu hanya bisa menatap punggung anaknya yang semakin lama semakin menghilang dari pandangannya dengan tersenyum miris,dia merasa sangat bersalah karena anaknya harus menahan beban yang sangat berat.

Nama wanita itu Hanna Agatha seorang wanita biasa yang berjuang seorang diri membesarkan putra tunggalnya di kota besar dengan biaya hidup yang tak sedikit meskipun terkadang dia juga merasa sangat kesulitan terlebih jika menyangkut putra tunggalnya tapi Hanna akan selalu berusaha bekerja keras untuk mendapatkan banyak uang agar kebutuhan anaknya tercukupi meskipun sangat melelahkan tapi dia bahagia dia juga tidak pernah sekalipun mengeluh akan nasibnya yang kurang beruntung.

Peristiwa dan kesalahannya di masa lalu membuatnya harus menelan pil pahit dan suramnya masa depannya,banyak orang menjauhinya bahkan juga menghinanya sebagai seorang wanita yang tidak baik karena hamil di luar pernikahan dan hal itulah yang menyebabkan putra tunggalnya selalu dibully karena tidak memiliki seorang ayah.

Di dalam benak hatinya tentunya saja dia merasa sedih dan bersalah juga karena dia sudah memberi beban yang berat di proses perkembangan pertumbuhan anaknya tapi dia juga tidak bisa mengubah takdir menyakitkan ini.

Cinta Dan PenderitaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang