part6

316 11 3
                                    

Di pagi harinya seperti biasa Hanna mengajak Morgan untuk sarapan sebelum dia mengantarkan anaknya ke sekolah.

Tapi sebelum itu dia sudah mengecek terlebih dulu keadaan anaknya dan memastikan bahwa Morgan baik-baik saja serta sehat hingga dia bisa pergi ke sekolah jika seandainya kondisi Morgan tidak memungkinkan maka Hanna tentu saja akan meliburkan anaknya dan membawanya ke rumah sakit, apalagi kemarin Alvaro dan Azalea mengatakan jika anaknya sempat ingin pingsan dan mimisan membuat detak jantung Hanna berpacu lebih cepat setta khawatir bukan main.

"Makan yang banyak ya nak setelah itu minum obatnya." ucap Hanna dengan lembut dan Morgan menganggukkan kepalanya dengan tersenyum ceria.

Selesai makan, Hanna membantu anaknya untuk minum dan Morgan tanpa ada rengekan segera meminum obatnya.

"Morgan sayang kamu sungguh baik-baik saja tidak mau ke rumah sakit?" tanya Hanna dengan lembut dan khawatir.

"Tidak Mam,aku baik-baik saja aku juga selalu minum obatku aku tidak pernah telat Mama jangan khawatir lagi ya,nanti aku akan sedih." ucap Morgan dengan lembut.

"Mama sangat khawatir denganmu nak sungguh, kamu adalah malaikat kecil mama kamu cahaya mama untuk bisa tetap hidup di dunia ini mama sangat takut jika suatu saat nanti kamu akan meninggalkan mama,mama pasti tidak akan bisa hidup tanpa mu mama sangat mencintaimu." ucap Hanna dengan kegelisahan hatinya, dia benar-benar tidak ingin kehilangan anaknya meskipun maut Tuhan yang memisahkannya jika suatu saat itu harus terjadi.

"Aku akan selalu bertahan demi Mama, aku akan selalu menemani Mama apapun yang terjadi tapi kita juga tidak tahu bagaimana masa depan itu seperti apa kita tidak bisa menghindarinya Mam, jika aku sampai pergi dulu aku akan selalu mengingat jika Mama adalah orang yang paling aku sayangi di dunia ini dan orang yang paling mencintaiku sekarang Mama tidak boleh bersedih lagi dan harus tersenyum demi diriku." ucap Morgan dengan tersenyum ceria.

Hanna langsung memeluk anaknya dengan pelukan erat dan mencium pucuk kepalanya dengan begitu dalam. "Mama sangat menyanyangimu Morgan, mama sangat mencintaimu."

Morgan membalas pelukan mamanya. "Aku juga sangat mencintaimu Mam jangan khawatir lagi ya dan sekarang ayo kita berangkat."

Hanna melepaskan pelukannya dan Morgan menghapus air mata ibunya yang turun lalu Hanna tersenyum lembut serta semangat. "Ayo kita berangkat sekarang sebelum kita terlambat."

"Oke Mam." Morgan sangat semangat dan ikut senang saat melihat mama bisa tersenyum lagi, dia juga berdoa dalam hati semoga dirinya tetap bisa selalu bersama mamanya.

Hanna mengantar anaknya ke sekolah seperti biasanya lalu setelahnya dia akan pergi berangkat bekerja dan waktunya selalu sangat tepat.

Saat sampai di kantor perusahaan Dylan dia langsung bekerja dengan penuh semangat seperti biasa meskipun pikirannya sangat gelisah memikirkan anaknya dia berharap semoga anaknya baik-baik saja.

Tapi saat itu juga di jam makan siang tiba-tiba saja Dylan datang dan berdiri tepat di hadapannya.

"Ikut aku sekarang!" Dylan terlihat sangat serius dan membuat perasaan Hanna mereka jadi tidak enak dia sampai berpikir kesalahan apa yang telah dia dilakukan hingga Dylan terlihat seperti akan memarahinya semoga saja itu hanya perasaannya dan memang tidak terjadi apa-apa karena dia rasa dia tidak membuat masalah apapun.

Dan ternyata Dylan mengajak Hanna pergi ke atas rooftop kantor dan membuat Hanna terlihat sangat bingung.

"Sebenarnya apa yang ingin Mr.Dylan ingin katakan padaku,kenapa kita harus berbicara di atas rooftop seperti ini?" tanya Hanna sangat penasarannya.

Cinta Dan PenderitaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang