Setelah mengantarkan Morgan ke sekolah,Hanna tiba di salah satu kantor perusahaan dengan gedung tingginya yang menjulang.
Di sana dia langsung bekerja dan membersihkan semua ruangan yang menjadi bagian dari pekerjaannya dan terkadang dari sanalah dia bisa melihat pria brengseknya yang masih bisa hidup dengan bahagia.
Hanna selalu merasa beruntung karena selama ini tidak pernah sekalipun ada kejadian tidak sengaja bertemu dengannya ataupun berurusan dengannya karena baginya dia sudah muak dan benar-benar tidak menginginkan pertemuan itu.
Mengapa dia bisa melihat pria brengsek yang namanya saja sangat enggan untuk Hanna sebutkan alasannya karena pemilik perusahaan tempat dirinya bekerja ternyata salah satu teman pria brengsek itu,jadi terkadang dia sering melihat pria itu datang ke kantor entah sendirian atau bersama dengan seseorang yang dia cintai dan dia akui sebagai kekasihnya,mereka bahkan sudah bertunangan dan akan segera menikah sungguh sangat manis bukan kisah mereka.
Tidak ingin memikirkan lagi,Hanna kembali bekerja dengan penuh semangat tapi saat di jam makan siang tiba-tiba saja seorang sekretaris ceonya menyuruhnya untuk memberikan beberapa bungkus makanan yang harus Hanna antarkan ke ruangan ceo karena sekretaris itu harus pergi menangani sesuatu.
Awalnya Hanna tentu saja ingin menolaknya karena dia tahu pria brengsek itu tadi datang ke kantor ceonya tapi tidak jadi karena saat ini dia sedang bekerja,bagaimana dia bisa berubah menjadi tidak profesional karena masa lalu sungguh itu bukan dirinya lagipula sudah dua belas tahun berlalu kemungkinan besar pria itu juga sudah melupakannya karena dia tidak mencintainya lantas mengapa dia takut.
"Baik Pak saya akan segera mengantarnya."ucap Hanna dengan yakin dan berusaha menenangkan dirinya tentunya saat dia naik ke dalam lift yang akan menuju ruangan ceonya,detak jantungnya berdebar dengan begitu kencang karena gugup,takut dan benci yang menjadi satu.
Dia juga tidak tahu mengapa kali ini Tuhan menakdirkannya untuk bertemu kembali setelah sekian lamanya dan saat dia sudah tiga tahun bekerja di perusahaan itu.
Terlalu banyak melamun tanpa dia sadari langkah kakinya sudah tiba di ruangan ceonya,akhirnya dia mengetuk pelan pintunya hingga terdengar suara yang menyuruhnya untuk masuk.
Detak jantungnya berdetak lebih cepat dengan mengambil napas kasar dia mencoba menenangkan dirinya lalu membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan ceonya saat itu juga dia melihat ceonya serta wajah tampan pria brengsek itu yang sangat enggan untuk dia lihat.
"Permisi Mr.Dylan saya ingin memberikan pesanan Mr.Ray untuk Mr.Dylan."ucap Hanna dengan sopan dan sama sekali tidak menatap pria brengseknya tujuan matanya hanya tertuju pada seorang Dylan ceo tempat dirinya bekerja.
"Taruh di sini."ucap Dylan dengan wajah penuh keterkejutannya dan Hanna tidak tahu mengapa.
Hanna segera melangkahkan langkahnya lebih maju lalu menaruh beberapa bungkus makanan itu di atas meja seperti perintah Dylan baru setelah itu dia pamit undur diri.
"Tunggu dulu,namamu Hanna bukan?"tanya Dylan dengan ekspresinya yang ragu namun juga penasaran.
"Iya itu nama saya Mr.Dylan ada yang bisa saya bantu lagi?"tanya Hanna dengan ramah dan benar-benar menenangkan dirinya.
"Jadi benar kau Hanna!"Dylan tampak sangat senang dan Hanna yang kebingungan tapi menganggukkan kepalanya pelan."Senang bertemu denganmu lagi,lalu apa kau ingat dia?"
Tatapan mata Hanna akhirnya berlabuh pada mata pria brengsek yang menatapnya dengan tatapan menilai namun juga intens entah apa maksudnya dia tidak mengerti.
"Tidak Mr.Dylan."jawab Hanna dengan tegas tanpa ada keraguan.
"Sungguh,kau tidak ingat siapa dia?"tanya Dylan yang lebih terkejut serta tidak percaya,Hanna hanya menggelengkan kepalanya pelan."Lalu apa kau mengetahui siapa dirinya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dan Penderitaan
De TodoHanna tidak pernah berharap bisa bertemu dengan Dimitri lagi setelah pria brengsek itu menendangnya dari kehidupannya dan meninggalkan janin kecil untuknya. Berjalannya waktu dan anaknya yang telah bertumbuh dan berkembang hingga usia sebelas tahun...