part8

296 8 2
                                    

Setelah dari sekolah Dimitri kembali lagi ke cafe dan kali ini bersama Morgan serta Hanna,makanannya juga sudah siap di mejanya tak lupa dia memesan menu tambahan lagi untuk Morgan lalu dia keluar dari cafe dan meninggalkan mereka berdua saat itulah Morgan yang membuka pembicaraan.

"Mam,maafkan aku karena aku sudah membuat gaduh di sekolah,aku sungguh tidak bermaksud."ucap Morgan dengan pelan dan menundukkan kepalanya

"Iya mama tahu sayang,maafkan mana ya karena mama tidak memahami dan memperhatikanmu,padahal kamu sering dibully selama ini mama merasa mama telah gagal menjagamu maafkan mama Morgan."ucap Hanna dengan sedih serta matanya yang berkaca-kaca dia mengusap pelan wajah anaknya yang babak belur entah apa yang telah dilakukan anak-anak nakal itu pada anaknya.

"Mama jangan berpikir seperti itu,mama sangat peduli dan memperhatikan aku mama tidak gagal menjadi ibu aku sangat beruntung memiliki ibu seperti mama."ucap Morgan dengan lembut dan langsung memeluk ibunya dengan erat,Hanna pun membalas pelukan anaknya.

Dimitri yang sudah kembali dan melihat interaksi keduanya membuat perasaan sangat menghangat,senyum tipis penuh rasa bahagia sangat jelas terukir di bibirnya tanpa dia sadari.

"Ini kotak obat,bisa kau obati luka Morgan agar tidak infeksi."ucap Dimitri yang kembali bergabung serta memberikan kotak obat yang tadi dia ambil dari mobilnya.

Hanna menerimanya dan mulai mencari obat untuk mengobati luka anaknya lalu tatapan Morgan mengarah padanya.

"Ada apa Morgan,kau ingin mengatakan sesuatu?"tanya Dimitri dengan nada lembutnya.

"Terima kasih sudah datang layaknya pahlawan uncle sangat keren,uncle bahkan mau mengakui aku sebagai anak uncle padahal kita sama sekali tidak memiliki hubungan apapun terima kasih sekali lagi karena uncle mau mengaku sebagai ayahku dan akhirnya aku merasakan bagaimana dibela oleng seorang ayah di depan semua orang dan uncle tahu,rasanya sangat membahagiakan andai saja yang melakukannya adalah ayahku aku mungkin akan bahagia berkali-kali lipat tapi kehadiran uncle juga membuatku sangat senang dan bahagia tak terukur apapun."ucap Morgan dengan penuh semangat menceritakan semua yang ada di hati dan pikirannya.

Beda dengan Hanna yang hanya bisa tersenyum pahit mendengar apa yang anaknya ucapkan padahal mereka berdua memang benar-benar memiliki hubungan yang dinamakan ayah dan anak tapi demi kebaikan semuanya mereka harus menyembunyikan status itu,mungkin terkesan jahat dan egois tapi tidak ada pilihan lain karena bagaimana pun sikap baik Dimitri pria itu tetap tidak mau menginginkan Morgan dalam hidupnya.

Sedangkan bagi Dimitri ucapan Morgan sedikit mencubit hati kecil di dasar hatinya tapi dia benar-benar tidak bisa menerima Morgan dalam hidupnya.

"Sama-sama sayang,uncle senang bisa membantu jika kau dibully lagi katakan pada uncle maka uncle yang akan maju dan membuat perhitungan pada mereka."ucap Dimitri dengan senyum bangganya.

"Terima kasih uncle."ucap Morgan dengan sangat senang.

Lalu mereka memulai makan bersama,Dimitri sangat memperhatikan Morgan bagaimana anak itu makan dan bercerita banyak hal tentang sekolah pada Hanna.

Saat Morgan izin ke kamar mandi untuk buang air kecil,Hanna mulai mengajak Dimitri berbicara.

"Dimitri,tidak seharusnya kau berbicara berlebihan seperti itu bahkan mengakui Morgan sebagai anakmu ingat dia anakku! Reputasimu bisa hancur saat kau membuat kebohongan seperti itu,kau tidak memikirkan dirimu sendiri aku sudah biasa dihina seperti itu...."

"Aku yang tidak biasa Han saat melihat kau dan Morgan dihina seperti itu,lagipula kenyataannya Morgan memang anakku kau tidak bisa mengubah hal itu dan jika aku tidak berbicara seperti itu Morgan tidak akan mendapatkan keadilan,kau mau anakmu dikeluarkan dari sekolah karena bukan kesalahannya? Tentu kau tidak menginginkan hal itu jadi biarkan saja dan jangan pedulikan reputasiku aku bisa mengatasinya."ucap Dimitri dengan santai.

Cinta Dan PenderitaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang