Tak lama mata Hanna akhirnya mengerjap pelan dan saat membuka kelopak matanya dengan benar dia langsung berdiri saat teringat Morgan anaknya.
"Morgan,di mana Morgan?"Hanna berubah menjadi sangat panik dan Dimitri yang ada di sana langsung berusah menenangkannya.
"Tenanglah Hanna."ucap Dimitri dengan lembut tapi Hanna sudah panik seperti orang gila,dia terlihat bingung dan cemas menjadi satu.
"Anakku,aku harus mencari anakku dia sedang sakit dan membutuhkan aku."ucap Hanna dengan sangat panik.
"Tenanglah Hanna,Morgan ada di ruang perawatan!"ucap Dimitri dengan nada tingginya dan membuat Hanna terdiam lalu tak lama menangis.
Dimitri segera membawa Hanna ke dalam pelukannya."Morgan ku sedang sakit,aku harus melihat dia jika dia ditinggal sendirian dia akan ketakutan dan mencariku,dia tidak suka rumah sakit Dimitri hikss...."
"Tenanglah Morgan akan baik-baik saja."ucap Dimitri dengan nada ragunya dan memeluk Hanna dengan sangat erat.
Dylan yang memperhatikan mereka hanya tersenyum tipis melihat tingkah keduanya yang sebenarnya masih sama-sama sayang hanya saja takdir tidak menghendaki mereka untuk bersama.
Setelah sedikit tenang,Hanna tetap memaksa untuk melihat anaknya membuat Dimitri akhirnya memperbolehkannya.
Hanna keluar dan menuju ruangan anaknya yang di mana anaknya terlelap dengan nyaman dengan alat medis.
"Maafkan mama sayang,maafkan mama."ucap Hanna dengan menangis serta mengecup pelan punggung kecil anaknya
Hanna terus berjaga hingga dia ketiduran sedangkan Dimitri dia sama sekali tidak tidur begitupun juga dengan Dylan yang memilih untuk tidak tidur menemani Dimitri.
"Dim,apa yang akan kau lakukan sekarang melihat kondisi anakmu seperti itu,apa kau masih sangat membenci kehadirannya? Sekarang aku tahu alasan Hanna banting tulang begitu keras karena agar anaknya tetap sehat,dia wanita yang malang bukan."ucap Dylan dengan memperhatikan Hanna serta Morgan.
"Jujur Dylan aku tidak tahu apa yang akan kulakukan ataupun masihkah aku tidak mengingatkan kehadirannya sedangkan beberapa hari ini aku menghabiskan waktuku secara penuh dengan Morgan seperti yang aku ceritakan padamu tadi dan aku bahagia tapi di sisi lain aku tetap tidak bisa menerimanya aku sangat bimbang."ucap Dimitri dengan wajah lesuhnya.
"Iya aku mengerti bagaimana perasaanmu Dimitri tapi saranku kau harus tetap memikirkan Morgan karena dia masih darah dagingmu dia membutuhkanmu di saat kondisinya seperti ini yang aku dengar pasien yang menderita sakit kanker memiliki harapan hidup yang rendah,kau tidak takut kehilangan dirinya?"ucap Dylan pelan dan hati-hati.
Ucapan temannya membuat hati Dimitri semakin diliputi rasa kalut yang sangat memusingkan hati serta pikirannya.
Setelah mengatakan itu Dylan ikut menutup mata dan tidur dengan posisi duduk yang masih terjaga hanyalah Dimitri yang terus memperhatikan Hanna serta Morgan yang terbaring lemah.
Lalu Dimitri mendekati Hanna dia melepaskan jas kerjanya dan menyampirkannya di pundak Hanna agar wanita itu tidak kedinginan dia menggunakannya untuk menyelimuti Hanna.
Lalu dia berjalan ke arah anaknya mengusap lembut kepala Morgan dan mengecup keningnya dengan hangat."Kita mungkin baru bertemu tapi papa harap kamu tetap kuat dan bertahan untuk mama sayang,mama sangat mencintaimu melebihi apapun di dunia ini."
Di pagi harinya Hanna mulai membuka kelopak matanya dia melihat Dylan serta Dimitri yang masih tertidur dengan duduk saat itu juga dia melihat jas Dimitri yang dipakaikan di tubuhnya lalu dia berjalan ke arah Dimitri dan mengembalikan jas untuk menyelimuti tubuh Dimitri tapi saat itu juga mata Dimitri terbuka serta menatapnya dengan tatapan teduh menenangkan yang membuat hatinya goyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dan Penderitaan
DiversosHanna tidak pernah berharap bisa bertemu dengan Dimitri lagi setelah pria brengsek itu menendangnya dari kehidupannya dan meninggalkan janin kecil untuknya. Berjalannya waktu dan anaknya yang telah bertumbuh dan berkembang hingga usia sebelas tahun...