Di tempat lain terlihat Laila yang bersiap-siap untuk pergi mengunjungi rumah Morgan, dia ingin bertemu dengan Hanna dan berbicara banyak hal tentunya, setelah suaminya pergi bekerja.
Tapi saat itu juga dia mendapatkan kabar dari Dev jika Morgan masuk rumah sakit malam tadi, membuat Laila dengan cepat pergi ke rumah sakit untuk menjenguk cucunya, dia tidak mau membuang kesempatan lagi.
Saat berada di rumah sakit tentunya saja dia langsung mendapatkan banyak perhatian serta sambutan tapi Laila tidak seberapa mempedulikan, karena dia ke rumah sakit untuk menjenguk cucunya bukan berobat atapun melakukan kunjungan kerja.
Dev memberitahu kamar rawat inap Morgan, dia segera membukanya sendiri dan saat itu juga dia melihat Darren yang ada di ruangan itu yang terlihat terkejut bukan main, dan akhirnya dia bertemu Hanna secara langsung menatapnya kebingungan serta penasaran siapa dirinya sebenarnya.
"Mama, apa yang Mama lakukan di sini?" tanya Darren dengan wajah gugupnya dan Hanna terlihat terkejut bukan main.
"Kau sendiri apa yang kau lakukan di sini?" tanya balik Laila.
"Mengecek keadaan pasienku, memangnya tidak boleh, jadi jawab pertanyaanku apa yang Mama lakukan di sini?" tanya Darren lagi setelah menjawab pertanyaan mamanya.
"Menjenguk cucuku memangnya tidak boleh?" ucap Laila dengan santai meniru gaya bicara Darren, Hanna serta Darren kembali dibuat terkejut saat mendengar pernyataan Laila.
"Mama jangan asal sembarangan bicara...."
"Mama tidak asal bicara Morgan cucu mama! Dan kalian semua tidak bisa menyangkalnya, mama memiliki semua buktinya." ucap Laila dengan serius setelah memotong ucapan anaknya.
"Mama memiliki buktinya, sudah kuduga mama bergerak lebih cepat dari perkiraanku itu artinya bisa saja papa juga melakukan hal yang sama." ucap Darren dengan kagum dan menebak.
"Iya kamu benar juga mengenai hal itu tapi mama berharap papamu, tidak melakukannya." ucap Laila dengan lembut dan berpikir keras.
Tapi tak lama dia mendekati Hanna dan Darren memilih pergi meninggalkan mereka berdua membuat suasana semakin canggung, terutama Hanna yang tidak tahu harus bersikap seperti apa.
"Bagaimana dengan kondisi Morgan?" tanya Laila dengan lembut.
"Tidak begitu baik, Bu." jawab Hanna apa adanya.
"Kau tahu saat pertama kali aku mengenalnya kurasa dia anak yang baik tapi saat aku melihat bekas luka di wajahnya, membuatku sempat berpikir jika dia anak yang nakal. Tapi pikiranku berubah lagi saat dia menjelaskan mengapa dia memiliki banyak luka itu, yang ternyata dia hanya membela dirinya, anakmu sangat pemberani dan Morgan mengingatkanku pada Dimitri saat dia kecil.
Tidak akan ada yang menyangkalnya jika mereka memanglah ayah dan anak, maafkan Dimitri, aku mohon aku tahu anakku telah banyak melakukan kesalahan padamu." ucap Laila dengan lembut."Maaf ibu sudah pernah bertemu dengan Morgan?" tanya Hanna dengan nada pelan dan sopan, namun juga penasaran, dia terlalu gugup menghadapi seorang Laila.
"Jangan gugup Hanna, aku sudah bertemu dengan Morgan dua kali pertama waktu dia menyelamatkanku dari kecelakaan, kami mengobrol cukup banyak lalu aku mengantarkannya pulang dan dari situ aku melihat dirinya yang pucat serta mimisan, kedua saat acara ulang tahun temanku dia datang bersama anak temanku.
Dari mendengar seluruh ceritanya membuatku tersadar akan sesuatu jika Dimitri dan Morgan seperti memiliki hubungan, ditambah wajah Dimitri yang terlihat sangat mencurigakan dan dari sana aku kembali melihat Morgan mimisan serta hampir pingsan jika Dimitri tidak berlari menahan Morgan." jawab Laila dengan tawa kecilnya tapi diakhir kalimat Laila terlihat senduh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dan Penderitaan
RandomHanna tidak pernah berharap bisa bertemu dengan Dimitri lagi setelah pria brengsek itu menendangnya dari kehidupannya dan meninggalkan janin kecil untuknya. Berjalannya waktu dan anaknya yang telah bertumbuh dan berkembang hingga usia sebelas tahun...