Di malam harinya tampak dua pria sedang berada di club malam dengan Dimitri yang terus merokok serta meminum minumannya sedangkan Dylan memainkan ponselnya.
"Di mana Alvaro?"tanya Dimitri dengan meminum alkoholnya.
"Seperti biasa dia terlambat sebentar lagi juga akan datang."ucap Dylan mengalihkan perhatiannya dari ponsel dan menatap Dimitri lalu matanya memperhatikan seseorang yang berjalan ke arah meja mereka."Lihat dia datang bukan."
Alvaro akhirnya sampai di meja mereka dan langsung duduk di dekat Dimitri."Maaf aku terlambat kawan."
"Tidak pernah berubah."ucap Dimitri dengan malas.
"Ya mau bagaimana lagi,pekerjaanku banyak dan ada apa kalian mengajak bertemu biasanya kalian sangat sibuk,sibuk dengan pekerjaan dan juga wanita."ucap Alvaro dengan wajah datarnya.
"Kau tahu tadi Alvaro,kita bertemu dengan Hanna setelah sekian lama dan aku baru menyadari jika dia sudah bekerja di perusahaanku sejak tiga tahun yang lalu dan saat kita bertemu dengannya,tatapan mata temanmu seakan ingin memakannya dengan lahap dia seperti seekor singa yang kelaparan,kau masih mengingat dia bukan Al?"ucap Dylan dengan heboh.
"Jangan sentuh dia lagi,biarkan dia bebas Dimitri kau akan menikah sebentar lagi jangan membuat masalah dan membuat Hanna terluka untuk kedua kalinya,lagipula kau juga sudah tidak menyukainya bukan jangan katakan kau masih mengharapkan dia untuk menemani malammu."ucap Alvaro dengan dingin.
Dia juga dengan tegas melarang apalagi saat dia mengingat dengan jelas gambaran wajah lelah dan menyedihkan Hanna saat harus membesarkan anaknya seorang diri.
"Hubunganku dengan dia belum selesai,dia tidak bisa memutuskanku begitu saja aku tidak akan menerimanya jika bisa kujadikan pemuasku sekali lagi,kenapa tidak kulakukan?"ucap Dimitri dengan menyeringai.
Sedangkan Alvaro sangat geram dan bersiap untuk menghajarnya dia bahkan mencengkram erat kerah kemeja kerja milik Dimitri."Kau jaga mulutmu! Kau tidak tahu bagaimana kehidupannya setelah berpisah darimu!"
Meskipun emosi Alvaro menurunkan tangannya dan tidak jadi untuk menghajar Dimitri karena temannya itu terlalu santai menghadapinya dan Alvaro yang sangat malas jika menghajar orang yang berpikir keras seperti batu dan tidak mau mengerti seperti Dimitri itu.
"Apa maksudmu,kenapa kau sangat marah?"tanya Dimitri dengan wajah bingungnya melihat reaksi temannya yang dia nilai berlebihan seperti itu karena dia tahu Alvaro tidak pernah bersikap seperti itu.
"Kau tidak boleh menyentuhnya lagi,kau harus melupakan dia! Dia sudah cukup menderita karenamu kehidupannya tidak berjalan baik."ucap Alvaro dengan menenangkan dirinya.
"Dari mana kau tahu,kau masih mengingat dia,kau sudah bertemu dengannya?"tanya Dylan dengan penasaran saat dia melihat temannya itu sangat tegang,geram dan ingin menghajar.
"Tentu aku ingat Hanna,aku sudah bertemu dengannya sejak dua belas tahun yang lalu dan selalu bertemu dengannya setiap saat,saat aku mau karena aku tahu dia ada di mana sekarang terakhir aku juga yang memberikan Hanna lowongan pekerjaan di perusahaanmu itu."ucap Alvaro dengan datar dan membuat kedua pria itu terkejut.
"Kenapa kau tidak pernah mengatakannya padaku?"tanya Dimitri dengan nada kesal.
"Karena aku tidak ingin dia bertemu denganmu,jangan ganggu dia lagi jika kau hanya ingin mempermainkannya."ucap Alvaro dengan nada dingin serta tatapan mata yang tajam.
"Kenapa kau melarang,kau bukan siapa-siapanya,kau tidak memiliki hak untuk melarang ku asal kau tahu dia memiliki urusan yang belum selesai denganku! Dia meninggalkan aku dengan sepucuk surat sialan itu! Dulu kau juga sangat mendukung tindakanku,kenapa kau melarang bukankah kau dulu juga menertawakan dia?! "ucap Dimitri dengan nada marahnya karena dia kesal melihat sikap temannya yang berubah menjadi berpihak pada Hanna dan menjadi baik
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dan Penderitaan
De TodoHanna tidak pernah berharap bisa bertemu dengan Dimitri lagi setelah pria brengsek itu menendangnya dari kehidupannya dan meninggalkan janin kecil untuknya. Berjalannya waktu dan anaknya yang telah bertumbuh dan berkembang hingga usia sebelas tahun...