Di posisi Morgan saat dia telah pulang sekolah dengan baju berantakan dan sudut bibirnya yang membiru tanpa sengaja dia melewati salah satu minimarket dan saat itu juga dia melihat seorang wanita tua yang hampir ditabrak oleh pengendara motor bahkan sampai membuatnya terjatuh,Morgan pun segera berlari dan menghampirinya untuk membantunya berdiri.
"Anda tidak apa-apa bu?"tanyanya dengan sopan dan khawatir.
"Ah,terima kasih nak telah membantu ibu iya ibu baik-baik saja."jawabnya dengan wajah terkejutnya.
"Tapi lutut ibu terluka."ucap Morgan yang terkejut lalu menggenggam tangan wanita itu dan mengajaknya duduk di bangku yang disediakan minimarket itu,lalu Morgan membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah plester lukanya dia menunduk lalu membersihkan sebentar dengan air minumnya serta memakai sapu tangannya dengan hati-hati agar tidak ada debu ataupun kotoran baru dia memasangkannya karena lukanya juga tidak terlalu dalam ataupun parah."Selesai,semoga ibu cepet sembuh."
Melihat senyum Morgan yang penuh kecerian membuat wanita itu terpaku dia benar-benar tidak bisa berbicara dengan pikirannya yang melalang buana akan masa lalu saat anaknya ada di usia yang sama seperti anak yang menolongnya,ditambah wajahnya yang sangat mirip dengan anaknya membuatnya seperti mengikuti time travel.
"Ibu,kenapa ibu menatapku seperti itu?"tanya Morgan yang bingung dan menyadarkan wanita itu dari melamunnya.
"Maafkan ibu,iya ibu sudah baik-baik saja terima kasih ya sudah menolong ibu."ucapnya dengan tersenyum tipisnya."Oh ya kenapa dengan sudut bibirmu,apa kamu habis berkelahi?"
Morgan hanya tertawa kecil dan menganggukkan kepalanya."Iya ibu benar sekali dan anak laki-laki sudah biasa bertengkar dan mendapatkan luka seperti ini."
"Lain kali jangan melakukannya,bagaimana jika ibumu tahu itu bisa membuatnya khawatir."nasehat wanita itu dan Morgan menganggukkan kepalanya mengerti.
"Aku juga tidak ingin melakukannya tapi mereka selalu menggangguku dan mengajakku untuk berkelahi lantas mengapa aku harus diam dan menerima pukulannya mereka akan menganggapku lemah nantinya,anak laki-laki tidak boleh lemah."ucap Morgan menjelaskan alasannya berkelahi dan dia terlihat sangat percaya diri.
Wanita itu kembali tersenyum,anak kecil dihadapannya benar-benar mirip dengan anaknya saat waktu kecil dulu.
"Tapi terima kasih Bu sudah mengingatkan aku,aku sering membuat mama khawatir tapi aku juga akan selalu menenangkan mama agar tidak khawatir."ucap Morgan dengan senyum cerianya.
"Baiklah ibu akan percaya lalu kamu akan ke mana setelah ini?"tanya wanita itu lagi.
"Naik bis dan pulang."jawab Morgan dengan jujur.
"Ibu akan mengantarkanmu pulang sebagai balasan rasa terima kasih ibu,bagaimana?"wanita menawari Morgan.
Morgan menggelengkan kepalanya pelan dan memundurkan dirinya lalu menolak dengan halus."Maaf ibu aku tidak bisa menerima tawaran ibu karena mama melarangku untuk dekat dengan orang asing meskipun yang aku lihat ibu orang yang baik dan tidak mungkin akan bersikap jahat dan aku menolong ibu dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan apapun."
"Mamamu mengajari hal yang benar tapi ibu benar-benar bukanlah orang jahat yang akan menculik anak kecil,ibu akan mengantarmu pulang sungguh ibu tidak berbohong,ibu juga tahu kamu akan berbicara seperti itu karena ibu lihat kamu anak yang baik yang tidak akan meminta imbalan jadi,mau ya."ucap wanita itu.
Morgan berpikir keras hingga akhirnya dia mau untuk ikut,dia berpikir sepertinya lebih baik ikut wanita itu dan dia bisa lebih menghemat uang sakunya.
"Baiklah aku akan ikut ibu."ucap Morgan dengan tersenyum.
"Tapi tunggu supir ibu sebentar ya."ucap wanita itu dan Morgan menganggukkan kepalanya."Oh ya siapa namamu jika ibu boleh tahu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dan Penderitaan
AléatoireHanna tidak pernah berharap bisa bertemu dengan Dimitri lagi setelah pria brengsek itu menendangnya dari kehidupannya dan meninggalkan janin kecil untuknya. Berjalannya waktu dan anaknya yang telah bertumbuh dan berkembang hingga usia sebelas tahun...