"Karma telah datang menghampiriku, lelaki bodoh yang sudah menyia-nyiakanmu."
🥀
"Eh, Juan? Tumben mampir ke sini pagi-pagi begini." Gadis tersebut tersenyum manis menyambut kehadiran Juan di apartemennya dan Biru, lalu ia melanjutkan aktivitasnya mempersiapkan makanan di meja makan.
"Ah, apa keliatan aneh kalo adik ipar sekaligus sahabatmu datang berkunjung? Kebetulan ada tugas penting pagi ini. Jadi sekalian lewat, aku mampir ke sini dulu." Juan tersenyum kikuk sembari menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.
Sudah beberapa tahun berlalu, namun ia masih belum bisa melupakan perasaannya.
Aliora Lunara, gadis cantik dengan penampilan sederhana yang berusia 27 tahun itu merupakan pujaan hati Juan sejak mereka duduk di bangku sekolah.
Sayang, kini gadis pujaannya itu sudah berstatus menjadi istri sah dari Sagara Biru Wilantaraㅡ sepupunya, sejak 12 bulan lalu.
Juan begitu pintar menyembunyikan perasaannya, hingga tak ada seorangpun yang tahu.
"Enggak aneh, kok. Kalo gitu mau ikut sarapan bareng? Tapi sepupumu belum bangun." Gadis yang biasa dipanggil dengan nama Luna itu sedikit menghela napas pelan, berusaha menutupi rumah tangganya yang sebenarnya jauh dari kata baik-baik saja.
Ia juga terlihat menutupi sebelah pipinya dengan rambut panjangnya, namun mata tajam Juan sudah terlanjur melihatnya.
Luna dan Biru memang menikah dari hasil perjodohan, meskipun sebenarnya Luna sudah terlebih dahulu mencintai Biru jauh sebelum mereka dijodohkan.
Berbanding terbalik dengan Biru yang sebenarnya menolak, namun karena perjodohan tersebut adalah wasiat kedua orangtuanya, maka pernikahan keduanya pun tetap berlangsung.
"Biar aku aja yang bangunin Biru. Kamu tunggu aja di sini." Juan yang paham dengan ekspresi Luna itu hanya bisa tersenyum kecut, lalu segera masuk ke kamar Biru untuk membangunkan sekaligus menasehati sepupunya.
Ia pergi ke kamar Biru dengan langkah cepat, lalu membuka pintu kamarnya dengan kasar. "Shit! Apa kayak gini kelakuan lo sebagai suami? Lo apain istri lo itu? Lo nampar dia?! Jawab!" Tanpa aba-aba, Juan langsung tersulut emosi dan menarik kerah piyama Biru yang kala itu baru saja bangun dari tidurnya.
Biru tertawa remeh, memandang Juan dengan tatapan muak. "Apa peduli lo? Oh, iya, lo kan sahabatan sama dia. Kenapa? Dia ngadu ke lo? Lemah!" Biru terkekeh, dan satu pukulan keras mendarat begitu saja di wajah Biru, membuat Biru limbung ke lantai.
Biru menyeka sudut bibirnya yang berdarah, lalu meninggalkan Juan begitu saja.
Juan mengepalkan tangannya kuat-kuat. Bukan sekali dua kali ini ia mengetahui perlakuan kasar Biru kepada Luna, tapi ia tidak bisa membantu banyak.
Ia tidak berani bertanya kepada Luna, karena Juan tahu betul jika Luna sangat mencintai Biru.
Jelas, Luna pasti akan menyangkal segalanya demi melindungi suaminya.
🥀
"Gue mau makan di luar. Makanan lo ini kasih aja ke anjing tetangga." Biru berjalan melewati Luna yang hendak mengajak dirinya sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGAN BIRU
Fantasy[DISCONTINUED] Biru harus menerima kenyataan pahit karena kehilangan Luna, istrinya. Selama tujuh minggu, ia didera rasa penyesalan karena telah menyia-nyiakan Luna semasa hidupnya. Akibat tertidur di makam istrinya, tiba-tiba saja Biru terlempar j...