❝ [Sepuluh] ❞

568 64 4
                                    

[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, SEBAGIAN PART AKAN DI PRIVATE]

Selamat Membaca💗
⋆⋆⋆

"Pelaku yang berpura-pura menjadi korban; dia yang menyakiti, namun merasa tersakiti."

『⋆⋆♔⋆⋆』

SEORANG gadis berjalan memasuki area yang sangat jarang bagi siswa-siswi untuk dilalui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEORANG gadis berjalan memasuki area yang sangat jarang bagi siswa-siswi untuk dilalui. Banyak pasang mata yang seakan mengintimidasi langkahnya.

"Eh eh mau kemana?"

Gadis tersebut menghentikan langkahnya lantas menoleh. "Ruang kepala sekolah kan? Mau ketemu," jawabnya datar.

"Kamu siapa? Murid gak boleh sembarang masuk ke area ini. Emang udah ada janji?" tanya seorang guru dengan rambut sebahu yang entah ia tidak tahu siapa guru tersebut.

Ia menggeleng.

"Saya sampaikan dulu, siapa nama kamu?" tanya guru tersebut terlihat ketus.

"Arazeltsa."

"11 IPS 2," imbuhnya cepat.

"Keperluan apa?"

"Proposal."

Guru itu mengangguk ragu dengan tatapan tajam yang menatap Ara lama lantas melenggang pergi dari hadapannya.

Setelah beberapa menit, guru itu kembali datang masih menatap Ara dengan tajam.

"Masuk!" perintah guru itu tanpa menghentikan langkahnya melewati Ara.

"Dari tadi kek, ribet," dumel Ara sangat lirih bahkan hampir tidak terdengar.

Ara mengetuk pintu dua kali, lalu ia putar kenop pintu menampakkan seorang pria berjas hitam yang sedang duduk di kursinya.

Pria itu berdiri. "Hai, Ara! Apa Kabar?"

Ara menutup kembali pintu lantas berjalan mendekat.

"Hari pertama masuk kenapa gak kesini dulu?"

"Ara lupa."

Pria itu adalah Adi Wicaksono, kepala sekolah SMA Glorious Star.

"Duduk duduk," Adi mempersilakan Ara untuk duduk.

"Ada apa?" tanya Adi setelah Ara sudah duduk dihadapannya.

Ara menyerahkan proposal. "Proposal dies natalis."

Adi mengernyitkan keningnya lantas melihat proposal yang disodorkan oleh Ara.

"Kamu disuruh siapa?"

"Gak ada."

"Om sudah nolak proposal ini berkali-kali. Pasti kamu sedang dimanfaatkan, Ara. Temanmu ada yang tahu siapa kamu?"

Ara menggeleng. "Ara anggota osis, itu tugas Ara."

DEAR, ARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang