❝ [Dua Belas] ❞

501 41 0
                                    

[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, SEBAGIAN PART AKAN DI PRIVATE]

Selamat Membaca💗
⋆⋆⋆

"Letakkan tangan di dada kirimu, tekan perlahan. Yang berdetak itu sedang menyemangati mu."

『⋆⋆♔⋆⋆』

Ara sedikit terburu saat Zico mengabari bahwa dirinya sudah menunggu di bawah. Padahal jam masih menunjukkan pukul setengah enam pagi.

"Ini mau Mbak taruh bekal aja buat sarapan Ara disekolah?" tanya Tari saat memperhatikan Ara sibuk mengurus dirinya yang belum siap.

"Boleh Mbak," jawab Ara sembari mengelap rambutnya yang masih basah dengan handuk.

"Tapi susunya diminum dirumah ya."

"Hair dryer Ara dimana ya, Mbak?"

"Semalam Mbak buang, katanya rusak. Ara belum beli lagi?"

"Oh iya Ara lupa, Aduuuhh."

Ponsel Ara berdering terus-menerus membuatnya berdecak kesal.

"Sabar ya Tuhan!" teriak Ara disela memasukkan buku ke dalam tasnya.

"Mbak!"

"Ara berangkat."

Ucap Ara lalu berjalan keluar apartemen dengan memakai sandal slop dan menenteng sepatu. Penampilan yang sedikit.... rusuh bukan?

"Mau bantuin nyapu sekolah lo?" ucap Ara setelah duduk di kursi penumpang depan, sejajar dengan Zico.

"Gue udah chat lo semalem dan lo malah ngaret setengah jam," ucap Zico dingin sambil melirik jam tangannya.

"Apaan lo gak chat gu—" Ara membuka room chat Zico yang semalam hanya ia baca saja. "—ee udaah tiduur," lanjutnya lalu melirik ragu ke arah Zico.

"Tidur tapi pas gue chat masih online."

"Ck, sorry sorry."

"Lo yakin pakai handuk sampe sekolah?" tanya Zico keheranan.

"Oh iya lo punya hair dryer gak di mobil?"

"Enggaklah gila lo pikir gue salon keliling."

"Rambut gue masih basah gara-gara lo nih."

"Salah siapa udah tau buru-buru pakai acara keramas segala."

"Ishh.." desis Ara

"Buka jendela lo ntar kering sendiri."

"Yang ada kena debu semua."

"Ya terserah daripada sampai sekolah basah kaya gitu."

Ara tetap membungkus rambutnya, tidak menuruti saran dari laki-laki itu.

Mereka sampai disekolah pukul enam lewat lima belas menit. Sangat lambat bukan?

"Harusnya gue sampai sebelum jam enam," ucap Zico yang sudah mematikan mesin mobilnya.

"Baru kelewat seperempat menit doang."

"Baru? Lo bilang baru?" tanya laki-laki itu memastikan. "Ini udah over, Ara. Sekolah udah mulai ramai," ucap Zico lantas keluar duluan dari mobil meninggalkan Ara yang masih di dalam.

"Rambut gue gimana woi?"

"Ish.." Ara merendahkan badannya untuk mengenakan sepatu yang sengaja belum ia pakai.

DEAR, ARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang