2. Kecelakaan.

14.5K 1.7K 103
                                    

Hah.. hah.. hah..

Disinilah dirinya berada sekarang. Berdiri diatas jembatan kota yang memperlihatkan pemandangan lampu-lampu kapal yang sedang beroperasi dimalam hari.

Clafer memilih berlari keluar mansion karena tidak tahan akan pemandangan menyakitkan  didepan matanya. Berlari sejauh mungkin tanpa arah tujuan dan meninggalkan semua barang-barang pentingnya didalam mansion.

Motor, mobil, pakaian bahkan uang pun tidak ia bawa. Clafer benar-benar meninggalkan semua barang-barang penting itu. Buat apa juga Clafer membawa semua barang pemberian Ayahnya, jika dirinya saja hanyalah sebuah benalu dalam keluarga itu.

Jadi Clafer tidak membutuhkan itu semua. Biarlah ia menjadi gelandangan. Daripada hidup nyaman berkecukupan tapi diperlakukan tidak adil oleh keluarganya sendiri.

Clafer berdiri dengan kedua tangannya perpegangan pada pembatas jembatan. Pandangannya ia sapu pada pemandangan didepan sana. Melihat aktifitas para pelayar yang sedang mengendalikan kapal miliknya masing-masing.

Angin malam berhembus pelan, menerpa halus wajah tampannya. Langit malam pun tampak bersih. Tiada bintang atau bulan yang seperti biasanya menghiasi langit malam. Pikiran Clafer berkelana saat kedua matanya menatap hamparan air yang luas dibawahnya.

'Ini kalo gue jatuh, badan gue kira-kira sakit gak ya?' Pikirnya mulai ngawur.

Clafer terkekeh geli saat menyadari pemikiran bodohnya itu. Bukan badannya yang sakit, melainkan dirinya akan bertemu dengan si Martin malaikat maut yang masih magang itu.

"AARRGGGHHHHH..!! DASAR ANJINGGG..!! GUE BENCI LO SIALAN..!!"

"KELUARGA TAI..!!"

Hufftt..

Lega.

Satu kata yang berhasil melintas dalam pikiran Clafer, setelah dirinya berteriak. Bahkan klakson kapal pesiar pun ikut berdengung menyambangi indra pendengarannya, bertepatan dengan teriakannya berakhir. Seolah sang supir kapal --nahkoda-- bisa mendengar kemudian membalas teriakan yang disertai umpatan miliknya, mungkin.

Clafer menyanggah kepalanya pada tangan yang bertumpu pada pembatas jembatan. Menatap kosong pada sebuah cahaya yang bergerak kecil diatas perairan. Entah mengapa ia memiliki takdir kehidupan yang seperti ini. Andai ia bisa meminta pada sang kuasa, ia tidak mau menjalani kehidupan yang seperti ini.

Di tinggalkan Ibunya, dicampakan Ayah dan saudara kandungnya, dan memiliki Ibu dan Saudara tiri yang sifatnya tidak jauh berbeda dari Iblis. Hanya karena harta, kehidupannya jadi seperti ini. Hanya karena kekuasaan, hidupnya jadi terancam.

Terlebih Alletha, Ibu tirinya yang benar-benar terobsesi bahkan hampir mendekati gila. Dialah orang pertama yang menginginkan Clafer menghilang dari keluarga Georageth. Karena tidak rela jika sebagian warisan harta Georageth jatuh ke tangan Clafer yang merupakan bungsu Georageth ketimbang Putranya Reyanson.

Wanita gila, tidak sadar diri. Dia adalah orang luar yang beruntung bisa berhasil masuk dalam keluarganya, dan sekarang ia menginginkan segalanya. Ck..!

"Claaffff..."

Samar-samar ia mendengar seseorang yang seperti memanggil namanya. Calfer menoleh sekitar, mencari asal letak suara itu berada. Ternyata jauh diujung sana, terlihat Gavriel yang nampak terengah-engah tengah berlari kecil mendekat kearahnya.

"Kakak..?" Lirihnya sambil mengerutkan alisnya dalam.

Ada apa dengan kakak pengecutnya itu..? Kenapa tiba-tiba dia berada disini..? Bukankah dia tidak peduli saat dirinya berlari keluar rumah tanpa pamit..?

Transmigrasi || Little Boy The Devil DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang