11. Bertemu (Papa) Gigolo.

11.9K 1.6K 152
                                    

Hai aku Up..😄

Kalian harus sabar-sabar aja nunggu nih cerita. Selain karena alurnya lambat, aku yg buat juga slow up, wkwk..

Intinya sabar aja, whehehe

Seperti biasa kalo ada typo jangan lupa tandain ygy😉

Selamat membaca..!!

_____________________________________________________

Keesokan harinya...

"Kembalikan anak itu padaku!"

Seorang lelaki berambut hitam dengan mata merah yang menjadi ciri khas seorang Tharnatos, tengah berdiri menghadap Kaisar Nicholas yang terduduk diatas sebuah singgasana. Raut yang ditampilkan juga sangat tidak bersahabat.

"Anak? Anak yang mana? Si kembar? Ambil saja sana." Ujarnya santai.

Tristan yang merupakan seorang Duke sekaligus orang yang menjadi Ayah biologis Emillio, menggeram kesal dibuatnya. Ia seperti tengah dipermainkan oleh lelaki dihadapannya. Lagipula, bagaimana bisa lelaki itu menemukan anak yang sudah lama ia buang? Dan juga ini semua adalah salah Alex yang tidak menjalankan perintahnya dengan baik. Andai ajudan sekaligus sekretaris pribadinya itu, membuang anak itu didekat hutan yang menjadi wilayah perbatasan dunia iblis, mungkin anak itu tidak akan pernah muncul dan membuat dirinya dalam masalah besar seperti sekarang.

"Kenapa Duke? Apa kau menyesal sekarang?" Ujar Kaisar Nicholas saat melihat keterdiaman Duke Tharnatos.

"Menyesal? Tidak ada dalam kamus hidupku, cih!" Dengan wajah angkuh ia berbalik pergi meninggalkan ruang singgasana. Ia berniat mencari keberadaan anak itu sendiri. Tapi, langkahnya terhenti karena mendengar ucapan dari orang yang masih anteng duduk di singgasana emasnya.

"Aku ingin kita membuat sebuah kesepakatan, Duke." Kaisar berujar sembari melangkah turun mendekati Duke Tharnatos yang masih terdiam ditempat.

"Kesepakatan apa yang kau maksud?" Tristan berbalik, dan kini keduanya saling berhadap-hadapan dan saling melempar tatapan tajam.

Kaisar Nicholas menyeringai, "Kau boleh mengambil Liliya dan mengadopsi gadis itu, dan aku tidak akan menghalanginya. Tapi sebagai gantinya... bungsu Tharnatos harus menjadi milikku. Bagaimana? Apa kau setuju Duke?"

Tristan hanya mampu terdiam. Tapi raut wajahnya terlihat sangat suram. Alex memang menyuruhnya untuk bersabar dan menahan emosinya agar tidak terpancing, tapi entah mengapa itu rasanya sangat sulit. Lelaki dihadapannya, orang gila yang sayangnya menjabat sebagai Kaisar, selalu saja membuatnya meradang.

"Bagaimana Duke? Mengapa kau diam? Bukankah untung bila dirimu memberikan anak yang kau benci padaku?"

Tristan semakin mengepalkan tangannya. Mau sampai kapan dirinya dipermainkan seperti ini. Di satu sisi ia tidak ingin kehilangan Liliya-- gadis kecil yang sangat mirip dengan mendiang istrinya, tapi di sisi lain, ia tidak ingin citra baik keluarga Tharnatos menjadi buruk hanya karena dirinya yang menolak dan membuang darah keturunannya. Dan lagi, ia akan terkena amukan dari Pak tua gila, bila ia tidak membawa pulang salah satu dari cucunya.

Mendengar bahwa anak itu masih hidup saja, ia sudah terkena beberapa tonjokan diarea wajah karena dulu sempat berbohong mengenai kematian anak itu. Argghh, rasanya ia ingin gila sekarang.

"Aku tidak mau membuat kesepakatan konyol itu denganmu. Yang aku mau, kau langsung saja berikan anak itu padaku."

"Rupanya kau adalah seorang pria serakah. Tidak cukupkah kau merebut Liliya, lalu sekarang kau menginginkan anak yang sudah kau buang?! Apa otakmu masih waras?!" Inilah sifat Tristan yang Kaisar Nicholas tidak sukai. Keras kepala, serakah dan selalu merebut apa yang seharusnya sudah menjadi miliknya, salah satu contohnya adalah Liliya. Gadis kecil yang Kaisar Nicholas pungut seusai kepulangannya dari wilayah para pemberontak.

Transmigrasi || Little Boy The Devil DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang