3. Permintaan.

14.2K 1.6K 42
                                    

Haloo..

Makasih yang udah mampir dan nyempetin buat baca cerita ini, hihihi😄

Jujur aku seneng banget karena ni cerita ada yg baca😙 ku pikir bakal sepi😅

Yaudah langsung aja.

Selamat Membaca..!

_____________________________________________________

Hujan deras mengguyur di seluruh daratan di suatu kawasan wilayah. Malam yang gelap ditambah udara dingin yang menusuk. Petir ikut menyambar tak kalah menambah kesan mencekam yang dirasakan seluruh makhluk penghuni daratan.

Disuatu kediaman besar nan megah. Suasana didalamnya pun tak kalah mencekam seperti suasana hujan diluar sana. Seluruh pekerja dari pelayan, koki dapur, prajurit hingga tukang kebun pun dibuat bertekuk lutut karena tak kuasa menghadapi aura mengerikan dari Tuan mereka.

Sepasang kaki berbalut pantofel mahal yang sangat mengkilap, melangkah penuh ketegasan melewati orang-orang yang tengah bersimpuh dibawahnya. Tak lupa memasang ekspresi wajah mengerikan dengan salah satu tangan yang menggenggam sebilah pedang tajam. Suara petir yang bergemuruh tak kalah mendukung kesan menegangkan sekaligus kengerian yang dirasakan semua orang kala melihat sang Tuan berjalan melalui mereka.

Terlihat sangat jelas di mata mereka, bahwa Tuannya tengah menatap lurus penuh permusuhan pada sebuah bangunan khusus, yang dianggap mengerikan pada kebanyakkan orang yang telah melakukan tindakan kriminal. Kini sosok pria itu melangkah untuk ke sekian kalinya menginjakkan kakinya pada bangunan terkutuk itu.

Penjara bawah tanah bagian Timur-- lebih tepatnya milik sang Jenderal yang paling disegani oleh seluruh masyarakat, adalah tempat yang paling ditakuti pada kebanyakan orang dinegara ini. Selain karena tempatnya yang kelam, penjara itu dikenal dengan sistem penyiksaan yang tidak manusiawi dan sistem sihir berlapis. Selain membuat para tahanan menjadi gila dan depresi, penjara itu juga membuat para tahanan merenggang nyawa karena tidak sanggup untuk bertahan lama didalam sana.

Clangg..

Clangg..

Sepasang mata merah menatap lurus pada pintu besi yang terbuka secara perlahan. Menampakan sesosok perempuan bersurai merah bata yang tengah memeluk makhluk kecil dalam dekapan hangatnya. Penampilannya tak kalah lusuh seperti para tahanan lainnya.

Menyadari adanya eksistensi lain diruangan suram ini, membuat sang wanita mau tak mau menatap penuh pada sosok lelaki jangkung yang tengah berdiri dengan tatapan remeh khas andalannya.

"Ya-yang Mm-mu-mulia Duke."

Suaranya terdengar lirih dan bergetar. Bukan karena takut menghadapi aura mengerikan yang dimiliki oleh lelaki didepannya hingga membuat suaranya bergetar, tapi karena rasa sakit akibat cambukan yang ia rasakan semenjak dirinya menempati ruangan ini. Bahkan dirinya masih memiliki cukup keberanian untuk menghadapi lelaki didepannya.

Terlihat sosok yang dipanggil 'Duke' itu terkekeh ringan sembari memandang rendah wanita yang tengah bersimpuh sembari memeluk buntalan kain bernyawa.

"Masih berani menunjukan wajah tanpa dosa, heh?"

Suara rendah yang mampu membuat lawan tercekik, ia lontarkan begitu mudah didepan wajah sang wanita. Salah satu tangannya yang bebas, bergerak perlahan hingga mencengkram kuat dagu sang wanita. Membuatnya meringis ngilu.

Transmigrasi || Little Boy The Devil DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang