50. Bocor

1.5K 223 15
                                    

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Tatapan-tatapan aneh itu langsung menyambut Delmara, tatkala dia menginjakkan kakinya di area sekolah. Sayup-sayup dia mendengar bisikan, yang entah itu tertuju pada siapa. Ia lebih memilih segera menuju kelasnya, karena merasa tertinggal sesuatu.

Ia yakin, sepertinya ada berita besar yang ia lewatkan.

Namun, begitu ia sampai di kelasnya, dirinya dibuat terkejut dengan Eliza yang berteriak sambil merobek kertas yang tertempel di dinding. Delmara mengerutkan keningnya, karena banyak siswa yang mengerubungi Eliza.

Karena penasaran, akhirnya dia nekat memecah keramaian.

"El, ada apa?" tanyanya.

Eliza melebarkan matanya, dan menarik tangan Delmara tanpa mengucapkan sepatah katapun. Sedangkan yang ditarik, hanya diam sepanjang Eliza membawanya menuju taman belakang.

"Del, lo nggak papa?" Delmara semakin mengerutkan keningnya.

Memang ada apa?

"Emang gue kenapa?"

"Bentar, jangan bilang lo belum tau?"

Eliza menepuk dahinya, memejamkan matanya untuk menetralkan rasa kesalnya. Ayolah, pagi-pagi dia sudah dibuat kesal dengan selembaran itu, dan sekarang Delmara tidak mengetahui apapun. Ia memberikan salah satu kertas yang sudah ia remas kepada Delmara.

Dengan dahi yang masih berkerut, Delmara membuka kertas itu. Membaca sebuah tulisan yang berukuran besar itu, beserta fotonya yang dicoret.

Tubuh gadis itu seketika melemas, beruntung Eliza segera menahan tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tubuh gadis itu seketika melemas, beruntung Eliza segera menahan tubuhnya. Raut wajah Delmara seketika berubah, hari yang ia takutkan kini terjadi. Dimana semua orang mengetahui apa yang terjadi padanya.

Delmara benar-benar tidak mengetahui kabar ini sedikitpun, karena sejak semalam dia tidak menyentuh ponselnya. Semua penghuni rumahnya juga damai, tak ada kepanikan. Tapi entah mengapa, sesampainya di sekolah dia harus mendapatkan tatapan rendah dari mereka.

Jadi, inilah alasannya.

Gadis itu tidak tau harus berbuat apa, yang bisa lakukan hanya terdiam sambil meratapi nasibnya. Eliza merengkuhnya, mengelus punggung Delmara untuk menyalurkan kekuatan.

"Ada gue, Del. Nggak akan ada yang berani hujat lo."

Lidah Delmara kelu, dia tidak tau harus mengatakan apa sekarang. Yang pasti, dia sangat syok melihat semua ini.

"Sekarang kita ke UKS aja, ya?" Eliza melepaskan pelukannya, lalu memapah Delmara menuju UKS.

Dia tau, kelas merupakan salah satu tempat yang tak aman bagi Delmara. Sudah pasti akan ada banyak hujatan yang ia dengar, dan Eliza juga sempat melihat meja Delmara yang dipenuhi coretan.

DANNY • choi hyunsuk (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang