56. Johan & Andrew pt. 2

1.4K 222 12
                                    

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Bunga mawar putih Delmara taruh diatas makam kedua orang tuanya, mencium nisan itu dengan rasa rindu. Setelah 15 menit lamanya mereka disana, menyampaikan rasa rindu yang selalu bertambah setiap harinya. Delmara menoleh kearah Johan, menatap sang adik yang masih terdiam disebelahnya.

"Udah selesai?" tanyanya dengan lembut, tangannya bergerak mengusap tengkuk lelaki itu.

"Udah, Kak. Gue udah lebih lega jenguk mereka." Johan tersenyum.

"Ayo pulang."

Johan mengangguk, lelaki itu mencium kedua nisan orang tuanya. Lalu beranjak bersama kakaknya, menghampiri motor yang terparkir diluar TPU.

"Jo, mampir ke minimarket dulu. Mau beli bahan makanan," ucap Delmara, sebelum menaiki motor Johan.

Johan mengiyakan, melajukan kuda besinya meninggalkan pemakaman. Delmara mengeratkan pelukannya pada sang adik, menikmati terpaan angin diwajahnya meski cuaca mulai terik.

Tak butuh waktu lama, sekitar 17 menit mereka berhenti di sebuah minimarket sesuai pesan Delmara. Ditemani Johan, ia memasuki minimarket.

"Kak, gue beli makanan nggak papa?" tanya Johan yang sedari tadi mengekori Delmara membeli beberapa barang.

Delmara mengangguk. "Jangan kebanyakan tapi!"

Johan sudah menyengir, berlari kecil menuju rak makanan. Sedangkan Delmara, ia memilih beberapa sosis dan nugget untuk dimasak dirumah. Dikeranjang belanjaannya sudah ada spageti beserta saosnya, berbagai jenis mie instan, telur ayam, dan juga keperluan lainnya.

"Delmara?"

Merasa namanya disebut, Delmara reflek menoleh. Tatapannya seketika berubah begitu melihat siapa yang kini berdiri dihadapannya. Orang yang termasuk salah satu yang ia hindari saat ini, kini berdiri didepannya dengan tatapan bingung.

"Kamu sendirian kesini?"

Delmara menghela napas. "Bukan urusan lo."

Sosok itu, Andrew yang mengernyitkan dahinya tapi tersenyum tipis.

"Kamu masih aja sinis, Del. Oh iya, kamu nggak papa 'kan? Setelah berita itu—"

"Sejak kapan lo peduli sama mantan?

Andrew terdiam, namun senyumnya belum pudar. "Gimana kandungan kamu? Jujur aja, aku nggak nyangka kamu bisa lakuin itu."

Delmara sudah meremas celana kainnya, berusaha tidak meledak karena ucapan Andrew.

"Kenapa lo kepo? Mau gue hamil atau nggak, itu bukan urusan lo."

Delmara hendak berlalu, tapi Andrew menahan lengannya. Lelaki itu merendahkan tubuhnya, mensejajarkan wajahnya dengan telinga Delmara.

"Kalau gitu, gimana kalau kita lain kali tidur bareng?"

Plak!

Napas Delmara naik turun dengan cepat, wajahnya memerah dengan mata yang menatap murka. Satu tamparan ia layangkan dengan keras di pipi kiri Andrew.

"Kenapa kamu tampar aku? Apa ada yang salah? Sama Danny aja kamu bisa tidur bareng, masa sama aku nggak bisa?"

"Gue nggak serendah itu buat tidur sama lo. Apapun yang terjadi di hidup gue, itu sama sekali nggak ada hubungan dan urusannya sama lo! Jadi, tau batasan, Andrew."

"Kak...."

Delmara dan Andrew menoleh, melihat Johan yang tiba dengan memeluk banyak makanan. Adiknya itu melirik tak suka kearah Andrew, lalu beralih menatap Delmara yang terlihat marah.

DANNY • choi hyunsuk (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang