64. Menjilat Ludah

1.6K 216 14
                                    

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Delmara menghela napasnya, menjatuhkan tubuhnya keatas kasur empuk yang sudah ia rindukan. Tak ada Danny disampingnya. Sepulang rekreasi, dia pamit untuk langsung menuju kantor untuk mengurus berkas.

Hah, dasar pewaris tunggal!

Ia sebenarnya tak masalah jika Danny langsung bekerja, tapi apa harus langsung begini? Dia tau jika Danny pasti kelelahan, jadi dia tak perlu memaksakan diri seperti itu. Delmara menghela napas kasar, ia menatap langit-langit kamar yang bernuansa abu-abu dan ungu.

Meong!

"Chilli?" Delmara tersentak begitu seekor kucing melompat keatas kasur dan mengendus lehernya. Kucing yang sedang merindukan sang pemilik, mengusak bulunya pada leher Delmara.

"Chilli pasti kangen aku, 'kan? Aku udah beliin oleh-oleh buat kamu." Delmara menggendong kucing itu, mengangkatnya tinggi-tinggi. Sedangkan dirinya masih tiduran karena meluruskan punggungnya yang terasa pegal.

"Kok kamu makin gendut? Habis disuntik lemak sama Johan, ya?"

"Enak aja!" Delmara reflek menoleh kearah pintu, melihat adiknya bersama dua orang lelaki, yakni Jefri dan Haris.

"Kakak kapan datangnya? Bang Danny kemana?" Dari bingkai pintu, dia bersandar disana sambil melipat tangan didepan dada.

"Halo Kak Delmara!!" Dibelakang Johan, Jefri melambaikan tangannya semangat dengan senyum merekah.

"Halo Jef, Ris! Kak Danny langsung ke kantor katanya urus berkas, kalian mau kemana?"

"Mereka mau nginep disini katanya, gue udah izin Bang Danny tadi siang kok."

Delmara mengangguk, turun dari atas kasur dan bergerak menghampiri mereka bertiga. "Kalian mau minum apa?"

"Cola, Kak!" Haris menjawab dengan begitu semangat.

Delmara terkekeh, sudah hapal dengan kesukaan Haris. "Yaudah, kalian tunggu dikamar Johan. Nanti gue bawain Cola sama cemilan, mumpung gue bawa oleh-oleh nih."

"Asik, ini yang bikin gue betah!"

"Ini lo nya aja suka gratisan!" Haris memukul tengkuk Jefri dengan gemas.

"Yaudah kita ke kamar dulu."

Delmara tersenyum, lalu bergerak menuju lantai bawah untuk meminta Bi Ayu mengambilkan Cola dan makanan ringan untuk mereka. Setelahnya, ia segera membawanya ke kamar Johan bersama dengan makanan ringan yang ia beli saat rekreasi.

Dilihatnya mereka bertiga yang bersiap untuk bermain PS. "Ini cemilan kalian."

"Makasih Kakak cantik." Jefri segera mengambil sebotol Cola besar dan meneguknya.

"Sama-sama."

"Kak Delmara perhatian, suka berondong nggak, Kak?"

"Heh! Nyali lo gede bener, ini rumah punya lakinya anjir!" Lagi dan lagi, Haris memukul tengkuk Jefri dengan gemas.

Delmara tertawa. "Sayangnya nggak, Jef. Gue sukanya sugar daddy kayak Kak Danny."

"Ternyata bener ya, dunia emang punya si good looking. Tapi diatas itu, good rekening segalanya. Sialnya Bang Danny punya semua!" Jefri mengusap  pipinya, seolah ada air mata yang menetes disana.

"Emang lo cakep, Jef?" ledek Haris.

"Anying lo!"

Delmara terkekeh, dua sahabat Johan ini memang selalu ramai. "Yaudah kalian have fun ya! Kalau butuh sesuatu minta aja sama pekerja dibawah."

DANNY • choi hyunsuk (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang