52. Pandawa

1.5K 231 17
                                    

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Johan sudah berkali-kali menghela napasnya, ia meraup wajah kasar. Sudah banyak pesan yang ia kirimkan pada sang kakak, tapi tak ada satupun yang dibalas. Dibangkunya, Johan sangat gelisah memikirkan bagaimana keadaan kakaknya.

Ingin pergi menyusul Delmara di sekolah, tapi Jefri dan Haris menahannya. Jujur saja, dia sangat tidak tenang setelah berita kakaknya tersebar dimana-mana. Bahkan teman satu sekolahnya, bertanya tentang kebenaran itu pada Johan.

"Masih belum dibalas?" tanya Jefri, ia melirik kearah ponsel Johan yang menyala, menampilkan deretan pesan yang belum dibalas.

Johan menggeleng. "Gue harus gimana? Gue nggak tenang kalau harus diem terus."

Haris yang bingung akhirnya hanya bisa menggaruk kepalanya. "Coba lo telepon temen Kak Delmara, siapa kek."

Ah, benar juga.

Johan langsung menegakkan tubuhnya, kembali memainkan ponselnya untuk mencari kontak Eliza. Beruntung, tak butuh waktu lama untuk Eliza mengangkat teleponnya.

"Kak, Kak Delmara gimana?" tanyanya secara langsung.

Terdengar helaan napas diseberang sana. "Disini kacau, Jo. Semua orang menghakimi Delmara, tapi lo tenang aja, Delmara udah dibawa pulang sama temen Kak Danny."

Johan memijat kepalanya yang pening, semua kekhawatirannya pada Delmara benar-benar terjadi.

"Gitu, ya. Gue kirim chat ke Kakak, tapi dia nggak balas. Gue khawatir banget, Kak. Sekarang dia dimana?"

"Gue nggak tau, coba aja lo hubungi salah satu temen Kak Danny. Gue lupa namanya, tapi yang mukanya galak."

"Yaudah, deh. Makasih, Kak."

"Iya, sama-sama."

Johan memutuskan sambungannya, kepalanya tertunduk. Melihat itu, Jefri menepuk bahu sahabatnya seakan memberi semangat. Mereka paham dengan suasana hati Johan, tentu perasaannya campur aduk. Terkejut, kesal, khawatir, semua menjadi satu. Haris dan Jefri ingin bertanya tentang kebenaran berita itu juga, tapi mereka urung dan memilih menunggu sampai kebenaran terungkap dengan sendirinya.

"Jo, bener ya Kakak lo hamil diluar nikah sama anak pewaris-"

"Bacot, bangsat!" Seisi kelas dibuat terkejut karena Johan dengan gebrakan meja.

Tubuhnya yang tegap itu berdiri, menatap nyalang ke sekian gadis yang bertanya tentang kakaknya.

Wajah Johan berubah serius, aura mencekam seketika menguar dan membuat semua orang terdiam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Wajah Johan berubah serius, aura mencekam seketika menguar dan membuat semua orang terdiam. Bahkan Haris dan Jefri hanya bisa melihat apa yang akan dilakukan temannya di detik berikutnya.

"Mau tanya apa lo tentang Kakak gue? Jadi orang nggak usah kepo urusan orang lain kenapa, sih? Panas ya hidup lo kalau nggak urusin orang lain?"

Johan memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana, menaikkan kedua alisnya dengan tatapan menantang.

DANNY • choi hyunsuk (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang