Chapter 5 : Allen?

543 34 26
                                    

"Sumpah, gue berasa hari ini kaya diawasin sama fbi tau ga, Ra. Setiap gue liat ke samping, ke belakang, ke depan, ke semua sisi dan sudut, gue merasa tuh cowok gajelas selalu ada di sekeliling gue. Creepy banget tau ga." Kesel Vallen yang sekarang berada di kelas. Sejak kemaren dari ruang basket, Vallen merasa selalu diikuti.

Sebenarnya pun Theo tidak berniat mengikuti Vallen, tapi setiap dia berada di suatu tempat di sekolah, ia selalu menemui Vallen, entah itu disengaja ataupun tidak.

"Mungkin ini pertanda? Who knows" ucap Theo sambil menggendikkan bahunya.

"Tapi gue engga tuh Va, si melcomul eh apasih pokoknya si kembar itu ga ngikutin gue, GUE AMAN YA TUHAN.. EH TAPI TOLONG SELAMATKAN TEMAN HAMBA" ucap Ara dramatis sambil mengangkat tanganya di depan dada.

"Lo positif gila Ra" gidik Vallen.

"Engga tuh. Lo yang kayanya menuju gila Va. Theo always watching youu, hihihi" Ara menakut-nakuti Vallen dengan cara gajelas, malah buat Vallen mau ketawa.

"Udah ah lo gajelas sumpah. Gila beneran lo kayanya ya. Udah yok istirahat aja, pusing gue dengerin Ms. Evelyn." Ucap Vallen. Ya taulah gimana mengerikannya guru matematika.

"Yaudah yo-" ucapan Ara terputus karena..

"Lo ikut gue" ucap seseorang dibelakang Vallen.

"Hm, sudah kuduga" desah Vallen dramatis.

"Bye world, take me to heaven yesh!" Ucap Vallen pasrah karena sekarang tangannya lagi di seret sama Theo.

"Oh jadi kalo sama gue berasa di heaven, huh?" Theo senyum menyeringai menyebalkan.

"GA! Ew. Menjijikan. Najong." Jijik Vallen. Theo yang dikatai seperti itu malah senyum-senyum sendiri, gila kali ya.

Mukanya lucu ya, kaya kucing, HAHA, batin Theo membayangkan Vallen menjadi kucing beneran.

"Kenapa lo ketawa-ketawa sendiri gitu? Gila ya lo?" Vallen jadi serem sendiri sama Theo.

"Terserah gue dong, kitty" gemas Theo sambil mencubit pipi Vallen lucu. Kata kitty muncul begitu saja di benak Theo dan dengan spontan langsung diucapkan oleh Theo. Hm, kitty lucu juga, batin Theo.

Sedangkan Vallen malah nge-'Freeze' ditempatnya berdiri.

Mampus, oksigen mana oksigen, tolong saya siapapun, omaigat gue mau pingsan, batin Vallen gelagapan sendiri.

Sekarang, posisinya Theo masih mencubit pipi Vallen gemas dengan jarak yang sangat dekat. Setelah menyadari keadaan itu, Theo malah diam dan menatap Vallen dalam.

Vallen pun masih diam, seperti tersihir mata biru Theo yang sangat indah. Vallen menatap mata biru itu seperti ia tenggalam di dasar samudra yang indah, dan Vallen sedang menikmati di dalamnya, eh nanti gue mati tenggelem dong? Batin Vallen gesrek.

"FUHH~~" tiba-tiba Vallen meniup muka Theo yang jaraknya sangat dekat dengannya. Sontak mata Theo kelilipan diberi tiupan tiba-tiba seperti itu.

Nih anak ngerusak moment banget sih, batin Theo kesal.

"Lo ngapain sih? Mata gue perih nih, aw aw." sekarang Theo sedang memegangi matanya yang 'katanya' perih dengan gaya yang agak mendramatisir sih ya. Sebenarnya mata nya ga perih sih, di lebay in aja, Theo pengen tahu gimana reaksi si Vallen.

"Hah? Perih beneran nih? Mana, mana yang perih?" Vallen langsung panik dan spontan langsung meniup-niup mata Theo sambil memegangi kelopak matanya.

Dan kalian tahu ini jaraknya sedekat apa, hm.

Theo sekarang malah tersenyum sambil melihat Vallen yang seperti sangat perhatian kepadanya. Vallen yang merasakan itu pun langsung, "FUHH!! Makan tuh perih!" Vallen meniup tepat di mata Theo dengan tiupan yang lebih kencang.

"HEH! MATA GUE PERIH BENERAN NIH WOY! GILA LO YA" teriak Theo kencang ke arah Vallen yang sudah kabur entah kemana.

Mukanya kalo dari deket tambah cantik ya lucu, senyum batin Theo.
•••
"LALALALALALALALA" sekarang Vallen sedang jingkrak-jingkrak sambil jalan menuju arah kantin. Ia sangat senang berhasil melukai Theo dengan meniup matanya sampai perih, walapun itu ga seberapa dan emang gajelas, seenggaknya Vallen bisa ngelawan dan melukai Theo sedikit lah ya walaupun hanya seujung kuku doang sakitnya, kasian.

Sekarang, Vallen sedang duduk di meja kantin paling pojok, sambil mendengarkan lagu dan nge-Line Ara buat ke kantin. Sebelumnya dia juga udah pesen Lasagna extra mozarella, hm yummy.

"Can i lay by yoursidee"

"Yes of course, babe" balas seseorang di depan Vallen sambil nge-wink. Tiba-tiba di depan Vallen ada cowok yang buat Vallen gabisa nafas waktu di rooftop.

Kenzo. Ya, Kenzo.

"Hey, Ken! Lama ga ketemu ya"

"Hey, Va! Kangen sama gue ya lo!" Tebak Kenzo antusias.

"Dih males amat. Eh itu Lasagna punya gue ya? Duh makasih banget udah dibawain ya, gue jadi terharu nih sama lo" ucap Vallen sambil pura-pura menyeka air mata. Vallen mengira lasagna yang dibawa Kenzo adalah miliknya karena ia membawa 2 makanan, lasagna dan fettucini.

"Dih, geer amat lo, Va. HAHAHA. Ngapain gue ngambilin makanan lo, males banget. Ini punya temen gue, dia lagi di toilet. Gue gabung sama lo ya, sekalian kenalin sahabat gue"

"Njir, gue malu yaampun." Gumam Vallen sambil menutup mukanya malu. Geer amat ya makanan Vallen dibawain Kenzo.

"Yaudah kalo temen lo mau gabung ya gabung aja. Temen gue bentar lagi juga dateng kok" ucap Vallen masih sambil menutup mukanya. Harga diri gue jatuh mamen, sedih Vallen.

Tiba-tiba Ara nge-message Vallen:

Saat Vallen membaca Message terakhir Ara, ada suara yang mengintrupsi, "ehem, Allen?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Vallen membaca Message terakhir Ara, ada suara yang mengintrupsi, "ehem, Allen?"

"Hah?"

Seketika itu dunia Vallen seakan runtuh. Luka di hatinya yang sudah lama ia tutup rapat-rapat seakan disobek secara paksa dan terbuka sangat lebar sekarang.

"Hey, Allen. Apa kabar?"
•••
A/N
heyooo! Akhirnya bisa update lagi ya, semoga chapter ini ga membosankan, dan surpriseee! Cast baru muncul ahay😂

Vallen [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang