Sebenarnya, Abu sudah mantap memilih untuk ikut daftar program bidik misi. Semua teman-temannya sudah siap mendaftar, lengkap dengan segala persyaratan yang dibutuhkan. Abu pun ikut menyiapakan berkas-berkas tersebut. Namun saat ada informasi perlu menyediakan uang pendaftaran seratus ribu rupiah. Abu mulai mengendor.
Dia sudah berjanji kepada dirinya sendiri, dalam proses pendaftaran ini, tidak akan merepotkan Abah dan Ambu, apalagi meminta uang. Tapi apa daya, angka rupiah itu harus ada. Jika tidak, maka Abu kehilangan kesempatan. Artinya, jika Abu berani komitmen dengan janjinya, maka Abu harus mencari jalan lain agar mendapatkan uang seratus ribu.
Setelah berbagai cara dia pikirkan, hampir saja Abu putus asa. Tiba-tiba dia mendengar informasi, ada tetangganya yang akan berangkat ke Jakarta. Kesempatan ini, seakan jawaban dari Allah untuk permohonannya. Abu akan menitipkan surat untuk paman-pamannya di Jakarta. Ada dua orang paman yang akan Abu titipkan surat. Barangkali uang seratus ribu tidak banyak artinya bagi mereka. Surat itu dibuat dengan perasaan takut, bahwa pamannya akan marah kepada Abu.
Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh...
Surat ini di haturkan untuk mang Jamal & mang Tamim di tempat.Mang, Abu sebentar lagi lulus SMA, apakah Abu akan seperti mamang, setelah sekolah SMA berangkat ke Jakarta cari kerja? atau Abu bisa kuliah seperti orang lain?. Yang jelas, Abu tidak pernah punya niat untuk berhenti belajar. Abu masih ingin belajar seperti orang-orang di luaran sana.
Tapi jika ternyata Abu tidak ditakdirkan kuliah. Abu akan belajar cari kerja, bisa jadi belajar hidup di Jakarta, sepeti mamang. kalau sudah lulus SMA Abu berjanji, tidak lagi jadi beban untuk orang tua.
Mungkin mamang mengira Abu terlalu terobsesi untuk kuliah. Bahkan keinginan Abu dianggap terlalu mengada-ada. Tapi begitulah tekad Abu, sepertinya tidak berlebihan jika Abu juga ingin kuliah seperti orang-orang, bahkan bisa menuntut ilmu sampai ke keluar negeri.
Abu masih ingat kata-kata guru kita, Buya Sabarudin. Beliau bilang,
Islam pernah jaya di negri Eropa sana, melahirkan banyak ulama dan ilmuan dunia. Mereka ada yang menjadi ahli tafsir seperti Imam Qurtubi dengan tafsir Qurtubinya, Ada juga yang menjadi ilmuan gramatika bahasa Arab seperti Ibnu Malik, lewat syair Alfiyahnya. Padahal mereka lahir dan di besarkan bukan di negeri Arab. Tapi mereka sangat pakar ilmu agama.
Abu juga ingin seperti mereka. Meskipun hidup di pelosok desa yang serba keterbatasan, cita-cita tidak boleh terbatas.Sebenarnya inti dari surat ini, Abu ingin minta uang kepada mang Jamal dan mang Tamim. Untuk biaya daftar kuliah. Insha Allah jika Abu lolos, Abu berhak mendapatkan beasiswa bidik misi. Katanya biaya kuliah bisa geratis.
Abu cuma butuh seratus ribu saja. Tidak lebih dan tidak kurang.
Abu doakan semoga mang Jamal dan mang Tamim diberikan rezeki yang berlimpah dari Allah SWT. dan bisa mengirimkan uang seratus ribu kepada Abu sebelum tanggal 23 Juni 2010.Terimakasih mamang sudah mau membaca surat Abu. Mungkin surat ini aneh, tapi begitulah cara Abu memaksimalkan usaha, Semoga mamang tidak marah.
Wassalam
Ternyata surat itu mendapat respon yang cepat dari mang Tamim. Begitu surat Abu layangkan, besoknya ada utusan mang Tamim menitipkan uang untuk Abu. Seratus ribu. Dan begitu kaget Abu, bahwa mang Jamal pun di hari berikutnya datang ke rumah, bertanya banyak hal kepada Ambu. Teteh-nya itu, menjelaskan apa keinginan Abu setelah lulus SMA. Tapi mang Jamal tidak memberikan uang itu untuk Abu. Karena mang Jamal tahu, bahwa kakaknya mang Tamim sudah terlebih dulu memberikan uang. Akhirnya mang Jamal memberikan uangnya untuk Ambu.
Ternyata tidak benar sangkaannya bahwa surat itu akan membuat pamannya marah. Justru sebaliknya. Meskipun Abu tidak mendapatkan pesan apapun dari mereka, meski hanya sepatah dua patah kata. Abu yakin mereka mendukung tekadnya. Namun, biarlah semua itu menjadi salah satu episode dalam kisah kehidupan Abu. Semenjak bertemu dengan ustadz muda itu, Abu sudah berubah pikiran. Telah mantap untuk menghafal Al Qur'an.
KAMU SEDANG MEMBACA
Madrasah Cinta
SpiritualTemukan pemaknaan mendalam tentang arti keluarga dalam karya ini. Kamu bisa belajar menjadi anak yang baik, kakak yang baik, adik yang baik, suami yang baik, istri yang baik, ayah yang baik, atau ibu yang baik. Sebagian dari takdir kehidupan itu ak...