05 • jalan raden saleh cikini

529 80 1
                                    

18:13

                         
"Winter."

Gue menoleh, berhenti memakan Chitato di tangan.

"Lo kayak gini..." Dia berdeham. "Gapapa kan?"

"Gini gimana?"

"Jalan sama gue. Beneran ngga ada yang marah?"

Gue tergelak. "Ya ga ada lah. Lo kali, Jem, ada yang marah."

Jaemin mendadak diam, kembali berkonsentrasi menyetir. Apa bener ada yang marah?

"Ah, laper nih," ujar Jaemin sambil menepuk-nepuk perutnya. "Mcd tuh. Mau ga?"

Gue mengangguk karena udah laper juga. Akhirnya, Jaemin membelokkan mobilnya masuh ke Mcdonald's. Dia langsung mengarah ke jalur drive-thru, lalu memesan.

"Lo mau apa, Win?"

"Panas spesial, Fish burger, French fries deluxe. Panas spesial udah sama minum kan?"

Jaemin tertawa kecil, mengangguk, lalu ngomong di mikrofon kecil yang disediakan.

"Panas spesial satu, Fish burger satu, French fries satu, Beef prosperity satu."

Gue menoleh ke arah Jaemin. "Lah lo cuma pesen beef prosperity?"

Dia mengangguk. "Kenyang kok. Tenang, lo tetep gue bayarin."

"Ah gamau. Biasanya juga gue bayar sendiri kan."

"Ngga. gue yang bayar," kata Jaemin. "Soalnya ini bukan kayak biasanya."

"Hah?" gue mengernyitkan dahi.

Jaemin menggeleng, lalu memajukan mobil ke pos bertuliskan 'bayar di sini'. Dia membayar semua pesanan kami, termasuk pesanan gue yang banyak.

Kami mengambil pesanan di pos setelahnya. Gue kegirangan, karena gue laper jadi takis ajeee.

Gue mulai memakan panas spesial. Sempat gue tawarin Jaemin, tapi dia menolak.

"Basa-basi lo. Lo kan suka banget kulit ayam. Masa mau sok-sok dikasih ke gue?" katanya.

BUAT LU MAH APA AJA GUE KASIH, MONYET.

Sampai gue menghabiskan Fish burger, Jaemin belum menyentuh makanannya. Padahal katanya dia laper. Dasar aneh.

"Jaemin, ga makan?"

"Nanti. Ribet lagi nyetir."

Gue meraih kantung Mcdonald's tadi, mengambil Beef prosperity milik Jaemin. "Gue yang pegangin deh. Kasian lo belom makan."

Jaemin menatap gue di sela dia sedang menyetir. "Nah, boleh tuh."

Gue membuka bungkus Beef Prosperity, mengoleskan sambal di atasnya, lalu menyodorkannya pada Jaemin. Pelan, dia menggigit makanannya.

"Gini kali ya, rasanya jadi cowok lo," ujar Jaemin sambil terkekeh.

Pipi gue memanas, salah tingkah.

"K-kalo gue punya cowok mah, yang makan di tempatnya aja biar ga repot." Gue berusaha menutup suara gue yang bergetar dengan tawa di akhir.

"Bener juga." Dia mengangguk. "Cowok itu bakal bahagia banget sama lo, Win."

                         

far away • jaemin x winterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang