12. 결석 : Ruby

1.1K 227 62
                                    

→ ᴥ ←

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

→ ᴥ ←

No Plagiat - Please!

→ ᴥ ←

Crystal menatap punggung [Name] yang bahunya naik-turun dengan tempo cepat. Rambut gadis itu lepek dan dipenuhi noda merah. Tidak hanya pakaian saja yang berwarna kelam, tapi seluruh kulitnya menjadi lautan darah yang beraroma anyir, menusuk-nusuk indera penciuman.

Dalam sekali gerakan yang tak terlihat, [Name] menghunuskan pedangnya ke 7 penjaga yang menantang kemarahannya. Crystal dibuat kagum, sekaligus ngeri bagaimana tubuh gadis itu menghilang dan tiba-tiba sudah ada di belakang tubuh musuh.

"Bagaimana kau bisa menghilang?" Crystal bertanya ketika gadis itu menoleh ke arahnya. Sebagian wajahnya kotor oleh darah yang langsung diseka menggunakan punggung tangan.

"Itu teknik ninja tertinggi. Bukan menghilang, lebih tepatnya bergerak secepat mungkin, saking cepatnya jadi seperti tak terlihat." [Name] menjelaskan secara sederhana.

Di antara puluhan mayat dan darah yang tergenang di lantai, [Name] berjalan santai hingga menimbulkan bunyi kepakan air yang mengudara di langit-langit. Tangannya mengambil pistol di tangan Crsytal yang tidak terpakai sama sekali. Pertarungan mereka pun sampai keluar dari toilet karena tempatnya terlalu sempit.

"Ah!" Crystal meringis tertahan ketika pistol di tangannya diambil, lalu menampilkan raut bersalah. "Maaf karena aku tak membantumu, tapi malah menyusahkanmu."

"Tanganmu terus bergetar, kau takut? Biar kutebak, kau baru memegang pistol? Dan tak pernah membunuh orang?" [Name] mengeledah tubuh para mayat, mencari senjata untuk memenuhi amunisi. Ia baru saja mengalahkan hampir tiga puluh penjaga. Itu berarti masih ada dua puluh penjaga lainnya.

Crystal menggigit bibir bawahnya. Semua yang dikatakan gadis itu benar adanya. Ia tidak pernah berkelahi, mungkin sesekali untuk menjaga diri dari mereka yang berniat jahat. Sebab selama ini, selalu ada Jonggun yang menemani kemana pun ia pergi.

"Benar. Aku nggak pernah terlibat dalam perkelahian. Selama hidupku, aku selalu di jaga oleh orang-orang di sekitarku. Maka sangat sulit bagiku untuk menuruti apa yang kau minta padaku."

"Oh? Kau tak perlu minta maaf. Lagipula sejak awal aku tidak membutuhkan bantuan dari siapa pun. Sebaiknya kau pulang saja, di sini bukan tempat untuk nona muda sepertimu. Akan berbahaya jika kau masih berkeliaran di gedung ini." [Name] melangkahkan kaki menjauhi Crystal dengan pedang dan pistol yang tergenggam erat.

"Hei, tunggu!" Crystal mengejar [Name] yang sudah lebih dulu keluar. Ia tidak terima dengan perkataan gadis itu yang menurutnya terkesan arogan. "Kenapa kau berkata seperti itu? Bagaimana kalau kau benar-benar butuh bantuan seseorang? Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi padamu selama kau melawan mereka, 'kan?"

"Meskipun aku butuh. Apa kau bisa membunuh mereka dengan tanganmu yang bersih itu ketika aku terdesak? Kau bahkan tak bisa menghindari belati yang mengarah padamu. Kalau saja aku tak bertindak cepat, mungkin sekarang wajahmu sudah hancur." [Name] melirik Crystal yang membungkam mulut rapat-rapat. Perubahan ekspresinya kentara sekali bahwa gadis itu dilanda resah tercampur kesal.

Շ. THIEF ᴥ YoojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang