→ ᴥ ←
No Plagiat - Please!
→ ᴥ ←
Membereskan berkas yang berserakan di atas meja dan menumpuknya sesuai arsip. Bola mata yang terbalut bingkai kacamata itu, melirik sosok gadis yang tertidur pulas dengan kepala beralaskan bahu miliknya.
Yoojin terkekeh kecil. Bagaimana lucunya bibir ranum itu sedikit terbuka, mengigaukan kata-kata. Sejam lalu, mereka sibuk berdebat, memutuskan di mana tempat yang cocok untuk Yoojin kerja. Sampai akhirnya, mereka bersepakat duduk di sofa yang terletak di tengah ruangan.
Diam-diam Yoojin membuka kunci borgol yang melekat di tangan kanan. Rasanya sakit juga tergores besi yang lumayan berat. Pergerakannya jadi terbatas, tidak bisa kemana-mana karena harus mengikutsertakan gadis itu yang kadang tidak mau ikut ke kamar mandi.
Menghembuskan napas. Yoojin mengangkat tubuh [Name] untuk duduk di atas pangkuannya. Mengusap punggung gadis itu saat bergerak mencari posisi nyaman. Beberapa menit kemudian, Mandeok datang dan mengatakan bahwa ada hal penting yang harus Yoojin periksa.
"Baiklah. Aku akan ke sana." Yoojin membaringkan tubuh [Name] di sofa. Mengusap kening, lalu mendaratkan ciuman di bibir.
Mendengar suara pintu ditutup. [Name] bangkit terduduk, mengusap bibirnya kasar "Bajingan, gila. Memang aku ini budakmu apa?! Tapi setidaknya, aktingku patut di kasih penghargaan bintang tujuh."
Merenggangkan tangan. "Baiklah. Mari kita cari tahu rahasia gelap perusahaan ini."
Cari mati, tapi [Name] sangat suka dengan hal yang menantang maut. Pertama-tama, ia melepas borgol sialan yang sudah menjeratnya bersama laki-laki itu. Matanya berkeliling mengitari ruangan yang memiliki kesan seorang villain.
Mengambil berkas di atas meja. Setiap lembaran kertas, memuat tentang biodata para buronan di seluruh Negera. Dahinya mengernyit ketika membaca satu-persatu biodata tersebut. "Apa nih? Kok, mereka dapat rangking begini?"
Puas menjelajahi setiap sudut. Kaki [Name] melangkah keluar dan terlebih dahulu memastikan tidak ada orang. Menutup pintu se-pelan mungkin, ia berjalan menyelusuri lorong panjang yang di setiap sisi kiri-kanan memiliki daun pintu.
Sejauh mata memandang, ornamen dikuasai warna cokelat muda dan tua, diselingi sentuhan kayu, serta lampu kecil yang semakin terlihat manis.
"Apa aku harus membuka satu-persatu pintu ini?" gumam [Name].
Lama berkeliling. [Name] masuk ke dalam lift, tangannya terulur untuk menyentuh tombol yang tersedia dan menekan seluruh angka. Gedung ini memiliki puluhan lantai, tapi sepertinya ada satu lantai yang tidak terdeteksi. Pandangannya naik ke atas, mencari rekaman CCTV yang tersembunyi.
"Aneh. Ini terasa janggal. Di mana tombol untuk mencapai lantai basmenet?"
[Name] menjatuhkan netra ke arah tombol yang tidak menunjukkan tanda-tanda angka menuju basement. Biasanya setiap gedung, memiliki bawah tanah untuk menyimpan kendaraan atau hal-hal tertentu. Ia memainkan benda ini berkali-kali, lift pun berhenti di setiap lantai dan kembali ke lantai pertama yang menjadi tempat persinggahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Շ. THIEF ᴥ Yoojin
Fanfictionᴘᴇɴᴄᴜʀɪ ɴᴀᴋᴀʟ ʏᴀɴɢ ᴍᴇʀᴇsᴀʜᴋᴀɴ. Awalnya memang membosankan, tapi saya yakin. Kalian akan dibuat jatuh hati oleh sikap keduanya yang asam-manis, bukan romantis. Yoojin x [Name]! 𝗡𝗢 𝗣𝗟𝗔𝗚𝗜𝗔𝗧 - 𝗣𝗟𝗘𝗔𝗦𝗘! Jangan lupa tinggalkan jejak. 17+ ───...