02. 흐릿한 : Escape

1.8K 336 3
                                    

→ ᴥ ←

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

→ ᴥ ←

No Plagiat - Please!

→ ᴥ ←

Mata indah itu terbuka. Silau sejauh mata memandang. Rasa pening menjalar di seluruh kepala. Kelopak matanya tertutup kembali, guna menyesuaikan cahaya terang di langit-langit ruangan.

[Name] mengedarkan mata. Selang infus menjadi objek pertama yang tertangkap retina. Beralih mengitari seluruh ruangan yang berbau khas obatan-obatan pahit. Jendela yang tertutup gorden putih transparan. Menyorot tajam sebuah sinar yang masuk melalui sela-sela gorden.

Jam dinding berdetak nyaring membuat gadis itu tersentak ke sumber suara. Pukul tujuh merupakan hal baik untuk memulai aktivitas pagi. Susah payah [Name] mendudukkan diri.

"Shht!" Rasa perih menyerang di bagian pinggang yang terlilit perban. Refleks, memegang area yang sakit. Suara pintu terbuka mengalihkan atensi gadis itu yang tengah menggigit bibir.

Sebuah instrument troli, terbuat dari aluminium yang berguna untuk menampung alat-alat medis berjalan masuk ke dalam ruangan. Seorang suster dengan senyum hangat menerpa penglihatan gadis itu.

"Kamu sudah bangun? Sebaiknya jangan memaksakan diri untuk duduk. Jahitan di pinggangmu bisa terbuka."

"Jahitan? Apa aku di operasi? Berapa lama aku nggak sadarkan diri?"

"Kamu di operasi karena ada peluru yang bersarang di pinggangmu. Satu hari, kamu termasuk orang yang cepat sadarkan diri. Sepertinya pertahanan tubuhmu bagus dan baik."

[Name] membaringkan diri dan memperhatikan gerak-gerik suster itu yang sedang mempersiapkan peralatan medis, serta obatan-obatan berupa cairan yang terbungkus jarum suntik.

"Apa kau merasa mual? Pusing? Atau ada gejala lain yang dirasakan saat ini?" Suster itu mengecek tensi darah, detak jantung dan suhu tubuh, lalu mempersiapkan jarum suntik untuk memberi obat tambahan ke selang infus gadis itu.

"Aku baik-baik saja." [Name] melempar pandangan ke langit-langit ruangan. Membiarkan suster itu melakukan sesuka hati pada tubuhnya.

Selama mengisi kekosongan. [Name] membujuk otaknya untuk mengingat kejadian tragis yang menimpa nafsi. Namun hanya rasa sakit yang semakin menjadi-jadi. Mendesah frustasi. [Name] termenung memikirkan tentang hidupnya yang tidak pernah lepas dari kematian. Senyum kecut menyambut pagi hari.

Tiba-tiba, siluet bayangan wajah yang terbingkai kacamata bundar dengan rekahan manis di bibir, menghantam neorun otaknya. [Name] meringis tertahan, sebelum akhirnya terdiam kebingungan.

"Ngomong-ngomong, siapa yang membawaku ke sini?"

"Eh? Kamu tidak ingat?" Suster itu membereskan peralatan medis dan dibalas dengkusan kesal. "Yang membawamu ke sini adalah kekasihmu."

Շ. THIEF ᴥ YoojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang