10: Main

42 9 16
                                    

Luhan dan Lay menatap sang adik yang asik dengan mainannya. Bocah yang duduk di bangku kelas dua Sekolah Menengah Atas itu asik bermain di ruang permainan dengan berbagai macam game yang ada.

"Baek, ayo pulang", ajak Luhan dengan mendudukkan dirinya di sofa itu. Menatap sang adik yang tak perduli dengan panggilan Luhan.

Lay mendengus, lihat bahkan hanya untuk memainkan game yang tak berguna itu mereka harus menyewa tempat ini hanya untuk Baekhyun seorang dan adiknya tak mau pulang sebelum ia benar benar puas.

"Baixian ku ulangi sekali lagi, ayo kita pulang", titah Lay yang membuat Baekhyun menghentikan permainannya dan menatap tajam pada Lay.

"aku tak takut dengan tatapan menyebalkan mu itu ge", setelah mengatakan itu Baekhyun melanjutkan kembali permainannya tanpa memperdulikan Luhan dan Lay yang menatapnya jengkel.

"akan aku adukan pada Yifan ge", Lay tersenyum saat Baekhyun menatapnya dan menghentikan permainan yang sedang ia mainkan.

"Yifan ge sedang melakukan perjalanan bisnisnya dan tak akan mungkin menyeret ku", ucapan Baekhyun dengan sinis.

Namun belum sempat ia kembali melanjutkan permainan itu, suara deringan ponselnya menggema. Jemarinya yang lentik mengambil ponsel di dalam saku celana dan menatap nama di layar.

Matanya melotot saat nama Yifan muncul di layar ponsel kesayangan Baekhyun. Jika sudah begini maka ia harus segera pulang, mandi dan segera tidur untuk mengistirahatkan tubuh mungilnya pada ranjang hangat.

"hyung ayo pulang", ajak Baekhyun dengan mebawa tasnya kemudian ia melangkah mendekati pada kedua hyungnya.

"kenapa tiba tiba? Tadi kau nekad tak mau pulang?", tanya Luhan heran membuat Lay juga menatapnya.

"Yifan ge mengirim pesan, ayo cepatlah ge jangan lelet", Baekhyun berjalan cepat mendahului kedua kakak laki lakinya itu kemudian duduk manis di mobil yang telah terparkir.

******

Yifan menatap Baekhyun yang berdiri dengan wajah cemberut bukan main. Bajunya basah dan kotor itu karena dia berlari dan tak sengaja jatuh pada kubangan yang tak terlalu dalam.

"kenapa kau kotor sekali Baixian? Bau mu sangat busuk", ucap Yifan dengan menutup hidungnya membuat Luhan dan Yixing terkikik geli.

"dia jatuh d kubangan, aku sudah bilang padanya jangan berlari lari tetap saja bocah bandel ini tak mendengar ku", Yixing menatap adiknya yang sekarang menatapnya dengan sebal.

"salah gege sendiri kenapa tak menyuruh pelayan untuk menutup lubang itu, katanya orang kaya tapi menutup lubang saja tidak mampu", ejek Baekhyun yang sekarang berjalan pergi menuju kamarnya.

"jangan ke kamar mu Baixian, gunakan kamar mandi luar saja", ucap Luhan yang duduk di samping Yifan seraya menatap adiknya yang ogah ogahan menatapnya.

"aku tak terbiasa dengan air di sana", dengus Baekhyun kemudian berlari menuju kamarnya.

"bukankah air di rumah ini sama?", gumam Luhan dengan pelan namun tak di tanggapi dengan saudara saudaranya itu.

Malam ini mereka duduk santai di ruang tamu dengan beberapa cemilan dan minuman beraneka rasa.

Yifan dengan laptopnya, Luhan yang asik membolak balik majalah dan Yixing yang asik memainkan ponsel mahal di tangannya.

"ada pusat permainan terbaru di Beijing", ucap Baekhyun dengan santai membuat ketiganya menatap bocah tengil yang sekarang nampak tersenyum dengan polosnya.

"terus?", tanya Luhan.

"aku ingin mencobanya, katanya dewi keberntungan selalu ada di sana", ungkap Baekhyun melirik pada Yifan, "boleh aku ke sana? Besok libur".

Yifan menatap adiknya, tatapan matanya sangat tajam membuat Baekhyun menatap ke arah lain, "ide bagus, ini bisa menjadi healing yang menyenangkan setelah pekerjaan ku yang menumpuk".

Mendengar ucapan Yifan, dengan cepat Baekhyun melonjak bahagia, "kita pergi besok Ge", ucap Baekhyun, "tapi kau harus menyewanya, aku tak mau di ganggu oleh orang lain saat bermain".

Luhan mendengus sebal, adiknya ini memang sangat keterlaluan, dengan pelan dia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang, "kosongkan pusat permainan Beijing, aku akan membayar berapa pun agar orang luar tak memasukinya".

Mendengar ucapan Luhan, dengan cepat Baekhyun melonjak bahagia. Dengan begini tak akan ada yang bisa menganggunya bermain, hanya ada dia dan ketiga kakak laki lakinya serta pegawai permainan di sana.

"hummmmm~~ enaknya jadi orang kaya~", gumam Baekhyun seraya memanggil maidnya.

"paman bawakan aku sekotak Strawberry dan susu Strawberry, jangan lupakan Ice Cream jumbo yang aku beli kemarin", pinta Baekhyun.

"baik tuan", pelayan itu membungkukkan tubuhnya dan berlalu pergi begitu saja.

Yixing menatap adiknya, "enak sekali menjadi bungsu di keluarga ini, semua permintaan akan terkabulkan".

"begitulah kekuatan anak Bungsu, sebagai kakak laki laki yang bertanggung jawab itu memang sudah kewajiban kalian", titah Baekhyun dengan menyilangkan kedua tangannya di dada membuat ketiga gegenya mendengus bersamaan.

Kalau saja Baekhyun bukan adik mereka sudah di pastikan lelaki tengil itu akan terlunta lunta di jalanan. Tapi itu memang sudah tanggung jawab mereka bertiga, Baekhyun itu spesial bagaimana pun tingkah menyebalkannya mereka akan tetap mengabulkan semua permintaan Baekhyun.

Si Imut KesayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang