JANGAN LUPA FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!
HAPPY READING!
Pukulan Drum, petikan gitar dan getaran bass saling beradu menghasilkan melodi indah memenuhi ruangan yang dilapisi peredam suara. Tiga remaja cowok sedang bermain musik dengan keahliannya masing-masing memainkan sebuah lagu dari salah satu band terkenal di Indonesia. Kini mereka membayangkan dirinya layaknya tampil disebuah panggung megah dengan juataan penonton yang mengelu-elukan mereka.
Cowok yang memakai kaos hitam dilapisi kemeja putih dengan lambang OSIS di dada kirinya serta mengenakan celana panjang abu-abu, sedang memainkan gitar sambil mengangguk-ngangguk kecil menikmati alunan intro musik. Selain menjadi gitaris Ia juga sebagai pengisi vokalnya disini.
Begitu vokal akan masuk, suara dentumam pukulan drum berhenti membuat nada jadi buyar. "Sorry, sorry. Nyokap gue nelpon nih." Cowok yeng memegang stik drum tersebut menunjukkan layar ponselnya yang sedang menampilkan 'Mami is calling'
"Iya hallo Mi?"
"..."
"Iya iya Mi, Jino pulang sekarang."
"We, Bro latihannya udahan ya, gue disuruh pulang nih," ujar cowok yang kerap disapa Jino itu setelah menutup panggilan tersebut.
"Dasar anak Mami lo," ejek cowok yang memegang bass itu.
"Oke kita lanjut besok," putus sang gitaris sekaligus vokalis itu.
"Siap Res, kalo gitu gue dulan. Takut macet. Bram duluan!" pamit Jino pada kedua temannya keluar lebih dulu dari ruangan studio ini.
"Yo'ii!" sahut Abram.
Keluar dari gedung tempat sewa untuk latihan musik itu, langit sudah tampak sore. Terhitung mereka sudah menghabiskan tiga jam bergelut dengan alat musik didalam sana sepulang dari sekolah. Dengan masih mengenakan seragam sekolahnya.
"Bram cari makan yok, gue laper nih," ujar cowok yang sedang memakai jaket jeans hitam dengan berbagai tempelan bordiran emblem menghiasinya. Salah satunya terdapat emblem band favoritnya.
"Oke gaslah, gue juga laper," sahut Abram yang sudah memakai helmnya.
Dua cowok remaja ini mengendarai motornya saling beriringan meninggalkan Dream's Studio musik itu.
Jalanan Ibu kota disore hari ini mulai padat dan sebentar lagi akan terjadi kemacetan karena sudah waktunya jam pulang kantor. Disaat semua pengendara berlomba-lomba saling salip-menyalip ingin pulang lebih cepat dan terhidar dari kemacetan, tapi cowok yang memiliki nama panggilan Reska ini malah bersenandung santai mengendarai motor klasik bullit bluroc kesayangannya ini menikmati suasana jalanan.
Begitu matanya melihat pedagang-pedagang yang berjejeran dipinggir jalan. Ia menyalakan lampu sein kanan dan memberi kode pada Abram---temannya itu yang berada pas dibelakangnya. Dua motor tersebut akhirnya minggir ke tepi jalan dan mencari tempat parkir tepat dibawah pohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ritme Cinta
Teen FictionSering dibanding-bandingkan, selalu ngerasa orang tua pilih kasih itulah yang dirasakan oleh gadis remaja berusia 17 tahun ini. Semenjak kehadiran sang adik, gadis yang kerap disapa Ratna ini jadi terasingkan oleh keluarganya sendiri. Dirinya bak di...