9. NGUTANG.

34 4 0
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW DULU!

HAPPY READING.

Sepoian angin malam menerobos masuk dari celah jendela setengah terbuka disebuah kamar yang terdapat seorang gadis didalamnya sedang mengerjakan tugas dari kliennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepoian angin malam menerobos masuk dari celah jendela setengah terbuka disebuah kamar yang terdapat seorang gadis didalamnya sedang mengerjakan tugas dari kliennya.

Meja belajarnya yang penuh dengan buku serta alat tulisnya itu tepat berada disebelah jendela kamarnya sehingga Ia dapat melihat benda langit dimalam hari ketika duduk di kursi belajarnya itu.

Seperti saat ini, Ratna ditemani sang rembulan bersinar terang malam ini. Tangannya terasa pegal meniru tulisan Reska yang seperti cakar ayam. Sangat susah ditiru.

Baru kali Ia menulis angka-angka dan kata-kata yang cukup ber-space anatara huruf-hurufnya. Terlihat seperti tulisan anak SD yang baru belajar nulis.

Yang biasanya Ratna sangat cepat menyelesaikan pesanan tugas, sangat berbeda dengan kliennya yang satu ini. Butuh waktu berjam-jam menyenyelesaikan lima soal darinya. Bukan karena soalnya yang susah, melainkan meniru gaya tulisan Reska yang sangat unik. Untung saja ini tugas matematika yang lebih dominan angka-angka daripada huruf. Jadi sedikit mudah baginya mengerjakan.

***

Gadis berseragam pramuka ini keluar dari kamarnya dengan aroma wangi vanila yang menjadi ciri khasnya tersendiri. Kedua orangtuanya dan adiknya sudah berada di meja makan menikmati sarapannya.

"Pagi nak," sapa pria yang menjadi kepala keluarga dirumah ini.

"Pagi Pa," balas Ratna menarik satu kursi kosong disebelah Dendi, adiknya Ratna. Usia mereka hanya beda setahun.

Seragam mereka berdua sangatlah kontras. Dendi dengan kemeja putih dibalut rompi biru dongker ditambah outer almamater yang senada dengan warna rompi serta celana panjangnya. Sementara Ratna memakai seragam pramuka biasa seperti pada umumnya di sekolah Negeri. Ya, berbeda dengan Dendi yang bersekolah di SMA Triksa yang bertaraf Internasional School.

Entah kenapa mereka tidak disekolahkan ke dalam satu sekolah yang sama. Sampai saat ini Ratna belum tahu apa motivasinya. Bukankah biasanya dalam satu keluarga itu semua anaknya umumnya disekolahkan dalam satu sekolah yang sama? Disini sudah sangat jelas orangtuanya seperti pilih kasih.

"Senin depan Papa ada dinas ke luar kota," terang Arta sembari mengelap mulutnya dengan tisu. "Dendi, kamu sebagai anak cowok dirumah ini tolong gantiin tugas Papa. Jagain Mama sama Kakak kamu ini," lanjutnya.

"Hmm iya Pa," sahut Dendi yang sedang memotong roti tawar dihadapannya.

"Ee... Berapa hari Pa?" tanya Ratna.

Ritme CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang