FOLLOW DULU YA...
HAPPY READING!
Jika saja dalam hidup ini semudah memblokir kontak atau akun orang yang tidak kita inginkan dalam hidup ini, sudah pasti Ratna lakukan sedari dulu pada duo cewek ular ini yang selalu mengganggu ketenangan hidupnya. Namun, sayangnya di dunia nyata tidak semudah itu memblokir orang. Terlebih lagi Ia satu kelas dengannya yang berlangsung selama tiga tahun akan terus bertemu. Kecuali, Ia sendiri mengalah pindah dari sekolah ini.
Meira sengaja menyenggol tangan Ratna yang sedang membawa sebuah cup es jeruk hingga minuman itu sedikit tumpah mengenai seragam batiknya. "Sorry, gue gak liat," ujar Meira santai dengan senyum tipis.
"Ups, tumpah ya minum lo? Mau gue beliin lagi gak?" ucap Silvi menutup mulutnya dan sok peduli dengan Ratna.
"Aaakhh!" pekik Meira ketika punggungnya terasa dingin dan seragamnya basah setengah. Gadis itu sontak saja menoleh ke belakang dan mendapati Iren tersenyum sungging menatap Meira. Silvi membelalakkan matanya serta mulutnya menganga melihat bagian punggung Meira basah.
"Sorry, gue gak liat." Iren meniru ucapan yang Meira bilang tadi ke Ratna. Mata Iren melirik tajam ke arah Silvi. Tanpa basa-basi lagi, Iren melangkah sombong meninggalkan mereka.
Meira menghentak-hentakan kakinya, kedua tangannya meremas udara kosong menatap punggung Iren geram.
"Apa lo?" ketusnya kemudian menatap Ratna yang terdiam mematung. Detik itu juga Ia langsung pergi dari lorong itu.
Ratna memilih membuang es jeruk yang masih setengah cup itu ke tong sampah. Tangannya terasa lengket ketumpahan minuman itu. Seragam batiknya juga sedikit basah dibagian perutnya. Ia hanya mampu menggerutu karena tak punya nyali melawan duo cewek ular itu.
Ratna pergi ke toilet untuk mencuci tangannya. Begitu melewati ruang musik telinganya kembali mendengar suara cowok yang sedang bernyanyi. Ingin sekali Ia mengetahui siapa orangnya. Memang setiap kali Ia lewat di depan ruang musik ini, pasti saja Ia mendengar suara berat ini. Dari kelas sepuluh Ia sudah sering mendegarnya bernyanyi tapi sama sekali belum tahu bagaimana rupanya.
***
"Serius amat!" ujar seseorang yang membuat Ratna tersentak dan fokusnya sedang membaca buku jadi teralihkan. Ratna melihat ke arah jendela kelas yang berada disampingnya. Reska berada diluar kelas dengan setengah badannya masuk ke jendela kelas yang sedang terbuka. Cowok itu menopang dagu pada kusen jendela. Punggungnya sediri Ia gunakan menahah kaca jendela model dorong itu.
Ratna menghembuskan napasnya kasar menggambarkan bahwa dirinya muak berhadapan dengan Reska lagi. Oh, iya. Satu lagi orang yang ingin Ia blokir dalam hidupnya adalah cowok ini.
"Kerjain tugas gue dong," ucapnya lagi sembari menaik turunkan alisnya.
"Tugas matematika dikumpul besok. Soalnya udah gue tulis dibuku ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ritme Cinta
Teen FictionSering dibanding-bandingkan, selalu ngerasa orang tua pilih kasih itulah yang dirasakan oleh gadis remaja berusia 17 tahun ini. Semenjak kehadiran sang adik, gadis yang kerap disapa Ratna ini jadi terasingkan oleh keluarganya sendiri. Dirinya bak di...