Assalamu'alaikum Wr.Wb
Selamat membaca.***
"SERENN BANGUN!!!" suara teriakan sang ibu membuat Seren bangun dan berjalan tergopoh gopoh keluar dari kamar.
"Iya bu." balas Seren.
"Cepet sana mandi dan masak buat sarapan hari ini!" ucap Ibu.
"Iya Bu, sebentar."
"Bukan iya iya aja!! cepat sana" ujar Ibu dengan sedikit kesal.
Tanpa menunggu lama lagi, Seren menyambar handuknya dan pergi untuk mandi terlebih dahulu. Setelah selesai memakai seragam, ia melangkahkan kakinya menuju dapur.
"Pagi bu!" ucap Abbas, adik seren.
"Pagi juga, putra ibu" ucap Ibu mengelus kepala Abbas penuh sayang.
Seren yang melihat dari meja pantry hanya bisa tersenyum iri. Dia saja yang menyandang sebagai anak kandung Ibunya, tidak pernah diperlakukan seperti itu.
"Seren cepat kemarikan makanannya!! Malah bengong lagi." tegur Ibu.
"Eh i-iya bu." Seren merutuki dirinya yang melamun dan segera mengambil nampan berisi 4 piring nasi goreng yang sudah ia buat sebelumnya.
Mereka pun sarapan. Setelah menghabiskan makanannya, Seren mencuci semua piring dan gelas kotor sebelum berangkat sekolah.
Papa dan adik tirinya pasti sudah pergi. Dan ibunya akan berangkat ke toko milik sang papa. Sedangkan dirinya baru akan berjalan ke depan gang untuk menunggu transportasi umum yang tak lain angkot. Belum lagi waktunya sudah hampir mepet.
"Duhh, wassalam deh kalo telat." batin Seren.
***
Didalam angkot, Seren hendak mengatakan "kiri pak" kepada supirnya tapi tiba-tiba ada suara berat yang menggantikan niatnya tersebut. Akhirnya Seren pun turun dan diikuti seorang laki laki yang juga turun dari angkot itu.
"Yah, udah ditutup gerbang nya." keluh Seren menghela nafas panjang.
"Santai aja kali." ucap laki-laki di sebelahnya.
Seren menolehkan kepalanya sedikit, menatap lama wajah laki laki itu. Sedikit tidak asing, tapi ia lupa apakah pernah bertemu sebelumnya. Lamunan Seren terhenti ketika mendengar langkah kaki Pak satpam yang tengah berjaga di depan sekolah.
"Pak, izinin saya masuk ya. Telat 6 menit doang kok. Saya janji ga bakal telat lagi." ucap Seren sambil memohon.
"Oke, kali ini bapak izinin kamu masuk tapi jangan diulang lagi. Paham?! Heh kamu juga, cepetan masuk." ucap Pak Satpam. Si laki-laki mengangguk setuju, tak lupa ia mengucapkan terimakasih lalu pergi dari area gerbang.
"Iya!! Terimakasih banyak, Pak." ucap Seren tersenyum.
Namun saat hendak masuk menuju lapangan, kedua remaja itu tersentak kaget. Mereka dicegat oleh dua orang anggota osis dan dihukum untuk berdiri di lapangan sampai jam istirahat pertama dimulai.
***
Bel tanda istirahat berbunyi, yang artinya hukuman sudah selesai. Seren melangkah menuju anggota OSIS yang tengah memantau mereka berdua, jaga-jaga jika ada yang kabur. Sedangkan laki laki yang tadi dihukum bersama Seren sudah melengos pergi begitu saja.
"Maaf Kak, sudah selesai hukumannya kan?" ujar Seren, matanya melihat ke arah name tag OSIS tersebut. Tertulis Rafdan Nugraha.
Dia berdehem. "Silahkan kembali ke kelas."
Seren pamit. Ia pergi masuk kedalam kelas yang berada tak jauh dari lapangan. Langkah kakinya perlahan masuk, dan mendudukkan diri di bangku miliknya yang terletak di barisan ketiga.
"Lo abis di hukum?" tanya Ayuna, teman sebangku Seren. Gadis itu mengangguk sekilas dan bertanya kepada Ayun. "Tadi ada tugas gak, Ay?"
"Ada, tugas kelompok bahasa Indonesia." balas Ayun sembari memainkan ponselnya.
"Gue sama siapa?." Seren bertanya lagi. Ia menatap Ayuna lamat-lamat. "Kalo ga salah lo sama si Alin, Bunga, Dika, Rafi, Akmal."
Seren lantas menghela kasar. Entah kenapa, ia jadi tak mood jika satu kelompok dengan mereka. Pasalnya, Seren gadis yang tak pandai bergaul. Apalagi teman sekelompok nya itu bisa dibilang perusuh kelas. Ia jadi tak yakin mampu mengerjakan tugas kelompok tersebut.
"Ah yaudah deh, daripada ga ada kelompok." ucap Seren lesu, ia menelungkupkan kepalanya diatas meja. Ayuna yang melihat wajah pasrah Seren hanya mampu menggaruk tengkuknya. Ia paham dengan Seren, tapi apa boleh buat. Pembagian kelompok sudah terlanjur diatur oleh si Ketua Kelas, itupun atas perintah dari guru pelajarannya langsung.
***
CHAPTER FINISHED

KAMU SEDANG MEMBACA
Confessions Of A Broken Heart
Genç Kurgu"SEREN, CEPAT BERSIHKAN LANTAINYA! IBU ADA ARISAN." "Baik, Bu." "WOII!! AMBILIN MINUM CEPET! GUE HAUS." "Bentar, Bas." "SEREN, ANTAR KAN BARANG BARANG INI KE TOKO!! SEKARANG!!." "Iya, Pah." Boleh ga sih aku mengeluh?? Padahal dirumah ini memperkerja...