Assalamu'alaikum Wr.Wb
Selamat membaca.***
Keesokan harinya setelah bel pulang berbunyi, Seren pergi menuju ruang perpustakaan bersama teman-teman nya untuk mengerjakan tugas Bahasa Indonesia.Ia menarik satu kursi yang kosong, dan menyimpan tas nya di samping. Lalu mengambil buku paket yang sudah ia bawa.
"Nih, laptopnya!." ujar Bunga meletakkan laptop berwarna hitam di meja.
"Ya tinggal taruh aja kali." sinis Alin.
Karena tidak mau ada keributan lagi, Seren menyuruh anggota kelompoknya untuk mencari materi yang sudah ditugaskan.
Dengan lihai, jari jemari Seren mengetik di atas papan keyboard. Andika yang tepatnya berada di hadapan Seren, mulai mendiktekan beberapa materi yang sudah ia dan yang lainnya rangkum.
"Eh si Akmal mana?." tanya Bunga pada teman temannya.
"Izin, kagak bisa kerkom katanya. Biasalah anak basket." sahut Rafi dan di jawab anggukan.
"Woi, Ser! Punya kuota kagak? Hospotin dong!" ucap Alin menolehkan kepalanya dengan suara ngegas.
"Alahh! kuota nya cuman tinggal 2 GB, mana buat dua Minggu lagi. Tapi yaudah lah, hospotin aja. Daripada dikira pelit." ucap Seren dalam hati.
Gadis itu mengangguk dan menghentikan aktivitas nya sebentar. Ia mengambil handphone yang ada di dalam saku lalu menyalakan fitur hospot.
"Kata sandinya Esra****." balas Seren.
"Oke, thanks. Dah masuk kok." Seren tersenyum kecil, pandangannya tertuju pada layar notif.
Tethering (Penambatan) atau hospot aktif
3 connected device"Siapa aja ini yang ngehospot?!" bingung Seren dalam hati.
"Eh nama lo siapa sih? Gue ikut ngehospot juga ya. Lupa maketin pulsa soalnya." ucap Bunga dan disahuti oleh Rafi.
"Gue juga ya, ikut hospot bentar."
"Dih, kagak modal lo pada." nyinyir Alin.
"Lo juga Alindot." kata Bunga sambil memukul lengan Alin kesal.
"Udah-udah, kerjain tugasnya. Lo juga Raf, gausah main game dulu." ceplos Andika.
Sedaritadi Seren hanya mengamati teman temannya yang sedang bercekcok. Ia tak tau apa yang harus di ucapkan. Mau melerai pun ia sedikit canggung dan tak enak hati.
"Sini gantian. Gue yang ketik, lo yang ngedikte. Kalo bisa rangkum lagi biar gak terlalu banyak."
"Iya."
***
Hari semakin sore. Dan mereka memutuskan untuk segera menuntaskan kerja kelompok. Setelahnya, Bunga dan Rafi mengembalikan buku buku yang mereka pinjam ke rak. Sedangkan Andika, Seren dan Alin merapihkan meja yang mereka gunakan serta memastikan tidak ada sampah yang berserakan.
"Gue sama Alin duluan ya. Ada kepentingan negara." ujar Bunga.
"Huss huss sono balik." usir Rafi menatap malas kedua gadis itu. Mereka pun akhirnya keluar dari perpustakaan. Tak lupa Seren pun dengan cepat meraih tas sekolahnya, kemudian segera berpamitan. Ia agak sedikit risih jika seruangan dengan laki laki saja.
Sesudah turun dari tangga, Seren berjalan di koridor yang mengarah ke gerbang. Matanya tertuju pada beberapa laki laki yang tengah beristirahat di kursi yang ada di pinggir lapangan.
"Ren!" panggil seorang laki laki di antara gerombolan pemuda tadi.
Seren tetap berjalan. Ia menghiraukannya. Seren kira, panggilan itu bukan untuk dirinya.
"Serena Umaira."
Langkahnya terhenti. Ia membalikkan tubuhnya ke samping. Seren mengenali orang yang memanggil dirinya tersebut. Itu Akmal, teman sekelasnya.
"Iya kenapa, Mal?"
Akmal, pemuda itu menyukar rambutnya yang basah penuh keringat. "Sorry, barusan gue ga ikut kerkom. Kalo semisalnya kalian keberatan, keluarin aja. Takut nanti dikira gue nerima jadi doang." ucap Akmal.
"Gausah. Lagian udah selesai kok, tinggal di Print aja." balas Seren.
"Oh, yaudah gue aja yang nge-print nya. Gimana?" tawar Akmal.
Seren mengiyakan ucapan pemuda tersebut. "Boleh. Nanti ya dokumennya di kirim ke grup."
"Langsung kirim ke gue aja. Nge save kan nomornya?"
Seren menyalakan handphone miliknya. Ia lupa belum menyimpan nomor lelaki itu. Lantas Seren berdehem kecil. "Oh, oke bentar."
Akmal XI IPS 3Me:
Send file document
____
"Udah dikirim ya." ucapnya. Akmal mengangguk. "Thanks, Ren."
"Sama-sama."
Di lapangan sana, seorang laki-laki menatap kearah Akmal dan Seren yang sedang berbicara. Entah kenapa, ia merasa sedikit cemburu.
Drtt..drttt..drtt
Tangannya merogoh saku celana. Rupanya ada sebuah panggilan yang masuk dan ia pun langsung menempelkan benda itu di telinga.
"......"
"Iyaa. Aku mau pulang sekarang kok."
"......"
"He'em, ga bakalan. Selamat istirahat ya. Jangan lupa diminum obatnya."
"......"
"Love you more!"Panggilan terputus. Ia memasukkan kembali handphone nya kedalam saku. "Mal, ayo balik." teriak laki-laki tersebut. Akmal berbalik dan menghampiri orang itu. Sedangkan Seren pergi ke arah gerbang.
"Maaf banget ya pak, jadi nungguin lama." ucap Seren kepada bapak go-jek. Biasanya, ia pulang dengan memakai angkot, tapi kali ini ia sedang malas menunggu angkot yang sangat lama. Apalagi jam sudah hampir menunjukkan pukul setengah 6 sore.
***
CHAPTER FINISHED
KAMU SEDANG MEMBACA
Confessions Of A Broken Heart
Teen Fiction"SEREN, CEPAT BERSIHKAN LANTAINYA! IBU ADA ARISAN." "Baik, Bu." "WOII!! AMBILIN MINUM CEPET! GUE HAUS." "Bentar, Bas." "SEREN, ANTAR KAN BARANG BARANG INI KE TOKO!! SEKARANG!!." "Iya, Pah." Boleh ga sih aku mengeluh?? Padahal dirumah ini memperkerja...