03.00 kst.
Lelaki dengan rambut merah itu membaringkan dirinya di atas kasur empuk yang sudah 6 bulan lamanya ia tinggalkan.
"Pukul tiga dini hari. Aku lelah, tapi aku tidak mengantuk karena sepanjang perjalanan hanya tidur. Apa yang harus aku lakukan? Tidak mungkin hanya berbaring seperti ini dengan mata yang terus terbuka menunggu sinar matahari datang, kan? "
Merasa bosan, ia akhirnya menuju kamar mandi. Ia lupa, kalau dirinya belum membersihkan diri. Pantas saja dari tadi merasa lengket.
🔐🔐🔐
Pukul 08.00
Setela semua anggota selesai sarapan, mereka di kumpulkan di ruang pertemuan.
Untuk? Tentu saja menyambut kedatangan tangan kanan boss.
Beberpa dari mereka, yang tentu saja anak-anak yang belum lama bergabung dengan organisasi ini, menantikan dengan antusias. Berbisik-bisik dengan rekan mereka. Membayangkan bagaimana rupa orang itu yang di sebut sebagai tangan kanan boss.Sedangkan para senior yang sudah lebih lama masuk organisasi ini hanya menunggu dalam diam, walau di dalam hati mereka juga sangat menantikannya.
Saat suasana di dalam ruangan itu terdengar riuh, seketika kini menjadi hening kala sang pimpinan memasuki ruang pertemuan itu. Kini semua menunduk hormat menyambutnya.
Ruang pertemuan ini, seperti ruang kelas. Pimpinan yang mempunyai bangku dan meja tersendiri di depan, dengan seluruh anggotanya yang berhadan dengannya. Namun tak ada kursi utuk mereka duduk kali ini. Jika sedang menyambut sesuatu, ataupun berkumpul sebelum menjalankan tugas, ruangan ini tidak akan menyediakan kursi untuk para anggota. Namun jika diadakan rapat, yang bertugas di bagian perlengkapan akan menata kursi-kursi di ruangan itu untuk mereka sebelum rapat itu mulai.
"Selamat pagi"
"Pagi, pimpinan! "
"Sudah tahu apa alasan kalian di kumpilkan di sini, bukan? "
"Sudah! "
"Baiklah. Tidak usah berlama-lama. Sekretaris Yang"
Sontak mereka semua melihat kearah pintu yang mulanya tertutup kini terbuka, melihat sosok yang selama ini mereka nantikan akhirnya datang.
Bagi mereka, ini sangat luar biasa. Entah kenapa.
Lelaki dengan kemeja putih serta jas yang tidak di kancingkan berwarna abu-abu. Dengan celana yang berwarna senada dengan jasnya. Juga dasi berwarna hitam. Oh, juga masker hitam yang menutupi sebagian wajahnya.
Dalam hati para anggota baru memujinya dalam diam. Ia terlihat berwibawa. Sorot matanya tajam namun juga terlihat sangat indah layaknya mata kucing. Rambutnya yang berwarna merah. Kulitnya juga sangat putih, didominasi dengan warna agak merah. Proporsi tubuh yang sempurna. Walaupun, ia tak setinggi orang-orang disana.
Setibanya di depan, ia berbalik badan, menghadap semua anggota. Ia menoleh pada pimpinan yang berada di sisi kirinya, dan mendapat anggukan.
Lelaki itu juga membalasnya dengan anggukan kecil, lalu kembali menatap kearah para anggota. Ia menghirup napas panjang, lalu membuangnya perlahan. Jujur, ia sudah agak lama tidak berbicara di depan banyak orang. Dan rasanya, ia seperti anak sekolah yang akan berpresentasi di depan kelas. Gugup. Itu yang ia rasakan. Namun sebisa mungkin, ia harus terlihat baik kan? Ia tak boleh mempermalukan dirinya sendiri.
"Baik. Selamat pagi semua"
"Pagi! "
Suaranya sangat lembut. Itu yang mereka dengar.
"Em... Baiklah. Mungkin, beberapa dari kalian sudah mendengar secuil tentangku. Juga ada yang sudah mengenalku. Sebelumnya, aku ucapkan selamat bergabung dengan kami bagi para pendatang yang baru aku lihat, juga pada kalian yang saat ini masih menjalani masa pelatihan. Aku berharap, kita bisa bekerjasama dengan baik. Langsung saja. Perkenalkan, namaku----
To Be Continue👋