Jake menghela napas berat. Ia menatap layar ponselnya dengan tatapan kesal. Jungwon yang kebetulan lewat, melihat sosok Jake yang duduk di tepian kasur miliknya. Tidak bermasuk mengintip. Hanya saja, pintu kamar Jake dan Sunghoon saja yang terbuka lebar.
"Jake? Kau baik? "
Jake menoleh. Sedikit terkejut dengan kehadiran Jungwon yang menurutnya tiba-tiba. Ia lalu berdiri, membungkuk hormat pada Jungwon.
"Tidak usah seformal itu. Kita sedang diluar jam kerja"
Jake mengangguk. Ia menghampiri Jungwon yang berdiri di ambang pintu.
"Sunbae mau masuk? "
Jungwon menggeleng. "Tak usah. Aku tadi hanya kebetulan lewat, lalu melihatmu yang... Sepertinya kesal? "
"Oh? Hehe, iya. Aku sedang jengkel dengan Riki"
"Kenapa? "
"Riki pergi keluar untuk membeli sesuatu, dan aku memberikannya pesan, aku ingin menitip suatu barang. Tapi jawaban dari bocah itu sangat menjengkelkan"
"Memang kenapa? "
"Dia tidak mau membelikanku"
Jungwon mengangguk. "Jika sangat membutuhkannya, kau bisa menitip pada Dery hyung. Dia juga mau keluar"
"Ah, tidak usah. Kapan-kapan saja aku akan membelinya sendiri"
Jungwon mengangguk. "Yasudah, aku duluan ya? "
"Oh, iya, sunbae. Mampir kekamar ini lain waktu lagi ya"
"Iya... "
Jungwon beranjak pergi. Meninggalkan Jake yang masih setia menatap punggung pemuda manis itu sampai tidak terlihat.
Jake memegang dadanya yang berpacu cepat.
"Cantik"
"Bagaimana dengan materi yang diberikan oleh Soobin? "
"Kami sudah mengerti sedikit demi sedikit, sunbae"jawab K, yang mendapat anggukan setuju dari yang lain.
Jungwon ikut mengangguk.
"Kalau begitu, besok saja kita mulai untuk berlatih. Siapkan diri kalian, pukul delapan pagi kutunggu di sini""Siap, sunbae! "
"Kalian boleh pergi"
Ke-empat orang itu menunduk hormat, mulai meninggalkan ruangan itu. Sekarang hanya tersisa Jungwon yang duduk santai di lantai. Ia kemudian merebahkan tubuhnya, dan memejamkan matanya.
Berlangsung selama beberapa detik saja. Karena setelahnya, sebuah suara masuk ke indra pendengarannya.
"Permisi. Maaf mengganggu, sunbae"
Kedua kelopak mata itu terbuka. Objek pertama yang ia temukan adalah Heeseung yang berdiri tak jauh darinya. Dengan senyuman tipis yang menrut Jungwon tampan. Ya.
Jungwon lantas berdiri. Menepuk-nepuk bagian pantat juga area punggung yang dapat ia jangkau, guna membersihkan debu yang tertempel.
"Ada apa? "
"Pimpinan ingin kita menemuinya sekarang juga"
Jungwon menganggu. "Ayo"
Ajaknya. Lalu berjalan terlebih dahulu. Namun baru beberapa langkah, ia berhenti. Menoleh kebelakang. Tepatnya kearah Heeseung yang ikut berhenti. Menunjukkan raut bingungnya."Ada apa, sunbae? "
"Jalanlah disampingku, Heeseung-ssi"
Heeseung nampak terkejut dengan permintaan yang Jungwon ajukan. Ia menggeleng pelan. "S-saya merasa saya seharusnya berjalan dibelakang anda, sunbae"
Jungwon nampak sedikit kesal. Ia berjalan mendekati Heeseung. Melingkarkan satu tangannya pada salah satu lengan Heeseung. Reaksi Heeseung? Pemuda tampan itu jelas kaget.
"Aku yang meminta. Lagipula kau juga lebih tua dariku, kan? "Ujarnya. Melangkahkan kakinya, mengajak Heeseung untuk mulai berjalan.
Dan satu hal yang tak akan Jungwon ketahui. Jantung Heeseung berdegup begitu kencang. Juga suhu tubuhnya yang panas dingin.
Kini Heeseung dan Jungwon telah sampai diruangan pimpinan.
"Ada apa, pimpinan? "Tanya Jungwon.
"Aku ingin kalian berpatroli di distic C. Yang lain sudah berangkat beberapa menit yang lalu. Aku juga menugaskan mereka untuk berpatroli di daerah yang berbeda-beda"
Keduanya mengangguk.
"Berangkat sekarang juga"
"Baik, pimpinan"setelah memberikan tundukan tanda hormat, keduanya berjalan keluar dari ruangan itu.
"Kau mau bersiap-siap dulu atau langsung berangkat? "
Heeseung menoleh. Menatap tepat pada manik indah milik Jungwon yang juga menatapnya.
"Saya sudah siap"
Jungwon kembali memandang lurus. "Kalau begitu langsung berangkat saja"
"Baik"