Pagi buta, Jungwon kembali berkeliling di daerah mall yang mengalami pencurian. Ia memutuskan untuk kembali melakukan pencarian sendiri disaat semua masih tidur.
Jalanan cukup sepi. Agak menyeramkan, tapi tak apa. Dan juga, ia agak kesal sekarang. Kenapa waktu tadi di kamar ia tidak mengantuk? Sedangkan sekarang, ia malah mulai mengantuk?!
Drrttt Drrttt
Ponselnya berbunyi. Nomor asing tertera di layar handphonenya. Agak ragu untuk menjawab, tapi takut kalau penting. Jadi...
"Halo?.... Oh, kau.... Aku kembali ke daerah tadi..... Tidak perlu, lanjutkan saja tidurmu..... Kau memaksa? Baiklah"
Panggilan di putuskan sepihak oleh Jungwon. Ia memutuskan untuk menepikan mobilnya, menunggu seseorang yang tadi menelponnya, mengatakan bahwa ingin ikut dengannya.
Tak butuh waktu lama, seseorang itu datang dengan motor besarnya. Jungwon membuka kaca di sampingnya, karena orang itu menghentikan kendaraannya tepat di samping mobil miliknya.
"Kau mengebut? "
"Tidak. Ini kecepatan rata-rataku"
"Berapa? "
"140"
Mata Jungwon melotot lucu. Ia lalu mencubit pergelangan tangan lawan bicaranya. "Secepat itu kau bilang kecepatan rata-ratamu? Dasar bocah sinting. Lainkali kalau bukan karena misi atau sesuatu yang penting kurangi kecepatanmu"
Lawan bicaranya hanya mengangguk. Tangannya terangkat membuka kaitan pada helm yang sedaritadi ia pakai, lalu melepasnya. Jungwon dibuat agak terpesona. Jujur saja, oknum di depannya ini tampan.
"Aku akan meninggalkan motornya di sini. Sunbae bisa pinda ke kursi samping pemudi? "
"Untuk apa? "
"Aku yang akan menyetir"
"Lalu motormu ditinggal begitu saja? Bagaimana kalau hilang? "
"Tidak papa"
Jungwon hanya mengangguk.
"Sunbae kenapa tidak tidur? "
"Kau juga tidak tidur, Riki"
"Aku tidur. Hanya saja tadi terbangun"
"Lalu, bagaimana bisa kau tahu aku sedang tidak berada di markas"
"Aku tadi berkeliling. Lalu bertemu dengan Lucas hyung yang baru saja mau masuk kamarnya. Kutanya darimana, katanya dari menyiapkan mobilmu"
Jungwon mengangguk. Pandangannya kembali ke depan. Namun, ada sesuatu yang menarik perhatiannya.
Mobil Jeep hitam tanpa plat. Terparkir di sebuah rumah kecil yang sepertinya sudah tak berpenghuni."Rik, berhenti"
Riki menginjak rem mobil, lalu menoleh kearah Jungwong yang terlihat serius. Ia mengikuti arah pandang Jungwon.
"Apakah itu? "
"Ayo turun dan selidiki ini"
Riki mengangguk. Keduanya melepas seatbelt masing-maaing lalu turun dari dalam mobil. Sedikit berlari mendekat kearah objek yang mereka tuju.
Riki mengeluarkan ponselnya dari dalamsaku. Memotret mobil itu dari berbagai arah. Sedangkan Jungwon mengamati setiap sudut mobil itu, juga terkadang mengintip apa yang ada di dalam mobil itu lewat kaca. Agak susah karena dari luar kaca ini sulit ditembus oleh pandangan.
"Kita beri alat pelacak saja bagaimana? "
Jungwon menggeleng. "Sayangnya aku tidak membawa. Kau bawa? "
Riki juga menggeleng. Lalu menghembuskan napasnya kasar.
"Tidak papa. Lain kali saja. Sekarang, ayo kembali ke markas"Riki menahan lengan Jungwon yang hendak beranjak. "Apa? "
"Maaf, tapi... Apa sudah selesai? Maksudku, kita tidak berkeliling terlebih dahulu? "
"Tidak. Aku punya sesuatu yang harus di bincangkan dengan pimpinan juga yang lain. Kita juga akan membahas ini di markas"
Riki mengangguk. Lalu keduanya kembali memasuki mobil, bergegas untuk mengambil motor Riki dan kembali ke markas.
