08

523 68 3
                                    

Setelah memberi kabar pada semua anggota dan pimpinan tentang mobil jeep hitam itu, kini Jungwon berhadapan langsung dengan pimpinan Park. Hanya berdua.

"Saya melihat sebuah dompet yang terbuka di dalam mobil itu. Dan salah satu isinya adalah sebuah foto seseorang"

"Apa kau mengenalnya? "

"Ya. Kita mengenalnya, pimpinan"

Alis pimpinan Park bertaut bingung. "Siapa? "

"Im Wohan"

"Lagi? "Jungwon mengangguk. Pimpinan diam, tampak berpikir.
Semua ini, terlalu rumit.

"Ini akan menjadi tugas sulit untuk kita. Sekrataris Yang, aku yakin, dalam waktu cepat atau lambat, akan terjadi pertarungan sengit lagi, antara kita dan mereka. Jadi, aku memintamu untuk melihat perkembangan calon anggota baru. Bahkan kau bisa melatih mereka juga. Agar mereka bisa secepatnya menjadi anggota resmi. Pilihlah yang terbaik. Walaupun kita memiliki banyak anggota resmi, tapi tidak semuanya bisa bertarung"

Jungwon mengangguk patuh. "Saya akan turut melatih mereka nanti. Kalau begitu, apa saya boleh permisi, pimpinan? "

"Ya. Kau boleh pergi. Terimakasih"

Pimpinan Park berdiri, diikuti oleh Jungwon yang langsung membungkuk memberi penghormatan, lalu keluar dari ruangan.




































"YA! KEMBALIKAN LIPBALM KU NA JAEMIN SIALAN! "

"AMBIL SAJA SENDIRI! KAU HARUS BEROLAHRAGA LEBIH KERAS, LEE! "

Jungwon menutup kedua indra pendengarannya dengan rapat. Baru saja memasuki kantin markas, ia sudah di sambut dengan teriakan-teriakan nyaring yang di sebabkan oleh dua oknum yang sedang kejar-kejaran itu.

"Sunbae, lihatlah, Jaemin menyebalkan sekali! "Adu Haechan, menggoyang-goyangkan lengan Jungwon.

"Halah, Chan. Biasanya di jam santai seperti ini kau tidak memanggilnya dengan embel-embel sunbae. Kalau butuh saja baru kau panggil"Julid Jaemin. Bibirnya sudah monyong-monyong seakan mengejek temannya itu.

Jungwon menggelengkan kepalanya. Ayolah. Ia sudah pusing dengan kasus, ditambah dengan kelakuan dua orang ini. Kadang, ia hanya bisa mengelus dada melihat berbagai tingkah laku anggotanya. Dia merasa agak paling waras.

"Jaemin hyung, berikan"

"Tuh, dengar, Na"ledek Haechan mendapat pembelaan dari Jungwon.

"Jungwonie... Kenapa malah membelanya? Aku melakukan tindakan yang benar, loh. Aku ingin Haechan olahraga. Lihat perutnya, sudah mulai berkembang"

Haechan akhirnya maju, memberikan geplakan ringan pada bibir Jaemin yang langsung mendapat protes dari lawannya.

"Berkembang-berkembang! Kau pikir adonan roti?! "

Jungwon memijat pelipisnya. Ia lelah. Dan memutuskan untuk mulai berjalan menjauh dari keduanya. Mengambil sekaleng soda, membayarnya, lalu keluar.








































"Kau yang membawanya sejak awal, Hoon"

"Tidak! Aku hanya memegangnya ketika berada di ruang rapat! "

"Ah, pokoknya kau yang ambil"

Sunghoon merotasikan bola matanya malas. Akhirnya mau tak mau, ia menuju ke ruang pertemuan. Hanya demi mengambil sebuah gantungan kunci berbentuk anjing milik Jake.

Dan saat memasuki ruangan yang ia kira sepi itu, ternyata netranya melihat seseorang yang sedang duduk di salah satu kursi, membelakangi dirinya. Dengan sekaleng soda yang berada di tangannya.

Sunghoon mendekat. "Oh? Sunbae? "

Jungwon menoleh. Meski agak terkejut, untung ia bisa menjaga sikap. Ia melemparkan senyum tipis pada Sunghoon. "Halo, Sunghoon"

"Sunbae sedang apa? "

"Tidak ada. Hanya duduk"

Sunghoon mengangguk.

"Kau sendiri, ada urusan apa kemari? "

"Oh, aku ingin mengambil sebuah gantungan kunci"

"Gangungan kunci? Milik Jake? "

"Iya. Bagaimana sunbae tahu? "

Jungwon merogoh saku celananya. Menyodorkan gantungan kunci yang Sunghoon cari.

"Tadi aku menemukannya jatuh di lantai sini. Jadi kuambil, ingin mengembalikannya pada Jake, karena di situ tertera nama Jake. Tapi sepertinya, kau saja yang mengembalikan"

Sunghoon mengambil gantungan kunci itu lalu membungkuk beberapa kali seraya mengucapkan terimakasih.

"Tidak usah terlalu formal di jam santai"

Sunghoon menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Akan kucoba lain waktu. Aku hanya merasa kurang sopan"

Jungwon terkekeh. "Kurang sopan ya? Bahkan kau lebih tua dariku"

"Tidak papa. Ngomong-ngomong, apa sunbae baik-baik saja? "

Jungwon menunjukkan raut bingungnya. "Memang kenapa? Apa aku tidak terlihat baik? "

"B-bukan begitu. Tapi, sunbae terlihat lelah? "

"Benarkah? Mungkin, aku memang lelah"Ujar Jungwon, ia tertawa di akhir.

"Sunbae, istirahat jika merasa lelah. Jangan memaksakan tubuhmu untuk terus bekerja. Walaupun posisimu sangat penting. Tapi, tolong perhatikan diri sendiri. Aku tidak tahu seberapa berat kasus kita kedepannya. Jadi, tetap jaga kesehatan, ya"

Jungwon terdiam sejenak, sebelum akhirnya kembali menerbitkan senyuman indahnya yang mampu membuat Sunghoon terpana. Jungwon mengangguk lucu. "Iya. Terimakasih atas perhatiannya. Kau juga harus menjaga dirimu, hyung"suaranya memelan ketika ia menyebut Sunghoon dengan sebutan 'hyung'. Setelahnya, Jungwon berdiri. Menepuk bahu Sunghoon beberapa kali, lalu pergi meninggalkan Sunghoon yang masih mematung ditempatnya.

AGENT-WON! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang