Netranya mengedar kesekitar dengan tajam. Masker hitam yang sedari tadi bertengger di mukanya, ingin sekali rasanya ia lepaskan. Karena jujur saja, rasanya sudah sesak. Ia ingin menghirup udara luar tanpa halauan dari masker yang menutupi sebagian wajah indahnya.
Namun ia tak mau mengambil resiko. Penyamarannya belum berhasil 100%"Sunbae, aku menemukannya"
"Kirimkan padaku posisimu sekarang juga, Heeseung"
Tangannya merogoh ponsel yang berada di saku celananya. Menekan sebuah nomor tak dikenal mengirimkan sebuah lokasi. Yang diyakini nomor tersebut adalah milik Heeseung.
Jungwon kembali memasukkan ponselnya. Lalu bergegas menuju lokasi dimana Heeseung berada. Dengan berlari agak tergesa, butuh waktu setidaknya 8 menit agar bisa sampai tujuan.
Kakinya berhenti berlari. Tubuhnya agak menunduk. Menopangkan tangannya pada lutut, merasa agak lelah setelah berlarian. Walau dengan napas yang masih agak memburu, Jungwon kini tetap melanjutkan perjalanannya. Berjalan mengendap-endap, juga matanya yang sedaritadi menatap waspada.
Setelah menelisik ke berbagai sudut, akhirnya netranya menemukan sosok Heeseung yang bersembunyi di balik tumpukan kayu. Menyembulkan sedikit kepalanya, memberikan gestur agar Jungwon mendekat.
Tanpa membuang waktu, ia membawa tungkainya untuk mendekat pada Heeseung.
"Kau yakin ini tempat yang benar, Lee? "
"Saya yakin. Beberapa saat lalu, saya menemukan mobil waktu itu. Dan saya mengikutinya. Mobil itu akhirnya berlabuh disini, sunbae"
"Dimana sekarang? "Jungwon bertanya. Matanya masih mengedar ke berbagai penjuru arah.
"Keluar. Belum lama. Untung saja sunbae datang sesudah mobil itu pergi"
Jungwon mengangguk. Membenarkan ucapan Heeseung. "Apa kita akan berdiam disini saja? "
"Sepertinya tidak. Tapi sebelumnya, alangkah baiknya jika kita memberi tahu yang lain. Aku agak tidak yakin jika kita masuk, setelahnya akan berjalan lancar"tutur Heeseung, memperhatikan wajah Jungwon yang masih serius untuk melihat sekitar.
Kepala Jungwon kembali mengangguk. "Hubungi teman-temanmu. Lalu kita akan masuk"
"Baik, sunbae"
Kini keduanya mulai memasuki sebuah rumah yang sudah terlihat tua itu. Berjalan dengan mengendap-endap dan penuh dengan kewaspadaan.
"Haruskah kita berpencar, sunbae? "
Jungwon menghentikan langkahnya. Menoleh kearah Heeseung. Heeseung yang ditatap tentu saja bingung. Juga ia menahan mati-matian rasa gugupnya kala mata kucing itu memangdangnya.
"A-ada apa? Apa saya salah berbicara? "
Jungwon menggeleng. Lalu mengembalikan fokusnya kedepan. Kembali berjalan dengan perlahan.
"Agak beresiko untuk berpencar karena kita baru dua orang. Tapi kurasa, itu tidak masalah. Menunggu kedatangan yang lain hanya akan membuang waktu. Jadi, berpencar saja. Jangan lupakan walkie talkie mu, Lee Heeseung"
Heeseung mengangguk mantap.
"Sudah ada didalam saku saya""Baik. Ayo berpencar. Saling menghubungi jika ada sesuatu, oke? "
"Baik, sunbae. Hati-hati"
Jay menghela napas kasar. Disaat yang buru-buru seperti ini, tapi jalur yang dilewatinya juga Jake malah terjebak dengan lautan kendaraan dengan manusia didalamnya. Sebut saja, ini kemacetan yang cukup parah.
"Berapa lama lagi kita harus terjebak disini?! "Tanya Jake kesal.
Jay memandang kearah Jake yang duduk disamping kursi pengemudi. Disampingnya.
"Kau pikir aku tahu? Pertanyaan bodoh macam apa itu? "
"Andai kita tidak berada ditengah-tengah, kita bisa saja mengambil rute lain"
Jay mengangguk setuju.
"Tapi ini yang jadi masalah. Posisi kita ditengah. Bahkan mau berbelok saja tidak bisa""Apa kita harus meninggalkan mobil ini, Jay? "
"Jangan gila, Jake. Lalu kau berpikir untuk membiarkannya ditengah jalan seperti ini? "
"Tidak papa! Ayolah. Keadaan kita mendesak. Bagaimana jika Heeseung juga Yang sunbae sedang membutuhkan kita? "
"Jika mereka tidak membutuhkan kita maka Heeseung tidak akan menyuruh kita datang kesana, bodoh! "
"Jangan terus mengataiku bodoh. Kau juga bodoh"
Jay memijat pangkal hidungnya. Cukup lelah untuk kembali melayani ucapan-ucapan dari mulut si autralia.
"Jangan mengajakku berdebat"
"Ayo turun saja. Kita bisa berjalan kaki"
"Jake. Dengarkan aku. Tugas kita bukan hanya untuk menyelidiki dan menangkap penjahat. Tapi juga memikirkan keamanan warga sekitar. Jika kita meninggalkan mobil ini ditengah jalan, hanya akan mempersulit yang lain. Aku tahu keadaan kita memang mendesak, tapi pikirkan juga orang-orang yang terjebak macet. Tidak papa, jika kita tidak bisa datang, ataupun terlambat, setidaknya masih ada Riki, Sunoo juga Sunghoon"
Jake menghela napas pelan. Ia merenungi perkataan Jay yang memang benar.
"Kau benar. Aku terlalu cepat mengambil keputusan. Maaf"Masih bersama mas Heeseung🤘
