Setelah kembali ke kamar, Jake dibuat merinding oleh kelakuan Sunghoon yang daritadi tersenyum sendiri. Bahkan beberapa kali Sunghoon menendang-nendang udara, juga beeguling-guling tak jelas di kasur.
"Hoon, kau gila sungguhan? "
Seketika Sunghoon memandang Jake dengan horor. "Tega sekali menyebut orang setampan diriku gila"
"Tapi kelakuanmu sangat tidak jelas"
Sunghoon menimpuk kepala teman sekamarnya itu dengan bantal. "Kau diam saja. Aku sedang dalam suasana hati berbunga-bunga"
"Kenapa? Apa kau baru saja menanam bunga di hatimu? "
Sunghoon kembali menatap Jake. Ia hanya menanggapinya dengan tersenyum.
Jam telah menunjukkan pukul 4 sore. Jungwon sedang bersiap menuju ruang dimana calon anggota baru dilatih. Kali ini, ia akan turun tangan.
Setelah menatap pantulan dirinya di cermin, ia bergegas menuju ruangan yang ia tuju. Masih sepi. Hingga ia memberikan pesan pada Lucas untuk memberikan pengumuman lewat speaker yang terpasang di banyak sudut markas mereka itu.
'Kepada seluruh calon anggota, dimohon bersiap dan segera menuju ruang latihan. Juga kepada Lee Jeno, untuk melatih anak didiknya. Tolong cepat, katena Yang Sunbae sudah menunggu. Terimakasih'
Tak lama setelah suara Lucas menghilang, Suara ricuh terdengar. Jungwon yakin, mereka terburu-buru. Butuh waktu sekitar 2 menit untuk mengumpulkan calon anggota baru.
Jeno membungkuk sopan lantas menjabat tangan Jungwon."Latih mereka, hyung. Aku akan mengamati. Juga sedikit bantuan, mungkin? "
Jeno mengangguk. "Siap"
"Perhatikan semua! Sebelum melakukan latihan inti, ayo kita pemanasan terlebih dahulu"
Jungwon berjalan ke sudut ruangan. Memperhatikan Jeno yang sefang mengendalikan mereka. Tak diragukan lagi, Jungwon akui, Jeno memang ahlinya jika soal bela diri.
Hingga sebuah ide muncul di otaknya. Ia berjalan mendekati Jeno yang sudah selesai melakukan pemanasan dan mengamati yang lain.
"Apa kau pernah melatih mereka menembak? Atau semacamnya? "
"Belum. Aku masih memfokuskan mereka di pertarungan"
Jungwon mengangguk. "Ah, begitu"
"Tapi, kalau kau mau mengajari mereka, aku dengan senang hati mempersilahkan"
"Baik. Tapi sepertinya, tidak semua yang aku pilih"
Jeno mengernyit bingung. "Maksudmu? "
"Diantara mereka semua, siapa yang menurutmu sudah pantas, Jeno? "
Dan disinilan Jungwon berada. Setelah melakukan berbagai pertimbangan dengan berdiskusi bersama Jeno, akhirnya ia mengambil beberapa calon anggota baru untuk diajari hal baru.
Tentu saja orang yang di pilih adalah mereka yang Jeno rasa sudah memiliki potensi yang lebih baik daripada yang lain.
"Baiklah, terimakasih katena sudah mau repot-repot mengikuti permintaanku. Jadi, bisa kita berkenalan terlebih dahulu? Aku yakin kalian sudah mengenalku, jadi giliran kalian. Pojok kanan, kau bisa memulainya"
"S-saya? "
"Iya. Siapa lagi? "
Orang itu mengangguk."Halo, sunbae. Saya Taki"
"Saya K. Salam kenal, sunbae"
"Saya Hanbin. Senang bertemu denganmu, sunbae"
"Halo. Saya Daniel. Salam kenal, sunbae"
Jungwon menganggukkan kepalanya. "Jadi, Taki, K, Hanbin, Daniel? Sudah siap untuk latihan baru kalian? "
"Siap, sunbae! "
"Bagus. Jadi sebelum melatih dan memegangi kalian dengan pistol langsung, aku sudah meminta tolong kepada Soobin untuk membantuku mengenalkan jenis-jenis pistol kepada kalian. Setelahnya, kalian baru akan mendapaat pelatihan secara langsung"
"Siap, sunbae! "
Jungwon mengangguk. Lalu berjalan agak jauh dari mereka. Menelphone Soobin agar segera datang.