05

242 41 0
                                    

Keesokan harinya, kami bertemu lagi di sekolah. Megumi duduk di kursinya sembari mendengarkan seorang siswa yang sedang bercerita. Kulihat, sepertinya siswa itu bukan dari kelas ini. Wajahnya terlihat asing.

"Selamat pagi, Megumi-kun."

Mendengar suaraku, Megumi dan siswa itu segera menatapku. Tapi, mengapa wajahnya terlihat kaget? Apakah dia mengenalku.

"Oh, kau juga!" lanjutku sambil cengengesan. Yah, tidak ada salahnya meyapa orang asing.

"Siapa dia, Megumi?" celetuknya tanpa aba-aba.

"Dia temanku, kami satu kelompok," jawab Megumi.

"Hoo, kukira kalian begitu dekat," celetuknya lagi. Siswa itu lalu berdiri. "Yo! namaku Itadori Yuuji, dari kelas 12-C, sohibnya Fushiguro Megumi. Salam kenal dan mari berteman!" ucapnya sambil menjulurkan tangan.

Pria ini blak-blakan sekali ... tapi, inilah mengapa orang sepertinya jadi lebih mudah diterima orang lain. Dia jadi tak membuatku gugup, walaupun mungkin kenyataannya kami satu jenis....

"Namaku [Name] [Surname], dan tentu saja!" sahutku, lalu menjabat tangannya.

"Yosh!"

Setelah acara jabat tangan, Yuuji mengeluarkan ponselnya, mengotak-atik sebentar dan menyodorkannya padaku.

"Kalau begitu, mari kita bertukar line!"

"Wah, ten—"

"Sudah cukup, Itadori. Bel masuk sudah berbunyi." Tiba-tiba Megumi bersuara.

"Benarkah?!" pekik kami berbarengan.

"Tsk. Kalian terlalu berisik," ketusnya dengan wajah gusar. "Sensei akan segera datang, cepat pergi ke kelasmu."

"Ah! Kau benar. Apalagi Gojou-sensei tak pernah datang dari pintu kelas. Sayang sekali, [Surname]-san. Sepertinya lain kali, ya? Kalau begitu, aku duluan!" Yuuji begitu terburu-buru, namun ia berlari secepat kilat. Bukan hanya sekedar perumpamaan, tapi larinya benar-benar cepat.

"Gila ... apakah sebelumnya dia pelari maraton tingkat prefektur?"

"Kurasa tidak," jawab Megumi datar.

"Oh ... begitu ya."

Kulirik wajahnya yang sedingin es sembari duduk di kursiku. Menyadari tatapanku, Megumi balas menatap.

"Kenapa membawa tas?"

"Oh!" aku tak sadar membawanya! "Yah, rasanya sedikit aneh jika pergi sekolah tanpa mebawa tas ... ahaha. Aku sudah terbiasa membawanya."

"Seperti tidak mencerminkan seorang pelajar, ya." Megumi tersenyum. Entah mengapa, itu membuatku lega. Sejak tadi dia terlihat marah, namun kurasa dia mencoba memendamnya.

"Itu dia," ujarku lalu terkekeh.

Tiba-tiba bel sekolah berbunyi. Beberapa murid di luar kelas segera masuk. Aku terkejut. Kutatap Megumi dengan wajah meminta penjelasan, namun dia mengabaikannya dan bersikap tak acuh. Sedangkan, di depan jendela kelas, kulihat Yuuji yang segera berbalik dengan wajah kesal. Tak lama kemudian, Nanami-sensei berjalan memasuki kelas.

Jadi, dia berbohong?

──── ◉ ────

Bel pulang sekolah berbunyi, sedangkan kami tidak berkemas seperti biasanya, karena tidak ada yang perlu dikemasi. Yah, jika bisa, aku ingin membawa hologram ini ke rumah dan belajar di rumah saja.

"Baiklah anak-anak, kuharap kalian tidak pulang malam lagi. Ini sekolah, bukan kantor." Nanami-sensei berpesan sebelum akhirnya meninggalkan ruangan.

Kulihat jam digital, masih pukul tiga sore. Mungkin aku akan menetap disini selama dua jam, atau sampai acara orkestra yang sejak kemarin baru kutonton sepuluh menit diselesaikan. Yah, aku tertarik dengan pianisnya. Meski mengenakan topeng namun ia terlihat sangat cantik dengan gaun merah yang berkilau.

Kupakai airpods dan menontonnya dengan serius. Semua orang di sekelilingku seakan menghilang ketika acara dimulai. Seolah-olah hanya ada aku yang menyaksikan acara klasik gaya Eropa yang mengusung tema abad 19-an itu. Kunikmati setiap drama pementasan yang terjadi, hingga tiba-tiba saja seseorang melepaskan kedua airpods yang kukenakan.

"Megumi-kun?!" pekikku kesal.

"Maaf mengganggu kesenanganmu. Tapi ini sudah hampir malam, ingat pesan Nanami-sensei?" ujarnya.

Kutatap ke arah luar jendela, benar saja. Langit mulai menggelap. Dan kulirik jam digital, ternyata pukul lima lebih!

"Oh, kau benar! Aku harus pulang sekarang!"

"Tunggu," cegah Megumi. "Ayo pulang ke rumahku."[]

──── ◉ ────

Hayoloh mau ngapain nieh👁️👄👁️

Jangan lupa vote yaa (。・ω・。)ノ♡

Don't HesitateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang