Betapa terkejutnya aku melihat kerumunan siswa di seluruh koridor kelas 12. Kerumunan ini sama sekali tak memberiku celah sedikitpun untuk pergi menuju kelas. Mereka terlihat berdesak-desakan hendak melihat sesuatu dari jendela. Entah apa itu, tapi kurasa ... itu sesuatu yang benar-benar menarik.
Aku malah jadi ikutan penasaran. Dengan segenap keterampilan selap-selipku, aku bisa sampai di depan kelas 12-B sambil ngos-ngosan. Sialnya, pintu kelas tertutup rapat. Mungkin mereka tidak ingin para siswa ini memenuhi ruangan kelas.
Susah payah aku berjalan untuk mencapai jendela, dan entah keberuntungan atau tidak, tiba-tiba segerombolan massa mendorong tubuhku hingga menempel pada jendela kelas seperti cicak. Ini membuatku sesak, apalagi 'sesuatu' yang ada di dalam sana. Pantas saja mereka berdesak-desakan disini.
Megumi yang ada di dalam kelas terlihat kaget ketika melihatku melambaikan tangan, dia segera berjalan menuju ambang pintu dan membukanya.
"Minggir! Kalian sungguh mengganggu kami yang ingin belajar!"
Sontak kerumunan massa yang memenuhi koridor kelas 12-B berangsur-angsur melonggar. Akhirnya aku bisa bernafas lega. Beberapa diantara mereka menggerutu kesal. Hingga bel sekolah pun berbunyi, koridor kelas 12 menjadi lenggang.
"Masuklah," ujar Megumi yang berdiri di ambang pintu. "Mungkin kau sama penasarannya dengan mereka."
Ini membuatku bergidik. "Tentu!" sahutku dan segera memasuki ruangan kelas.
"Oh, [Name]-chan. Lihatlah! Aku seorang ilmuwan profesional sekarang!" ujar temanku yang satu kelompok dengan wajah riang, sementara layar transparan terpampang di atas meja. Itu hologram!
"Apa ini sungguhan?! Mustahil!" Aku berlari menghampirinya dan menatap layar hologram yang menampilkan identitas temanku. Saat kucoba untuk menyentuh simbol panah, layarnya jadi berubah. "Ini sungguhan! Benar-benar nyata!" pekikku antusias.
"Hey, jangan sentuh milikku! Kau juga punya sendiri tau!" ujar temanku sambil menunjuk.
Aku segera berpindah menuju layar hologram yang ditunjuk temanku. Hologram persegi panjang itu menampilkan identitasku. Teknologi canggih ini betulan ada di dunia nyata, dan ini menjadi milikku!
"Yang benar saja!" Aku memekik senang, sebab aku hanya tahu hologram dari film-film barat. Tapi sekarang aku akan memakainya. Ini bukan mimpi 'kan? Mungkinkah ini dipersiapkan sejak kemarin? Pantas saja Nanami-sensei memulangkan kami dengan cepat.
"Semuanya, harap tenang."
"Sensei!"
Semua orang terlihat antusias, namun wajah Nanami-sensei terlihat seperti biasanya. Ia memasuki kelas, kami segera duduk di kursi masing-masing. Kali ini, kursinya berbahan busa, meski sedikit keras. Ini lebih baik daripada kursi kayu yang selama ini kita pakai. Meja yang mungkin terbuat dari marmer terlihat mengkilap dengan kaca transparan, membentuk lingkaran yang cocok sekali untuk meja kelompok.
"Sepertinya aku tak perlu memberi tahu kalian lebih jelas lagi, karena sekarang pembelajaran akan dilaksanakan melalui teknologi canggih ini. Berbahagialah kalian, meski hanya untuk satu tahun. Dan, tolong jaga baik-baik fasilitas titipan ini," ujarnya dengan tablet yang ia genggam. Kenapa dia tak mendapat hologram seperti kami?
"Baik, sensei." Semuanya menyahut.
"Kalau begitu, kita mulai dengan pelajaran matematika terlebih dahulu."
Refleks tanganku merogoh buku yang ada di dalam tas. Sebelum mengeluarkannya, Megumi yang ada disebelahku bersuara.
"Tak perlu mengeluarkan buku, [Surname]-san. Sekarang kita cukup memakai fasilitas sekolah," celetuknya.
"Benar," timpal Nanami-sensei. "Sekarang, cukup menggunakan fitur yang ada di hologram ini. Kalian bisa mengetik, menggambar, menonton penjelasan dari materi yang tidak kalian pahami langsung, bahkan mengedit komponen multimedia. Seperti halnya komputer, namun lebih canggih, lebih lengkap, lebih efisien."
"Ah ... itu sangat keren!" Aku segera kembali duduk tegak. "Kalau begitu, aku akan lebih semangat belajar mulai sekarang!"
Terdengar orang-orang disekelilingku tertawa melihat semangatku yang menggebu-gebu. Baiklah, kurasa mereka bukan menertawakan kebodohanku.
"Oke, harap tenang semuanya. Pembelajaran akan dimulai. Simak ucapanku baik-baik." Nanami-sensei menginterupsi, suasana berangsur tenang.
Hingga pelajaran terakhir, tak ada satupun yang bolos. Bahkan, si cowok berandalan itupun begitu terpana dengan desain grafis yang ditampilkan hologram. Terlihat begitu spesial hingga membuat kami lebih teradiksi ketimbang smartphone.
Pembelajaran yang melibatkan rumus dan hitung terdapat games yang meski sulit dan menguras otak tapi selalu membuat ketagihan. Ini terjadi pada saat pelajaran matematika, dan kami membuat rekor 'tidak mengeluh selama pelajaran rumit berlangsung' untuk pertama kalinya.[]
──── ◉ ────
Sangat out of the box sekali otak ini🗿 maaf kalau gak jelas😶 tapi ini kan fanfict jadi sekolahnya ga Jujutsu juga gapapa ya gaes ya😅😂 nikmati sadja~
Jangan lupa vote yaa(。・ω・。)ノ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Hesitate
FanficFushiguro Megumi × Readers 15+ ──── ◉ ──── Pria yang kunantikan adalah pria tak acuh, tak peduli dan tak mau tahu urusan orang lain. Sejak awal pertama kami bertemu, kami mulai sering bersama. Tugas kelompok menjadi takdir yang mengikat kami, walau...