Karena udah mau klimaks, so I need 200 comments for next chapter, ya :)
5. 00 PM
Seharian ini Jeffrey tidak fokus kerja. Karena mengingat ucapan Joanna pada adiknya. Ketika meminta Jayden tinggal di sana saja selamanya.
Enak saja! Anak ini pasti sudah menghasut dan suka Joanna! Kalau tidak, mana mungkin dia sampai ketiduran di sana! Mentang-mentang istriku baik jadi dimanfaatkan!
Batin Jeffrey sembari memasuki rumah. Dengan jas dan tas kerja di tangan kanan. Dasinya juga sudah dilonggarkan. Sebab dia memang berniat langsung mandi ketika tiba.
Ketika akan menaiki tangga, Jeffrey mendengar suara musik terdengar. Samar-samar dia juga mendengar suara manusia di taman. Ketika diperiksa, benar saja, di sana ada Joanna yang sedang duduk di ayunan dan Jayden duduk di gazebo taman sembari menggambar. Di mana posisi mereka berhadap-hadapan. Meskipun agak jauh jaraknya.
"Sebenarnya aku lebih suka warna hitam. Tapi karena pernah dikomentari orang terlalu monoton dan datar, jadi aku selalu menjawab pink jika ditanya."
"Ternyata kamu masih suka memikirkan apa kata orang ya, ternyata? Padahal, seharusnya kamu abaikan saja selagi apa yang kau lakukan tidak merugikan."
"Benar juga, tapi ya mau bagaimana? Aku agak takut saja menjadi berbeda. Bukan takut ditinggalkan, tapi takut dikira penganut aliran sesat. Bayangkan, aku pernah ke kantor memakai baju, tas dan sepatu yang kusuka. Semuanya tentu saja serba hitam. Tapi tidak ada orang yang mau duduk di dekatku ketika naik kereta. Di jalan juga banyak orang yang menatapku tajam. Barulah ketika sampai di kantor aku ditegur beberapa orang. Katanya aku seperti orang jahat karena memakai baju hitam-hitam."
Tawa Jayden terdengar. Dia juga sampai bertepuk tangan. Meletakkan iPad dalam pangkuan. Karena mengapresisasi cerita lucu Joanna.
"Ya pantas saja orang-orang seperti itu! Seharusnya kamu pakai satu benda warna lain supaya tidak membuat orang-orang takut!"
Jayden menggeleng pelan. Saat ini dia masih tertawa dan menatap Joanna yang saat ini tengah berpikir keras. Dengan balutan dress lengan 3/4 warna biru tua. Tidak lupa dengan leging dan sandal hitam yang membalut kakinya.
"Khem! Sorry mengganggu. Tapi aku benar-benar sedang butuh istriku. Sayang, aku mau mandi. Tolong siapkan air hangat dan baju ganti."
Ucap Jeffrey sembari melepas dasi. Membuat Joanna jelas bingung saat ini. Sebab tidak seperti biasanya Jeffrey pulang cepat seperti ini. Apalagi memanggilnya sayang dan sok manja pasca dia hamil.
"Tinggal putar pengatur suhu saja apa susahnya? Baju ganti sudah kusiapkan di atas meja!"
Jeffrey mengerucutkan bibirnya. Lalu membalikkan badan dan menuju kamar. Bergegas mandi karena tidak ingin membuat istrinya semakin kesal. Karena ditanggapi demikian saja sudah syukur baginya.
Tidak lama kemudian Jeffrey turun. Kali ini dia mengeluh lapar dan minta disiapkan makan. Namun Joanna enggan beranjak dari ayunan dan hanya memintanya makan sendiri saja. Karena makanan sudah siap di meja dan hanya tinggal dipanaskan saja.
Jeffrey akhirnya meninggalkan taman dengan wajah kesal. Sebab merasa jika Jayden telah merebut atensi Joanna yang seharusnya hanya ditujukan untuk dirinya ketika di rumah. Agak cemburu juga sebenarnya. Namun perasaan itu buru-buru ditepis kasar karena ingat jika Jayden adiknya.
Beberapa bulan kemudian.
Usia kandungan Joanna sudah genap lima bulan. Saat ini, dia akan melakukan pemeriksaan bulanan. Sekaligus USG untuk melihat jenis kelamin si anak.