9/9

1.7K 155 252
                                    

200 comments for next chapter.

Jeffrey memasuki ruang rawat Joanna. Saat ini dia memakai kaos polo putih dan celana coklat. Serta rambut koma yang membuat wajahnya semakin terlihat tampan. Namun hal itu tentu saja tidak berpengaruh apa-apa karana sedetik kemudian, dia langsung mendapat tamparan dari ibunya.

PLAK...

Jeffrey langsung memalingkan wajah. Tamparan keras baru saja didapat dari ibunya. Sangat kencang, hingga membuat Jayden yang sudah berdamai dengan Jessica langsung memisah. Menarik Jeffrey agar menjauh dari ibunya yang tampak murka.

"KURANG AJAR! KE MANA SAJA KAMU, HAH!? ISTRIMU SEKARAT DAN ANAKMU MENINGGAL! BISA-BISANYA KAMU ENAK-ENAKAN DI LA DENGAN SELINGKUHAN! KENAPA? TERKEJUT KALAU MAMA TAHU INI SEMUA? DI SANA KAMU TIDAK KERJA, KAN? KAU HANYA BERSENANG-SENANG DENGAN WANITA ITU, KAN!? LUCAS SUDAH CERITA PADA MAMA! JIKA PERUSAHAAN MEMANG TIDAK ADA KERJASAMA DENGAN ORANG LA!"

Jeffrey tampak panik. Pasalnya, Lucas adalah wakilnya dan dia yang selalu mengurus pekerjaan jika dia pergi. Bersama Jelita ke LA guna mengurus hal lain.

"Aku bisa jelasakan! Aku bisa jelaskan semuanya!"

Jeffrey langsung melepaskan diri dari Jayden. Dia mendekati Joanna yang sejak tadi enggan menatapnya. Namun air matanya sudah membasahi wajah. Seolah dia benar-benar sedih sekarang.

"Sayang, aku bisa jelaskan! Demi Tuhan aku tidak macam-macam! Aku hanya membantu Jelita mengurus kakaknya yang sedang sakit parah! Ingat kecelakaan yang kamu alami pada satu tahun sebelumnya? Dia korbannya. Aku berbohong ketika kamu tanya apakah ada orang lain yang terluka selain kamu dan anak kita."

Jessica yang awalnya ingin kembali mececar Jeffrey, kini langsung undur diri. Bersama Jayden yang sepertinya mulai paham akan apa yang sebenarnya terjadi. Mengingat Jeffrey tidak mungkin setega ini pada istrinya yang sedang hamil. Mengingat si kakak cukup baik dalam memperlakukan dirinya selama ini.

Suara tangis Joanna mulai terdengar. Karena mengingat anak pertamanya yang telah meninggal pasca dirinya kecelakaan. Saat itu dia tidak tahu jika sedang hamil dua bulan.

Karena masih sibuk kerja dan tidak ingat siklus menstruasinya. Jeffrey juga menyembunyikan hal itu ketika dia siuman. Bahwa dia sempat keguguran agar tidak semakin sedih dan merasa berslah.

Namun, lambat laun Joanna tahu ketika mengecek berkas-berkas kesehatannya pasca hamil kedua. Dari sana dia mulai ikut menyembuyikan hal itu juga. Tidak pernah membahasnya karena tidak ingin membuka luka lama.

Toh, mereka sudah sama-sama tahu sekarang. Namun Joanna sempat bertanya pada Jessica di mana calon anaknya dikuburkan. Yaitu di dekat makam mertuanya. Itu juga yang menjadi tempat Joanna sembunyi sebelumnya. Hingga Jeffrey marah-marah padanya karena pulang tengah malam.

"Jelita adalah adik dari korban kecelakan pada satu tahun silam. Dia pejalan kaki yang sempat kamu tabrak dan akhirnya mengalami gegar otak. Awalnya, aku hanya membantu biaya pengobatannya saja. Tapi karena semakin parah, aku akhirnya membawa dia berobat ke LA. Hingga akhirnya dia meninggal kemarin lusa. Aku benar-benar minta maaf karena telah menyembunyikan hal ini sejak lama."

Jeffrey menundukkan kepala. Dia benar-benar merasa bersalah. Sebab telah membuat Joanna salah paham dan menjadi seperti ini akhirnya.

"Aku sudah tahu hal ini dari teman-temanmu yang semalam menjengukku."

Jeffrey mendongkkan kepala. Air matanya sudah menggenang di pelupuk mata. Dia juga ingin meraih tangan Joanna. Namun wanita itu justru menepis kasar tangannya.

"Aku tahu jika kamu telah menyukai Jelita. Perasaanmu padanya bukan hanya perasaan kasihan dan ingin bertanggungjawab saja. Namun lebih dari itu semua. Memberikan pekerjaan yang sama sekali tidak dia kuasai sebelumnya, membelikan barang-barang yang bahkan tidak pernah kau berikan padaku setelah menikah, makan di restoran mewah dan meluangkan waktu untuk bersenang-senang dengannya. Kalian tampak bahagia, serasi juga. Jadi, silahkan pergi saja. Ceraikan aku dan nikahi dia."

THIRD WHEELS [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang