3/3

2K 159 127
                                    


9. 15 AM

Jayden sedang menggambar di gazebo yang ada di belakang rumah. Sedangkan Joanna sedang menonton televisi sembari melamun lama. Sebab dia masih kepikiran dengan insiden sebelum si suami berangkat kerja.

Pesan yang mana? Oh, pesan yang semalam kamu tarik, ya? Memang isinya apa?

Anu, Pak. Semalam saya salah kirim pesan. Maaf, Bu Joanna... jika saya membuat anda salah paham semalam. Tapi serius itu salah kirim sungguhan.

Joanna menarik nafas berat. Lalu beranjak dari sofa. Kemudian menuju dapur dan berniat mengambil camilan. Sebab dia selalu merasa kapar pasca kehamilan. Tidak heran jika berat badannya bertambah dan membuat beberapa pakaian dalamnya tidak muat.

"Mau ke mana? Kalau butuh apa-apa bilang, Jeffrey menitipkan kartu untukmu juga. Sebentar. Ini, pakai untuk beli sesuatu yang kamu butuhkan."

Joanna memberikan kartu warna emas pada Jayden yang diambil dari saku bajunya. Sebab Jayden sudah memakai jaket sekarang. Pertanda jika dia ingin keluar karena mau membenarkan stylus pen yang baru saja rusak.

"Terima kasih. Aku mau membenarkan stylus pen. Tukang service terdekat ada di mana, ya?"

Joanna melihat stylus pen yang baru saja Jayden keluarkan dari saku jaketnya. Sudah usang dan patah. Pertanda jika barang itu sudah dipakai cukup lama.

"Beli baru saja. Mall sebentar lagi buka. Kalau berangkat sekarang pasti pas. Mau kuantar?"

"Apa tidak merepotkan?"

"Tidak, santai saja. Aku juga ingin membeli barang. Kalau begitu aku siap-siap sekarang."

Jayden menatap Joanna yang langsung menaiki tangga. Senyum tipis juga tersungging di bibirnya, karena merasa senang sebab kakak iparnya juga baik padanya. Tidak seperti Jessica.

Mereka tiba di mall satu jam kemudian. Joanna segera menuju tempat membeli dalaman, sedangkan Jayden mendatangi tempat untuk membeli stylus pen.

Setelah mendapat barang incaran masing-masing, mereka makan bersama. Sesekali mereka juga bercerita tentang kehidupan masing-masing sebelum berjumpa.

Dari Joanna yang dulunya hanya karyawan swasta dan akhirnya resign pasca ketahuan hamil setelah dua tahun menikah. Hingga Jayden yang selalu berpindah-pindah tempat tinggal guna mencari insiparsi menggambar.

Hampir semua benua Jayden datangi sendiri. Karena dia memang agak introvert dan suka menyendiri. Tidak seperti Jeffrey yang memiliki banyak teman sejauh ini.

Setalah makan, mereka langsung pulang dan melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda. Joanna menyiram tanaman dan Jayden menggambar. Sebab si asisten rumah tangga sudah pulang lebih cepat karena ada acara keluarga.

11. 10 PM

Jayden yang haus tiba-tiba saja menegang di tempat. Ketika akan menuruni tangga dan menuju dapur guna mengambil air dingin di dalam kulkas. Sebab Jeffrey sedang bertengkar dengan Joanna di ujung tangga.

"Jadi lembur apa lagi kali ini? Teressa melihatmu bersama sekretarismu nongkrong di cafe dari jam enam sampai jam sembilan! Dan kamu baru pulang sekarang? Kalian ke mana saja, hah? Apa setidak betah itu kamu di rumah sampai-sampai enggan pulang lebih cepat!?"

Joanna berkacak pinggang di depan Jeffrey. Sebab dia sedang murka sekali. Marah karena Jeffrey terus saja pulang malam seperti ini. Serta, mendatangi cafe bersama si sekretaris.

"Jangan mulai lagi! Aku lelah sekali! Aku di cafe bersama Jelita karena ada janjian dengan klien di sana. Tapi setelah tiga jam menunggu, orang itu justru minta bertemu di tempat lain. Baru selesai dan aku langsung pulang tanpa mampir-mampir!"

Joanna diam sejenak. Dia menatap Jeffrey yang tampak gelisah. Telinganya memerah dan wajahnya mengeras. Tidak lupa dengan jari telunjuk yang sesekali menggaruk hidung juga.

"Aku tidak mungkin macam-macam. Apalagi ketika kamu sedang mengandung anakku sekarang."

"Jadi kalau aku tidak mengandung, kamu akan selingkuh? Begitu?"

"Bukan seperti itu! Ya Tuhan! Kenapa kamu jadi menyebalkan? Ini pasti karena hasutan Mama! Joanna, aku berbeda dengan Papa! Aku tidak mungkin selingkuh seperti dia! Kamu tenang saja."

Jeffrey langsung memeluk Joanna yang sudah berkaca-kaca. Dia siap meluruhkan air mata. Namun Jeffrey langsung memeluknya. Mengusap punggung dan mengecupi pundaknya.

Jeffrey tampak tersenyum lega. Seperti ada yang sedang ditutup-tutupi sekarang. Jayden yang masih mengintip juga melihat. Agak curiga pada si kakak. Karena dia tampak tidak terlalu peduli pada istrinya. Sampai-sampai tega sering pulang malam padahal tahu istrinya sendirian.

Sudah memiliki istri sebaik itu, kalau sampai selingkuh, benar-benar kufur nikmat sekali kamu!

Batin Jayden sembari memasuki kamar kembali. Manahan haus karena tidak ingin mengganggu mereka saat ini. Sebab dia benar-benar kasihan pada Joanna yang kini baru dikenal dalam satu hari.

Joanna adalah wanita yang penyabar sekali. Soft spoken dan tidak membeda-bedakan orang sama sekali. Dari cara dia memperlakukan asisten rumah tangga yang ada di sini, hingga pada supir taksi yang mengantar mereka belanja hari ini.

Sekedar informasi, sebenarnya di garasi ada mobil lagi. Namun Jayden tidak bisa mengendarai dan Joanna dilarang Jeffrey menyetir lagi. Setelah insiden kecelakaan yang dialami pada satu tahun terakhir.

Mbak, tolong belikan bahan masakan yang ada di list ini, ya?

Wah, tumben banyak sekali, Bu? Mau ada acara apa?

Besok mau buat BBQ. Tolong pilihkan daging yang paling bagus ya, Mbak?

Siap, Bu! Tapi, Bu. Apa ini tidak kebanyakan? Hanya untuk tiga orang saja, kan?

Untuk Mbak dan keluarga di rumah juga. Anggap saja sebagai selamatan karena saudara Jeffrey baru saja datang. Doakan semoga mereka akur terus ya, Mbak? Sebenarnya saya takut sekali mereka bertengkar karena warisan.

Iya, Bu. Semoga Pak Jeffrey dan adiknya juga akur terus sampai akhir hayat. Terima kasih banyak sebelumnya. Akhirnya saya dan anak-anak bisa makan daging mahal.

Jayden tersenyum ketika mengingat perbincangan Joanna dengan si asisten rumah tangga. Dari sana, Jayden tahu kenapa Jeffrey bisa begitu baik padanya. Tentu saja karena pengaruh istrinya. Tidak mungkin karena pengaruh Jessica si ibu tirinya.

Maaf ya, Mbak? Tadi ada penumpang yang menangis dan membuang tisu sembarangan. Saya lupa tidak membersihkan di area bawah.

Tidak apa-apa, Pak. Sekalian saya juga mau membersihkan sepatu saya, tadi kena noda.

Jayden melihat Joanna yang mengusap ujung flat shoesnya menggunakan tisu yang disediakan. Sembari memungut beberapa tisu bekas yang berserakan di bawahnya. Padahal, sepatu dan kakinya bersih tanpa noda. Namun wanita itu justru berkata demikian agar si supir tidak lagi merasa bersalah.

Jeffrey beruntung sekali karena menikahi wanita ini. Aku penasaran, siapa yang paling bucin?

Batin Jayden sembari meraih iPadnya. Membuka aplikasi note karena berniat membuat komik dari cerita mereka. Hanya untuk iseng saja. Tidak ingin dikomersilkan. Takut, dia takut ketahuan dan akhirnya mendapat masalah.

Di tempat lain, Jeffrey baru saja memasuki kamar mandi. Dia langsung membasahi kepala dengan air dingin. Dalam hati dia merasa bersalah karena harus membohongi Joanna lagi. Perihal kegiatannya hingga selalu pulang selarut ini.

Tbc...

THIRD WHEELS [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang