Yang jauh mendekat yang dekat menjauh seakan dipermainkan oleh takdir.
:)
Kenaya pov~
'Idihh ni orang nyebelin juga ya. Ya emang seharusnya kan gue yang pakek kan itu sendal gue, ya kali yang punya sendal gue yang pakek elu dan gue cekeran gak pakek sendal.' dongkolku dalam hati
Dengan segera ku pakek sendal ku dan meninggalkan nya tanpa sepatah kata pun. Yang sebenarnya samar samar kudengar ia mengatakan maaf namun aku yang sudah mulai menjauh males untuk menoleh kebelakang, jadi aku diemin tok.
Hami dan Adelia pun terlihat cekikikan karena menyaksikan drama recehan tadi pun. Segera berlari menyusul ku yang sudah mulai menjauh.
"Kennnn...." teriak Adell sambil berjalan mendekat padaku
Ku berhenti kan langkahku menunggu Adellia dan Hami yang tadi ku tinggal. Karena udah kelewat emosi sama tukang gasap sendal tadi jadi lupa deh nungguin mereka.
"Sorry ya, gue tadi malah jalan duluan."
"Gapapa kali Ken, kalo sendal gue tadi yang digasap pasti juga gue kejar tu orang." kata Hami menenangkan ku yang merasa bersalah
"Udah nasip kali kalo pakek sendal sejuta umat di tempat umum tu rawan digasap." keluhku pada mereka karena bukan hanya sekali dua kali sedal jepit sejuta umatku sering di pakek orang dan enggak kembali, dan berakhir beli sendal lagi. Bisa bisa uang bulanan ku habis cuma buat beli sendal, kan miris. Mana anak kost tu kalo jajan aja cari yang murah tapi banyak biar uangnya hemat. Eh masa uangnya habis cuma buat beli sendal karena sendal ilang.
"Lain kali pake sepatu hak tinggi aja Ken biar gak dipakek orang kalo lo tinggal." kata Adeellia memberi ku saran
"Elah Del boro boro sepatu hak tinggi. Cuma pakek hak yang lima centi aja kaki gue pernah kesleo pas gue buat lari." jawabku yang disusul tawa kami bertiga.
Karena pada dasarnya kami ini walau pun cewe tapi kalo suruh pakai sepatu hak tinggi gak begitu nyaman karena kita itu suka pencilaan diantara kami bertiga Hami lah yang paling kalem, ya walaupun gak kalem kalem banget sih
FYI Adellia itu orangnya tomboi karena dia diantara empat bersaudara cuma dia yang cewe sendiri. Terus kalo Hami, adek nya cowo, temen main masa kecilnya juga kebanyakn cowo. Tapi kalo Hami itu masih ada sisi anggunnya dari pada aku dan Adellia.
Nahh kalo aku sebenernya waktu kecil tu cewe banget apa apa warna pink dari baju tas sendal mainan sampe baju baebie juga pink, waktu kecil juga sebernya aku tu rada centil. Tapi karena sering di olok olok sama kakak cewe ku sama orang orang rumah aku jadi mikir sih, masa iya sih aku centil. Terus lama lama aku jadi gak suka warna pink.
Ditambah mulai kelas dua SD aku udah berani main di luar rumah bahkan ke Dusun sebelah. Dan disana kebanyakan anak cowo, karena cowo itu kalo mainnan kan seru seru dan menantang, gak kaya cewe yang paling gak jauh jauh dari masak masakan jualan sama rumah rumahan. Mulai lah aku ikutan main sama anak cowo, ikut mbolang di kebunnya orang, ke hutan juga pernah , ke sungai buat berenang, sepedaan sampe jauh entah kemana. Dan karena itulah jiwa kecentilan dan keanggunan ku perlahan mulai luntur. Dan jadilah aku yabg sekarang cewe hiperaktif cerewet dan lumayan barbar.
Astaggaa diriku ini...
🌵🌵🌵
Krieeetttt.....
Suara khas dari jendela ketika dibuka ketika menjelang musim hujan. Karena sering terjadi pintu dan jendela akan menjadi seret dibuka ataupun ditutup ketikan menjelang musim hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOTHING SPECIAL 'On Going'
Teen FictionNOTHING SPECIAL Komplek kost yang bernama kost Pelangi atau biasa disebut komplek pelangi, terletak di pinggir pusat kota. Dihuni oleh anak anak rantau mulai dari pelajar, mahasiswa, bahkan para pekerja. Rela jauh dari sanak saudara untuk m...