PART 8

12 2 0
                                    

Takdir ada bukan untuk pasrah
Tapi agar kita berusaha lebih keras untuk mendapatkan takdir yang lebih baik .
:)

01 September

Kenaya pov~

Nampak antrian panjang yang mengular dari gerbang pemisah antara lapangan out door yang luas dengan kawasan gedung sekolah yang menjulang tinggi.


Jadi antrinya dari dalam gedung itu turun dari tangga terus baru ke lapangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi antrinya dari dalam gedung itu turun dari tangga terus baru ke lapangan


"Buka tasnya " kata kakak panitia yang lebih tepatnya memerintah

Dan aku pun membuka tasku kemudian kudengar panitia tersebut bergumam "ngapain juga pakek bawa papan ujian." sarkasnya

"Ini gue ambil kalo mau balik, ambil ke ruang osis." lanjunya setelah mengambil papan ujian dariku

"Iya." jawabku malas malas

Masa iya papan ujian diambil sih, kan bukan benda tajam. Lagi pula juga gk bakal aku pakek nimpuk orang kok. Dengan catatan orangnya gak macem macem sama aku.

"Tiket aksesnya ?" tanya panitia yang disebelahnya kakak tadi

Ku sodorkan pergelangan tangan kanan ku. Terlihat jelas tiket akses tersebut melingkar di pergelangan ku.

"Oke boleh masuk." kata kakak tadi

"Eh Ken barang lo ada yang diambil gak?" tanya Candra setelah kami memasuki area lapangan sambil memindai tempat untuk kami singgahi sambil menunggu performance bintang utama HUT kali ini.

"Ada, papan ujian "

"Masa iya diambil Ken?" tanyanya heran

"Ho oh, mana waktu ngambil mukanya si kakel tengil banget lagi terus ngomong gini ngapain juga pakek bawa papan ujian, ishhh nyebelin banget " kataku sambil menirukan gaya kakel tadi dengan sedikit di lebih lebihkan.

"Yaudah lah Ken, terus mau lo ambil entar?" tanyanya dengan tertawa

"Ogah, males urusan sama osis." kataku sambil menyumpah serapahi kakel tadi

"Udah dehh marah marahnya, mending kita duduk disana nohh " kata Candra sambil menunjuk kumpulan manusia yang sedang di tribun.

Dan saat itu juga kuraih lengan Candra diiringi cengiran yang tercetak di wajahku. Segera ku seretnya menuju salah satu tempat yang teduh disana.

Candra yang melihat perubahan mood ku hanya bisa geleng geleng kepala. Sambil mengekori langkah kaki ku yang bejalan menuju tempat yang tadi di tunjuk Candra.

"Nahh... Sampek, duduk sini Can." kataku setelah mendratkan diriku di tempat tersebut sambil menepuk nepuk tempat disebelah kiriku yang masih kosong.

Dan setelahnya Candra sudah bargabung duduk di samping kiri ku sambil membuka salah satu snack yang ia bawa tadi.

NOTHING SPECIAL 'On Going'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang